Tasikmayala, Pesona objek wisata menarik Pemandian air panas Citiis, Desa Padakembang, kecamatan Padakembang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawabarat, Indonesia. yang telah di resmikan oleh Aang, selaku kepala desa Padakembang, sejak 23 Desember 2018. Dan telah diakui pesonanya oleh Wonderful Indonesia, hal tersebut menjadi janji akan keindahan alam serta budayanya.
Endang 53 tahun, Ketua pengurus. “Pemandian air panas tersebut bersumber dari Objekwisata Gunung Galunggung yang berstatus aktif, tepatnya Cipanas Galunggung, mengalir melewati pipa paralon ke kolam yang telah dibangun sejak 2012 oleh Dokter Hj.Supratman, dan di kelola oleh warga sejak 2014 dimana sekarang telah menjadi objekwisata yang terbilang baru, semenjak diresmikan dan informasi mulai tersebar, Mulai terjadi peningkatan pengunjung pada setiap harinya, apalagi pada saat hari libur mereka yang datang hanya untuk merelaksasi dengan berendam di kolam air panas ditambah pemandangan alam disekelilingnya dapat memanjakan mata, serta menambah ketenangan kepada masing-masing pengunjung, apalagi untuk di keadaan Newnormal saat ini, bisa menjadi opsi New Normal destination yang aman untuk berlibur sejenak melepas penat dari semenjak di berlakukannya psbb." “Menjelaskan.
Saat berada pada jalan tersebut pengunjung terus mengarahkan kendaraannya pada jalur tersebut, jalan besar beraspal menjadi kemudahan untuk bisa sampai ke lokasi. Tepat pada Masjid Al-Irsyad di tepi jalan menjadi patokan pengunjung untuk belok dan masuk kedalam pedasaan, dengan memasuki medan baru yang terbilang lumayan dan masi layak untuk di lewati, pengunjung hanya terus mengikuti jalan tersebut, sampai menemukan Pintu masuk “Selamat Datang Di Objek wisata Citiis.” Tarif yang di keluarkan sebesar 12.000 rb rupiah/Motor, dan anda sudah bisa menikmati Pemandian objek wisata Citiis.
Selain lokasi utama yang sudah di resmikan pada 2018 ada spot lainya dari Pemandian air panas, pengunjung bisa menuju ke aliran sungai, dan curug Citiis, namun pengelola di lokasi tersebut milik Hj.Supratman yang dikelola oleh warga sejak 2014, lokasi tersbut berada di atas 1km dari lokasi utama. Untuk sampai ke lokasi tersebut kurang lebih 8 menit menggunakan sepeda motor menuju lahan parkir di lokasi kedua, yang terdapat kolam air panas pertama di sampingnya. Karena untuk sampai ke lokasi berikutnya Akses yang di dapat semakin sempit tidak dapat dilalui oleh kendaraan besar seperti mobil, dan roda empat lainya.
Belum sampai disitu, setelah pengunjung memarkirkan kendaraanya dan membayar parkir sebesar 5.000 rb rupiah, pengunjung bisa mendatangi aliran sungai serta curug Citiis dengan berjalan kaki sekitar kurang lebih 10 menit, dan sejauh mata memandang pengunjung dimanjakan oleh pemandangan yang megah dengan gunung-gunung di sekelilingnya,selokan jernih di sampingnya, aliran sungai di bawahnya, tumbuhan yang rimbun dengan bunga-bunga bermekaran serta terdapat spesies liar lainya seperti monyet, kerbau, serangga, ikan-ikan air tawar, dan angsa yang berenang di atasnya yang akan menemani anda selama menepuh dan berada di lokasi tersebut.
Namun dibalik ke indahannya terdapat sejarah di dalamnya.
Ateng 50 tahun, pengurus dan warga asli desa pada kembang, mengatakan dulu tempat ini pernah menjadi persembunyian seorang tokoh ulama pada masa penjajahan dan menajadi tempat bersemedi dirinya hingga sisah hidupnya ia habiskan di tempat ini, mungkin karena tempat ini memang tenang dan indah, sehingga beliau merasa damai disini, prasasti berupa tulisan pada batu menjadi saksi peninggalannya, letaknya berada di atas gunung yang tidak jauh dari curug citiis. “Ungkapnya.
Jurnalis (Zr/Ky)