Mohon tunggu...
Sitti Fatimah Bandjar
Sitti Fatimah Bandjar Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang wanita sederhana,ibu dar 3 orang anak,nenek dari 2 orang cucu,bekerja dan menghasilkan uang dari rumah.Bukan penulis hanya suka menulis.Pengamat tingkah laku berdasarkan insting.Itulah saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ilmu Kehidupan Tidak Dapat di Sekolah Tapi dari Rumah

18 Oktober 2014   04:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:36 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Begitu banyak orang tua yang menyerahkan pendidikan anak-anak sepenuhnya pada guru dan jika belum puas dengan menambahkan les privat pada anak-anak mereka.Seolah-olah ilmu hanya melulu dari sekolah saja padahal kita sadar bahwa ilmu kehidupan berawal dari rumah.Seperti dulu orang tua saya mendapat ilmu kehidupan dari kakek/nenek saya,mereka menerapkannya pada saya dan saya terapkan pada anak-anak saya dan semoga berkesinambungan hingga keturunan berikutnya.

Apa sih ilmu kehidupan itu..? Disekolah biasanya anak-anak kita diajarkan matapelajaran Matematika,Bahasa Indonesia dan sebagainya tapi pernahkah anak-anak kita diajarkan bagaimana menjalani hidup..?Karena bekal ilmu dari sekolah saja tidak menjamin anak bisa menghadapi kehidupan mereka nanti.Saya ambil contoh kecil yang terjadi dilingkungan keluarga saya.

Salah seorang keluarga suami yang cukup kaya raya,tiba-tiba meninggal dalam usia yang masih muda,meninggalkan 3 orang anak.Si sulung sudah semester 6, yang kedua SMU kls 3 dan si bungsu masih di Sekolah Dasar.Awalnya mereka masih bisa menjalani kehidupan mereka walaupun tanpa kedua orangtuanya,jelang setahun saya melihat kehidupan mereka mulai morat marit.Si Sulung sudah tidak melanjutkan kuliahnya,begitu juga yang kedua terpaksa nganggur setelah lulus SMU, dan yang masih sekolah adalah si bungsu.Mengapa demikian..? Harta berlimpah tidak menjamin jika mereka tidak bisa mengolahnya.Anak-anak mereka tidak pernah diajarkan bagaimana menggunakan uang,bagaimana mendapatkannya.Mereka hanya bisa menghabiskan peninggalan orangtuannya,jika harta itu setinggi gunungpun akan lenyap dalam sekejap.

Akhirnya ketiga anak yang sudah yatim piatu itu saya asuh,dan saya sungguh melihat perbedaan mereka dengan anak-anak saya.Untuk melayani diri sendiri saja tidak bisa,hal-hal kecil seperti merapikan tempat tidur dan melipat baju tak bisa dilakukan dan sungguh membuat saya kewalahan.Sementara anak-anak saya sejak usia 5 thn sudah bisa mandiri,mereka tahu bagaimana bundanya bekerja untuk mendapatkan uang.Saya bekali dengan ketrampilan dan selalu memberikan motivasi sehingga ketika mereka terbentur masalah tidak membuat mereka panik.

Saya sendiri memilih bekerja dirumah tanpa harus meninggalkan anak-anak karena saya ingin mereka benar-benar menjadi anak-anak yang berkualitas.Rejeki tidak hanya berada diluar rumah tapi kita bisa mendapatkan rejeki dimana saja.Selama 30thn saya mendapatkan rejeki saya hanya dari dalam rumah,sambil memperhatikan pertumbuhan anak-anak.Dari situ juga anak-anak semakin terbuka pola pikirnya,bahkan mereka bangga dan mengidolakan bundanya.Sementara anak-anak yang lain mengidolakan artis hehehe..

Suatu saat anak sulung saya mengikuti tes CPNS thn 2008,ketika itu dia dikasih tau jika mau diterima jadi PNS dia harus menyediakan uang pelicin 30jt.Dengan serentak ditolak dan sampai dirumah dia ceritakan tentang penolakannya.Katanya.;'' Ma,jika mama ingin mengeluarkan uang segitu untuk pelicin masuk PNS,mending uang itu dikasih untuk modal usahaku aja.''..Saya hanya tersenyum bangga karena dia tau bahwa saya tidak akan pernah mau mengeluarkan uang untuk mendapatkan sesuatu dengan cara yang tidak benar.

Saya juga yakin bahwa anak saya bisa jadi pebisnis seperti saya walaupun gelar sarjananya sangat tidak sesuai dengan bidang yang akan digeluti.Dan saya memberikan uang itu untuk modal bisnisnya. Akhirnya dengan berbekal uang 30jt dia memulai usahanya di thn 2009,tahun pertama tidak banyak kemajuan dan saya selalu mensuportnya,memotivasi dan membangkitkan semangatnya jika dia sedang terpuruk.Di tahun kedua,mulai kelihatan hasilnya,sedikit demi sedikit bisnisnya mengalami peningkatan.Diusia muda dia sudah bisa jadi pengusaha walaupun masih pengusaha kecil tapi dibandingkan dengan teman-temannya yang sekarang jadi pegawai dengan gaji yang didapatkan sebulan sekali dan hidupnya diatur-atur bos,bahkan ada yang masih menunggu dan menunggu pekerjaan yang pas dengan ilmu yang mereka dapat.

Hidup tetap berlanjut,waktu tidak akan pernah menunggu jadi jangan pernah menyia-nyiakan waktu,itu yang selalu saya tanamkan untuk anak-anak.Mereka tumbuh menjadi anak-anak yang mandiri,kreatif dan tidak pernah menyusahkan orangtua.Nilai ulangan di sekolah,angka di ijazah tidak sepenuhmya menjamin kehidupan anak-anak kita akan menjadi baik jika sebagai orangtua kita tidak bisa membekali anak-anak dengan ilmu kehidupan.Lalu apa ilmu kehidupan itu..???

Hidup kita ada yang mengatur jadi jangan pernah lupa berdoa dan bersyukur kepada Sang Pencipta.Berlaku baik karena kebaikan juga yang akan kita terima.Jika pintu yang satu tertutup yakinlah masih banyak pintu yang lain akan terbuka.Bersedekahlah,karena dengan bersedekah jalan kita dipermudah,tidak ada orang yang bangkrut karena bersedekah.Dan yang paling mereka ingat adalah ketika ada yang membully,mereka bilang itu ''vitamin gratis'' menjiplak kata-kata saya saat mereka masih kecil dan pulang dalam keadaan menangis ketika diejek teman-temannya.Jadilah bola bekel yang semakin dibanting mentalnya makin tinggi.

Selalu dan tanpa henti ilmu kehidupan itu saya ajarkan,Alhamdulillah mereka tumbuh dan tidak pernah menyusahkan.Bahkan sejak dini mereka tahu bagaimana mendapatkan uang jika menginginkan sesuatu tanpa harus meminta pada orangtuanya.Bagaimana dulu saya walaupun terlahir dari keluarga mampu tapi sudah membuat puisi dan mendapat honor.Ketika masih SD setiap ada tugas mengarang maka saya kebanjiran job,karena dibayar teman-teman yang tidak tahu mengarang untuk mengerjakan tugas mereka.Terimakasih untuk Almarhum ibu dan bapak yang sudah mengajarkan ilmu kehidupan untuk saya,terimakasih untuk Almarhum kakek dan nenek yang sudah mengajarkan ilmu kehidupan untuk orangtua saya.Semoga anak-anak saya juga akan berterimakasih dan selalu mendoakan saya.

Ketika mereka masih kecil dan ditanya,apa cita-citanya?ketiga anak saya selalu menjawab,''Ingin seperti mama''..Bangganya menjadi idola anak-anak,semoga mereka juga nanti memiliki anak-anak yang membanggakan orangtuanya.Amiinn..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun