"Mengapa Leadership berperan penting dalam menjalankan suatu usaha?''
1 ) Definisi Leadership
Kepemimpinan merupakan suatu proses yang mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan-kegiatan yang dilakukan orang-orang dalam suatu kelompok. Pemimpin memiliki kemampuan untuk dapat mempengaruhi orang-orang disekitarnya, menggerakkan mereka, mengarahkan mereka agar dapat sejalan dengan aspirasi dan keinginan dari pemimpin. Pemimpin memiliki ciri khas yang membedakan dari yang lainnya. Menurut Mulyono (2018) Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka searah dengan kemauan dan aspirasi pemimpin. Padahal semestinya pemimpin merupakan sosok yang menjadi teladan panutan bagi yang dipimpinnya.
Menurut Kartono (2010) dalam Mulyono (2018), pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Sehingga dapat memunculkan beberapa tipe kepemimpinan. Misalnya tipe-tipe kharismatik, paternalistik, militeristik, otokratis, laissez faire, populis, administratif dan demokratis.
- Tipe Kharismatik memiliki kemampuan dalam menarik orang karena pemimpin tipe ini memiliki ciri khas dalam berbicara yang mampu menghidupkan semangat pada diri seseorang. Pemimpin dengan tipe ini sangat visionaris karena mereka pada umumnya sangat menyukai tantangan dan adanya perubahan. Mereka tidak menganggap bahwa sebuh perubahan adalah mala petaka dan beban baru yang akan dipikul, melainkan suatu peluang dan gerbang baru untuk mencapai tujuan. Namun, karena kecakapan dalam bicara dan menarik banyak orang, pemimpin tipe ini dikatakan sering secara langsung tidak konsisten karena apa yang diucapkan tidak sejalan dengan yang dilakukan.
- Tipe Paternalistik
Tipe kepemimpinan ini sering disebut tipe kepemimpinan yang memiliki aura kebapakan. Tipe ini menggerakkan orang-orang sekitarnya seperti seorang bapak yang menggerakkan anak-anaknya sehingga tipe ini cenderung sangat menjaga dan melindungi bawahannya sehingga dalam berbagai kesempatan pemimpin tipe ini tidak memberikan kesempatan yang cukup bagi bawahannya untuk mengambil keputusan. Tipe kepemimpinan ini memberikan kelebihan dalam interaksi dan rasa nyaman karena seperti diarahkan oleh orang terdekat.
- Tipe Militeristik
Pemimpin dengan tipe ini biasanya memiliki kedisiplinan yang tinggi dan senang untuk berlaku formalitas. Dengan kedisiplinan yang tinggi, pemimpin ini juga menuntut bawahannya untuk memiliki kedisiplinan yang tinggi. Pemimpin ini cenderung keras, tidak menyukai kritikan dan menyukai acara-acara formalitas seperti upacara simbolis. Kelebihan dari pemimpin tipe adalah mampu mengarahkan karyawannya untuk dapat fokus dalam mencapai tujuannya serta memastikan pekerjaan masih didalam rute yang sesuai dan telah ditetapkan sebelumnya.
- Tipe Otokratis
Pemimpin Tipe ini cenderung menganggap kepentingan karyawan tidak begitu penting sehingga membebankan tanggung jawab pada bawahannya. Terkadang, pemimpin tipe ini memperlakukan bawahannya hanya sebagai alat untuk mencapai tujuannya. Pemimpin tipe ini terkadang menggerakkan bawahannya dengan menggunakan pemaksaan yang sifatnya mengancam, sehingga sebagai karyawan untuk menghadapi tipe kepemimpinan ini harus memiliki kesabaran dan berupaya untuk menyelesaikan pekerjaan secara detail dan meminimalisir kemungkinan adanya kesalahan.
- Tipe laissez faire
Pemimpin dengan tipe ini adalah sosok pemimpin yang memberikan kebebasan bagi karyawannya dalam hal membuat keputusan penting maupun kebebasan dalam pekerjaannya. Pemimpin tipe ini menganggap bahwa setiap karyawannya dapat mebuat keputusan yang tepat sehingga karyawan merasakan tidak adanya tekanan ataupun pembatasan dari pemimpinnya. Hal ini sangat berbeda jauh dengan tipe kepemimpinan otokratis yang cenderung menggerakkan bawahannya dengan pemaksaan. Namun pemimpin tipe ini biasanya tidak ikut terlibat banyak dalam penentuan tugas-tugas karyawan dan cenderung terlihat tidak perduli dengan karyawannya. Mereka membiarkan karyawannya untuk mengatur, dan mengambil keputusan yang dianggap relevan dan hanya terlibat dalam penentuan kebijaksanaan dan tujuan umum.
- Tipe Populis
Pemimpin tipe ini memiliki kepercayaan teguh pada nilai-nilai masyarakat yang bersifat tradisional. Tipe kepemimpinan ini sangat menghidupkan sikap nasionalisme.
- Tipe Administratif /eksekutif
Tipe kepemimpinan ini memiliki kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya administrasi. Tipe kepemimpinan ini dapat menciptakan system administrasi menjadi lebih efisien dan efektif sesuai yang diharapkan oleh suatu organisasi. Tipe ini diharapkan dapat membawa suatu organisasi menuju suatu tahapan perkembangan yang signifikan secara teknis baik berkaitan dengan teknologi, industri, dan perkembangan sosial  di masyarakat
- Tipe Demokratis.
Tipe kepimpinan ini mampu mengarahkan bawahannya untuk dapat bekerja dengan baik secara tim. Pemimpin tipe ini bersifat sangat terbuka akan kritikan dan menerima segala saran yang diberikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pemimpin ini cenderung mendahulukan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi. Biasanya pemimpin tipe ini mendukung adanya inovasi dan kreatifitas dari bawahannya sehingga bawahan dapat mengembangkan kualitasnya secara baik dibawah kepemimpinan demokratis.
2) Fungsi Leadership
Menurut Reza (2010) dalam Lano (2015) Pemimpin memiliki 5 fungsi pokok secara operasional antara lain:
- Fungsi instruktif, Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
- Fungsi konsultatif, Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
- Fungsi partisipasi, Dalam menjalankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing.
- Fungsi delegasi, Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuai atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan seseorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggung jawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.
- Fungsi pengendalian, Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus berusaha mampu mengatur aktifitas anggota-angotanya secara dengan terarah dalam mengkoordinasi yang efektif, sehingga dapat memungkinkan tercapainya tujuan itu bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan
3) Peran leadership dalam menjalankan bisnis usaha Basreng BANAGIH
Dalam menjalankan bisnis Basreng BANAGIH ini, BANAGIH memahami bahwa peranan pemimpin bersifat sangat penting. Dimana pemimpin akan mengarahkan bagaimana strategi dan pelaksaan keberlanjutan usaha dari bisnis ini. Tipe kepemimpinan yang cocok untuk diterapkan dalam bisnis ini adalag tipe kepemimpinan demokratis. Dimana pemimpin tetap perlu mendapatkan berbagai saran dan masukan dari tim untuk perbaikan. BANAGIH memahami bahwa setiap orang yang terlibat dalam bisnis ini adalah sebuah satu kesatuan tim yang solid. BANAGIH juga sangat terbuka dengan adanya inovasi dan kreatifitas dalam bisnis. Hal ini sejalan dengan misi yang telah ditetapkan dari BANAGIH bahwa dalam jangka waktu kedepannya, BANAGIH akan melakukan inovasi dari segi variasi rasa sehingga dapat memperluas jaringan konsumennya.
Bagian III : Porter's Five Generic Strategies
"Bagaimana peran Analisis Porter Five Generic Strategies dalam bisnis BANAGIH?"
Porter's Five Generic Strategies adalah sebuah analisis model yang dikenalkan oleh Michael Porter dengan tujuan mendeskripsikan kerangka analisis pengembangan strategi kompetitif bisnis dengan lima kekuatan. Porter's Five Generic Startegies dapat digunakan untuk melakukan identifikasi struktur dari bisnis serupa sehingga suatu bisnis dapat meningkatkan keunggulannya secara komperatif. Menurut Rahma & Pradhanawati (2018) dalam Hintoro & Wijaya (2021) dengan memanfaatkan lima model kekuatan atau Porter's Five Forces sebagai dasar, disini perusahaan dapat memahami tindakan-tindakan yang diperlukan, seperti implementasi, proses lainnya, dan teknik yang dapat memberikan kontribusi dengan menciptakan nilai nilai dalam berkompetisi bagi setiap perusahaan atau organisasi. Terdapat Lima Kekuatan yang dapat menentukan tingkat persaingan dan menggambarkan daya Tarik pasar dalam suatu bisnis. Kelima kekuatan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
- Ancaman Pendatang baru (Threats of new entrants)
Pada kekuatan ini, menjelaskan mengenai presentasi kesulitan dan kemudahan bagi suatu bisnis untuk dapat masuk kedalam lingkup industri bisnis tersebut. Semakin banyak hambatan yang dialami dengan profit yang kecil, akan semakin sedikit jumlah competitor yang masuk kedalam bisnis tersebut. Hal tersebut bersifat kebalikan dimana semakin sedikit hambatannya dengan profit yang besar, maka akan semakin banyak competitor dalam bisnis tersebut. Menurut Fiorenita & Dwianika (2021) dalam Hintoro & Wijaya (2021) menjelaskan bahwa tingkat ancaman pendatang baru diukur berdasarkan kemampuan pendatang baru untuk masuk dan berkompetisi dengan perusahaan lain yang sejenis.
Bisnis BANAGIH adalah bisnis makanan ringan yang saat ini sedang sangat popular diberbagai kalangan usia. Hal ini juga mendorong semakin banyaknya pendatang baru yang masuk dalam bisnis ini. Selain modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar, hambatan dalam memulai bisnis ini tidak termasuk sulit karena bahan-bahan yang dibutuhkan mudah untuk didapatkan dan telah familiar bagi banyak orang untuk menkonsumsinya. Oleh sebab itu, BANAGIH adalah salah satu bisnis yang mudah untuk dimasuki oleh pendatang baru, sehingga peran dari adanya inovasi dan kreatifitas sangat penting untuk dapat tetap menarik konsumen. Namun tetap digaris bawahi bahwa dalam proses inovasi tersebut tidak menurunkan kualitas dari produk.
- Daya Tawar Pemasok (Bargaining power of suppliers)
Daya Tawar Pemasok sangat pengaruh pada keuntungan yang akan didapatkan oleh suatu bisnis. Menurut Pamungkas (2016) dalam Hintoro & Wijaya (2021) menjelaskan bahwa Daya tawar pemasok yang kuat memungkinkan pemasok untuk menjual bahan baku pada harga yang tinggi ataupun menjual bahan baku yang berkualitas rendah kepada pembelinya. Ketergantungan suatu bisnis pada pamasok akan menimbulkan sebuah ancaman bagi bisnis tersebut. Semakin kuat daya tawar pemasok, semakin besar kemungkinan bahwa bahan baku dijual lebih tinggi sehingga hal ini berpengaruh pada keuntungan yang didapatkan karena adanya perubahan biaya pada bahan baku.
Untuk menghindari situasi tersebut, bisnis BANAGIH memiliki beberapa rekanan supplier terkait pemasok bahan baku. Sehingga tidak hanya bergantung pada satu rekanan saja. Pada situasi tertentu, BANAGIH dalam memilih dan menentukan alternatif dengan mencari bahan yang berkualitas sama dengan harga yang lebih rendah. Sehingga dengan strategi tersebut tidak akan mempengaruhi profit yang akan didapatkan oleh BANAGIH.
- Daya Tawar Pembeli ( Bargaining power of buyers ) Â
Pada kekuatan ini berkaitan dengan semakin tinggi daya tawar pembeli untuk menuntut harga yang lebih rendah atau menuntut kualitas produk yang lebih tinggi maka akan semakin rendah profit keuntungan atau laba yang didapatkan dalam bisnis tersebut. Menurut Aprillia (2020) dalam Hintoro & Wijaya (2021) Kekuatan ini menilai daya tawar atau kekuatan penawaran dari pembeli/konsumen, semakin tinggi daya tawar pembeli dalam menuntut harga yang lebih rendah ataupun kualitas produk yang lebih tinggi, semakin rendah profit atau laba yang akan didapatkan oleh perusahaan.
- Ancaman Produk Pengganti (Threat of substitutes)
Pada poin ini menjelaskan terkait adanya ancaman yang muncul bagi suatu bisnis apabila memiliki banyaknya produk pengganti di pasaran. Menurut Widayani (2018) Hintoro & Wijaya (2021) Hambatan atau ancaman ini terjadi apabila pembeli/konsumen berhadapan dengan produk pengganti yang lebih murah atau produk pengganti yang memiliki kualitas lebih baik dengan biaya pengalihan yang rendah. Konsumen akan memiliki kecenderungan memilih produk yang harganya lebih rendah dengan kualitas yang lebih baik atau sama baiknya. Hal ini menyebabkan pengaruh pula pada profit perusahaan.
Dalam menjalankan bisnis BANAGIH, sesuai dengan misi dari BANAGIH untuk terus memperhatikan kualitas, BANAGIH akan tetap berupaya menjaga kepercayaan konsumen melalui rasa yang konsisten dan kualitas yang terjaga. Untuk menghadapi adanya ancaman produk pengganti, BANAGIH mensiasati dengan menawarkan berbagai promo dan potongan harga yang menarik.
- Persaingan dengan Kompetitor Sejenis (Rivalry among existing competitors)
Menurut Limantoro & Mustamu (2018) dalam Hintoro & Wijaya (2021) dalam model ini, persaingan dengan kompetitor sejenis inilah yang menjadi faktor utama dalam persaingan bisnis. Persaingan bisnis yang kian ketat terjadi jika banyaknya perusahaan pesaing yang merebutkan pangsa pasar yang sejenis. Segala aspek diperlukan untuk mengoptimalkan posisi seperti halnya dengan taktik persaingan harga, promosi, dan peningkatan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan.
Bagian IV : Analisis 5P (Product, Price, Promotion, Place, and People)
"Bagaimana Analisis 5P (Product, Price, Promotion, Place, and People) diterapkan pada bisnis BANAGIH?"Â