Mohon tunggu...
Sitti Fatimah Bandjar
Sitti Fatimah Bandjar Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang wanita sederhana,ibu dar 3 orang anak,nenek dari 2 orang cucu,bekerja dan menghasilkan uang dari rumah.Bukan penulis hanya suka menulis.Pengamat tingkah laku berdasarkan insting.Itulah saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gayatri,tentang Kecerdasan dan Kematiannya

28 Oktober 2014   13:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:28 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Innalillahi Wainaillahirojiun,kepergian Nona cantik dan cerdas dari Ambon Gayatri Wailissa sungguh mengejutkan.Serasa baru sebulan yang lalu Alm Gayatri muncul di acara Kick Andi dan membuat saya terpesona dengan kecerdasannya.

Gayatri bukan satu-satunya perempuan cerdas yang ada di Ambon dan meninggal dalam usia muda bahkan tanpa ada riwayat penyakit apa-apa.Karena menurut keterangan orangtuanya  kondisi putri mereka baik-baik saja dan tidak pernah mengeluh sakit apa-apa.Tapi sebaliknya..

Menurut perkataan dokter yang menanganinya ''Alm Gayatri yang meninggal sehabis melakukan olahraga adalah akibat dari penyakit aunerisma yang dideritanya. Pada kondisi tertentu, naiknya tensi darah ini juga diikuti dengan kondisi lain atau munculnya penyakit lainnya seperti aneurisma atau pelebaran pembuluh darah akibat lemahnya pembuluh darah atau penyakit jantung."Olahraga itu dapat meningkatkan tensi darah sehingga dapat membentuk sakular atau fusiform (sel otot melebar di tengah dan meruncing pada kedua ujungnya),"itu kata dokternya.Wallahualam..Kita serahkan semuanya pada Allah walau kadang ada perasaan tidak percaya dihati ini karena saya pernah memiliki orang-orang seperti Gayatri yang juga pergi mendadak tanpa ada jawaban yang pasti atas kepergiannya.

Sebagai seorang yang berasal dari Ambon dan pernah mengenyam pendidikan disana,saya tahu betul bagaimana lingkungan pendidikan disana.Tidak mengenal kata usia atau pun hambatan jika kita berbicara masalah pendidikan di Ambon.Ibu saya hingga akhir hayatnya masih kuliah saat menutup usia 44th dan bukan kuliah hanya sebatas kuliah seperti UT(Universitas Terbuka) tapi benar-benar kuliah seperti mahasiswa-mahasiswa yang lain,ayah saya juga begitu,dan saya sendiri sejak masih berumur 5thn sudah mengikuti berbagai lomba mulai melukis,menari,karate,ketika usia saya 11 thn mulai lomba,pidato dlm bahasa inggris,cipta lagu dan puisi,menulis dsb dsb..

Saya tidak sedang berceritera tentang prestasi saya tapi saya ingin berceritera tentang bagaimana teman-teman saya yang memiliki kecerdasan luarbiasa dan harus meninggal dalam usia muda.Untungnya saya tidak cerdas seperti mereka he he he..(sudah almarhumah)

Ambon walaupun berada di Indonesia paling Timur tapi banyak orang-orang yang bertalenta disana.Hanya karena terhambat sarana dan prasarana yang membuat mereka tidak bisa berkembang bebas.Tapi Alhamdulillah jika Gayatri bisa membuka mata banyak orang bahwa di Ambon masih ada anak cerdas dan saya yakin masih ada Gayatri-Gayatri yang lainnya juga .

Sewaktu saya masih SMP.saya punya seorang teman yang juga seperti Gayatri,kerjanya cuma baca,baca dan baca.Kemampuan otaknya diatas semua siswa dikelas begitu juga diluar lingkungan sekolah.Dia benar-benar anak yang jenius tapi ketika selesai ujian SMP,teman saya itu stres dan depresi akhirnya gila.

Ketika SMU kelas 1 saya juga punya kakak kelas yang jenius tapi tanpa sebab dia mengalami kejang,kram otak,masuk rumah sakit akhirnya meninggal setelah 2 hari dirawat di rumah sakit.Saya juga punya tetangga pemuda tampan dan jenius yang meninggal dalam usia muda dan menurut diagnosa dokter leukimia,yang anehnya adalah mereka masuk rumah sakit tanpa ada sebab-sebabnya terlebih dulu.Tiba-tiba pingsan langsung koma dan akhirnya titik,selesai begitu saja tanpa ada perlawanan dan rata-rata hanya 2 hari dirawat di rumah sakit..

Entah apa yang terjadi dengan orang-orang yang memiliki kepintaran diatas yang pintar biasa-biasa saja.Apakah otak merasa dipaksakan atau mengapa?tapi 2 orang teman saya dan kemudian Gayatri memiliki nasib yang sama.Apakah ini faktor ''kebetulan?''.

Saya ingat masa-masa sekolah saya dulu di Ambon,dimana persaingan untuk selalu ingin menjadi nomer satu.Seperti Gayatri kita tidak hanya melahap isi buku dari sekolah tapi semua yang ada ingin dipelajari dan untuk bisa mempelajari semuaya kita harus pintar di sekolah,hingga diijinkan mengikuti ekstra kurikuler.Semua anak berlomba untuk jadi yang terbaik.Sekolah menjadi hal yang sangat menyenangkan apalagi waktu jaman saya sekolah di Ambon kebanyakan guru-gurunya dari Belanda,Jerman dan Portugis.

Almarhumah Gayatri adalah sosok wanita jaman sekarang yang saya yakin masih banyak wanita-wanita seperti dia di Ambon.Hanya sedikit kisah yang saya tahu tentang orang-orang jenius di daerah kelahiran saya yang meninggal mendadak dan masih muda.Mungkin masih ada Gayatri-Gayatri yang lain diluar sana yang butuh penanganan serius sehingga kita tidak kehilangan anak-anak bangsa yang berpotensi dan luarbiasa.Mungkin  setiap orang jenius harus diperiksa kesehatannya,terutama otaknya?

Gayatri bukan satu-satunya orang jenius yang meninggal mendadak dalam usia muda.Apakah tidak sebaiknya pemerintah yang didaerahnya memiliki orang-orang seperti Gayatri harus menjadi perhatian terutama dalam hal kesehatan..??Mengingat mereka yang memiliki otak-otak jenius kadang terlahir dari keluarga sederhana.Mungkin mereka harus dipantau terus kesehatannya walaupun terlihat sehat jasmani tapi apakah secara psykis otak mereka juga sehat??beda halnya dengan atlit yang secara fisik mereka dijaga karena keliatan,otak juga harus dijaga dan diperiksa kesehatannya.

Kematian Gayatri tidak ada hubungan dengan kecerdasannya,itu kata dokter tapi apakah semua yang dialami teman-teman saya faktor kebetulan saja??Apapun itu kita hanya bisa ikhlas jika Allah sudah berkehendak..

Semoga Almarhumah Gayatri mendapat tempat yang layak di sisiNya Amiiinnn..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun