Sama halnya kepada para investor restoran, dan hotel di seluruh provinsi Indonesia, berharap bisa berpatisifasi dalam memanusiakan manusia, untuk membangun rasa damai, dan mensejahterakan daerahnya masing-masing, membantu dalam pemerintahannya, di dalam masyarakatnya dalam mengatasi pengaruh dari pandemi Covid-19 saat ini.
Hadirnya program komunikasi, edukasi serta informasi untuk masyarakat, memperbaiki pusat krisis perekonomiannya karena Covid-19 terhadap sektor pariwisata, serta adanya bantuan dari Kemenparekraf yang menyiapkan dana  hibah untuk membantu mereka.
Kita semua berharap semoga segara diberikan solusi yang terbaik, serta flekibel untuk bisa dijalani pada masa New Normal saat ini, untuk mengatasi penurunan pariwisata bagi seluruh dunia, karena beradasarkan data Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), jumlah kunjungan wisata dunia menurun 44% dibanding tahun lalu.
Sektor pariwisata berperan penting, sebagai pertumbuhan perekonomian negara yang memberikan kontribusi 10%, terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan devisa terbesar kedua setelah Ekspor Kelapa Sawit, maka pada bulan Agustus 2020, perlahan sektor pariwisata dalam negri mulai dibuka kembali, ide tersebut datang dari seorang Pakar Kreatif Strategi Pariwisata, Taufan Rahmadi, yang mengusulkan kepada pemerintah untuk membangun New Normal Destination, beliau sedang mempersiapkan strategi untuk memulihkan sektor pariwisata Indonesia di tengah pandemi, namun hal tersebut memang perlu adanya kebijakan-kebijakan, serta mampu menjangkau para pelaku industri pariwisata secara merata, dan tepat sasaran, partisipasi masyarakat juga penting dalam mendorong persetujuan New Normal Destination ini.
Yang Harus Diperhatikan
Sebenarnya sektor pariwisata, tidak hanya mencakup soal liburan tetapi juga banyak kepentingan-kepentingan lainnya seuai kebutuhan para wisatawan seperti bekerja, sekolah, dan lain sebagainya, tentu keadaan pandemi saat ini sangat menghambat pada perekonomian, sosial, politik, semua aktifitas penting, apalagi hangout bersama teman, tidak ada celah sedikitpun, saatnya mengutamakan kepentingan bersama untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, setelah di berlakukannya New Normal, hal tersebut sebagai peluang kecil untuk di manfaatkan sebaik mungkin agar tetap bisa melakukan aktifitas utama, artinya kita bisa beraktifitas di luar dengan menerapkan protokol yang telah ditetapkan. Seperti menggunakan masker, jaga jarak, dan selalu mencuci tangan.
Tentu pada Agustus 2020, setelah di setujuinya New Normal Destination, hal tersebut memiliki panduan UNWTO karena negara-negara lainpun menggantungkan pendapatanya melalui sektor pariwisat, maka permaalahan ini harus terus mengembangkan visa pariwisata (Sustainable Tourism), meskipun terdapat tantangan seperti saat ini.
UNWTO mendifinisikan pariwisata akibat pandemi saat ini, serta memperhitungkan dampak bagi ekonomi, sosial dan lingkungan untuk masa yang akan datang, untuk bisa memenuhi kebutuhan wisatawan, industri, masyarakat dan lingkungan, maka hal tersebut menjadi peluang kecil di keadaan saat ini, dari situlah mulai dibukanya sedikit-demi sedikit, sekrtor pariwisata, serta penerbangan dengan menggunakan aturan protokol ketat, seperti  jaga jarak, harus memiliki surat Rapid dan Sweb Test, selalu menggunakan masker, adanya pengurangan muatan, adanya sekat untuk memutus matarantai penyebaran virus Covid-19  dengan menghindari kontak langsung.
Mendorong Destinasi Wisata
Yang akan menjadi opsi sasaran dari New Normal Destination adalah pedesaan. Karena ketika wisatawan lokal bosan dirumah saja, mereka bisa melepas penat dengan jalan-jalan di pedasaan, ditemani pemandangan nan asri, sejuk, serta damai, jauh dari kebisingan, dan tekanan selama di berlakukannya Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB), Dengan hal ini kita bisa memajukan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM).