Sudah beberapa kali surat dari kejaksaan kami terima yang ditujukan kepada ponakan kami untuk menghadiri kasus Perdata atas Almarhum ayahnya.Isi suratnya demikian.
Telah memanggil kepada : Eka Dharmayanti dkk
Alamat :...
Sebagai : Tergugat 1
Yang dimaksud dkk disini adalah Eka beserta adik-adiknya yang juga masih sangat kecil dan harus dihadirkan di persidangan atas kasus ayahnya yang sudah meninggal 5 thn yang lalu.Kenapa kasus ini baru muncul ke permukaan setelan 5 thn lamanya.Ayahnya yang bekerja sebagai Kepala Kantor Pertanahan dan menerbitkan sertifikat tanah dan akhirnya menjadi sengketa hukum.Sementara sengketa ini terjadi antara kakak beradik yang masing-masing merasa lebih berhak atas harta warisan orangtua mereka.Ayahnya adalah petugas yang membuat sertifikat tersebut.
Apa peran Kantor Pertanahan..?apakah membiarkan saja sementara Kejaksaan menggugat anak-anak yang sudah yatim piatu?dan berada dalam asuhan saya.Mereka sama sekali tidak mengerti apa masalahnya,tapi harus dihadirkan sebagai tergugat.Apa yang harus mereka jawab..??
Tak bosan-bosannya mereka dari Kejaksaan datng ke rumah dan memberi surat panggilan sehingga Eka dan adik-adiknya ketakutan.Akhirnya saya juga harus berbohong dan mengatakan jika mereka tidak ada di rumah.Apa yang mereka cari dari anak-anak ini?kronologi kejadiannya pun mereka tidak tahu kok bisa dihadirkan sebagai tergugat menggantikan ayahnya..
Jika kejadian ini menyangkut instansi terkait apakah tidak ada pembelaan dari kantor?mengapa kantor juga lepas tangan?Seandainya ayahnya salah dan menjadi tergugat,apakah anak-anaknya dihadirkan untuk menggantikan ayahnya..?Saya sungguh tidak mengerti kasus hukum di negara ini.?Bagaimana mungkin anak-anak akan menjalani hukuman menggantikan ayahnya yang sudah meninggal?Atau jika mereka tidak dikurung dan harus di denda darimana mereka mendapatkan uang untuk bayar denda?Untuk kehidupan mereka sendiri saja masih dalam tanggungan saya.
Rasa ketidakpuasan ini hanya dapat saya lampiaskan dengan menyepelekan panggilan dari Kejaksaan.Setiap kali surat panggilan itu diantar Jaksa,saya terima saja tapi ketika mereka ingin bertemu dengan anak-anak selalu saya katakan tidak ada.Saya ingin tahu apa yang dapat mereka lakukan terhadap saya yang melindungi anak-anak yang sudah yatim piatu ini.
Entah sudah berapa lembar surat panggilan yang saya terima dan saya letakkan begitu saja setelah saya baca,saya juga tidak tahu dan tidak mau tahu apa yang terjadi di persidangan.Persidangan dunia yang hanya dipenuhi orang-orang licik dan culas.
Sudah setahun saya tidak terima lagi surat-surat dari Kejaksaan,tak ada lagi Jaksa yang mondar mandir ke rumah.Mereka seperti hilang ditelan bumi.Bagaimana perkara selanjutnya?Entahlah..?
Apa yang mereka inginkan dari anak-anak ini?Apa yang Jaksa inginkan dari mereka?lalu kenapa kasus ini menguap begitu saja ?
Semoga Jaksa bukan hanya mencari kesalahan orang dan menyepelekan nilai-nilai kemanusiaan.Mencari kredit poin diatas penderitaan orang yang tidak bersalah itu sungguh ''Terlalu'' kata Rhoma Irama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H