Mohon tunggu...
Sitti Fatimah Bandjar
Sitti Fatimah Bandjar Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang wanita sederhana,ibu dar 3 orang anak,nenek dari 2 orang cucu,bekerja dan menghasilkan uang dari rumah.Bukan penulis hanya suka menulis.Pengamat tingkah laku berdasarkan insting.Itulah saya.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pak Jokowi dan Saya Vs PNS

6 Desember 2014   00:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:57 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14177755491236361447

Pasti banyak yang bertanya-tanya,apa hubungan saya dengan Bpk Jokowi?Keluarganya kah?Tim suksesnya kah?atau kenalan lama?Yang jelas saya kenal banget Bpk Jokowi karena beliau adalah Presiden kita tapi Pak Jokowi sendiri nggak kenal saya kok he he he..

Saya gerah melihat dan mendengar Beliau dihujat dimana-mana terutama oleh kalangan PNS,karena beliau menaikkan harga BBM sehingga kalangan pegawai negri sipil merasa terjepit,menggulirkan kebijakan penghentian sementara (moratorium) rekrutmen CPNS  mulai 2015 nanti. Tidak tanggung-tanggung, moratorium ini diberlakukan selama lima tahun.Selama masa jabatan beliau.

Bahkan ada yang tadinya mengelu-elukan Beliau meralat ucapan katanya '' salah pilih pimpinan".Memangnya apa yang diharapkan setelah beliau terpilih nanti..??Jangan terlaul berharap  kemajuan Negara ini kepada pemimpinnya.Rubahlah dulu diri kita,cara pandang kita,sikap kita tanpa menggantungkan nasib kita pada pemimpin kita.

Saya bukan siapa-siapanya Pak Jokowi,ketika PILPRES kemaren juga saya milih beliau pake hati nurani nggak ada yang suruh ataupun di bayar.Saya tidak pernah mengharapkan apa-apa dari kepemimpinan beliau nanti karena nasib saya bukan beliau yang tentukan,nasib saya ya saya sendiri yang tentukan mau maju atau mundur..??

Orang pasti ngomong kalo saya bisa berkata seperti karena saya tidak merasakan penderitaan rakyat miskin,Hmm...selalu mengatasnamakan rakyat miskin,mahasiswa demo atas nama rakyat padahal rakyat nggak suruh mereka demo malahan bikin kerusakan dan korban dimana-mana.

Kalau ditelusuri nasib saya mungkin lebih miris dibandingkan masyarakat miskin yang masih diberi bantuan oleh pemerintah,oleh tetangga dan keluarga.Tapi saya tidak pernah menyatakan diri saya miskin dan meminta bantuan apalgi mendaftarkan diri sebagai orang yang tidak mampu.

Karena keliatannya saya tidak seperti orang miskin,tapi beban hidup saya cukup besar.Saya tidak pernah menggantungkan hidup kepada siapa-siapa.Saya berjuang sendiri untuk kehidupan keluarga saya dan anak-anak juga suami saya.

Saya tidak benci PNS,karena suami saya juga seorang PNS.Berbakti selama 33 thn dan menjabat sebagai Kepala Kantor 17 tahun lamanya.Diakhir masa pensiunnya yang tinggal 2 tahun lagi malah difitnah.Di tuduh korupsi padahal kalau koruptor itu banyak uang dan nggak punya hutang.

Saya tahu berapa sih gaji PNS..??sehingga saya tidak pernah diam berpangku tangan saja,malahan andil saya lebih besar dari suami.Jika pengen beli sesuatu yang harganya mahal itu bagian saya karena kalo ke suami pasti cuma bisa dicicil,saya paham betul dengan keuangannya.Kehidupan kami 75% adalah dari saya yang hanya berwirausaha.Kehidupan kami yang mapan adalah hasil kerja keras saya,dan itu menimbulkan iri dan dengki.Maka mulailah terjadi fitnah disana sini.

Apa yang suami saya dapat dari pengabdiannya selama 33 tahun menjadi PNS..?Dipenjara,diberhentikan dengan tidak hormat,tidak dikasih pensiun bahkan TASPEN pun tidak dapat.Gajinya dipotong selama 33 tahun dan hialng begitu sajaKasusnya abu-abu,dibilang korupsi ,mana bukti dari hasil korupsinya?berapa nilainya?tidak ada samasekali.Semuanya serba dibuat-buat tapi kami menerimanya dengan lapang dada,pasrah karena hukum yang sebenar-benarnya hanyalah hukum Allah dan saya serahkan semuanya pada Allah..

Sungguh tidak punya rasa kemanusiaan,pimpinan dimana suami saya bekerja.Terpikirkah olehnya bahwa banyak yang dikorbankan,saya harus membayar hutang2 suami saya di Bank,karena kami pernah melakukan pinjaman saat mengawinkan anak laki-laki kami,dan membeli tempat usaha.Tiap bulan saya harus bekerja keras untuk dapat membayar pinjaman Bank,membiayai kuliah anak2,dan semua kebutuhan keluarga kami.

Setiap saat mau menjenguk suami di rutan saya harus ngeluarin ongkos untuk transport pulang pergi Rp,100.000,-belum termasuk belanja kebutuhannya.Paling sedikit Rp,250.000,- dan itu saya hanya bisa mengunjunginya 2x dalam seminggu,8x dalam sebulan x 250.000,-=2 juta rupiah.Bayar pinjaman Bank 15jt/bln dll..dll..yang kalo di total-total bisa 25jt/bulan.Mengingat daerah ditempat saya tinggal adalah paling ujung Timur Indonesia yang semuanya serba mahal..

Apakah saya teriak dan protes ketika BBM naik..??Itu artinya saya harus bekerja lebih giat lagi.Saya seorang Ibu yang sudah berusia 50 tahun,tidak punya siapa-siapa yang bisa membantu kehidupan saya,yang harus bekerja sendiri tapi toh masih saja teman-teman PNS saya yang punya gaji,punya suami tapi minjem duitnya ke saya dan saya selalu membantu mereka karena saya melihat kehidupan saya masih lebih baik dari mereka..

Mengapa..??Karena PNS itu hanya kerja dan menunggu gaji mereka,sementara saya bekerja sesuka hati saya dan mau seberapa banyak yang ingin saya hasilkan.Semua tergantung pekerjaan saya,dan harusnya semua orang menumbuhkan jiwa wirausaha dalam diri mereka.Sehingga tidak perlu mengeluh ketika BBM naik,dan penerimaan CPNS di tiadakan selama 5 thn kedepan.

Bangsa yang maju adalah bangsa yang lebih banyak pengusahanya dibandingkan PNS nya,jika kita mau berpikir positif menyikapi semua keputusan yang dilakukan Pak Jokowi bahwa dengan keputusan ini sebenarnya membuka mindset kita untuk tidak hanya menuju kesatu pekerjaan saja yaitu menjadi PNS.

Pekerjaan apapun bisa kita lakukan tidak hanya terpaku pada ilmu atau gelar yang kita miliki,ada kok teman saya yang sarjana tekhnik mesin tapi sekarang punya Resto dan jadi ownernya.Apapun yang menjadi keputusan Pak Jokowi saya yakin ada alasannya.Mengapa harus menyesal dan bilang salah memilih Presiden..??Saya yakin apapun yang beliau lakukan untuk kemajuan Bangsa ini.

Jika saya bisa menghadapi tantangan hidup yang berat ini sendiri,saya yakin semua orang pasti bisa tinggal bagaimana mereka menyikapinya.Intinya jangan su'udzon karena akan menimbulkan penyakit hati.

Sebagian orang melihat batu didepan sebagai penghalang tapi sebagian lagi menjadikannya sebagai pijakan,jika semua orang memikirkan suksesnya masing-masing tanpa harus bergantung pada pemerintah maka saya yakin Bangsa kita akan menjadi Bangsa yang maju.

SALAM..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun