Mohon tunggu...
Zyadah Khairoh
Zyadah Khairoh Mohon Tunggu... lainnya -

Mahasiswi Fakultas Dakwah jurusan Bimbingan Konseling Islam di IAI Ibrahimy, Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Situbondo Jawa timur.\r\nwww.ziyadatul-khairoh.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerita dari Bawah Laut: Belajar Tentang Kebijaksanaan Hidup dari Film "Finding Nemo"

13 Agustus 2013   03:50 Diperbarui: 4 April 2017   17:53 2386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Nonton Televisi Bersama Adik-Adik

Di beberapa kondisi, saya sering menggunakan jiwa "anak kecil" saya untuk menjalin komunikasi dengan adik-adik saya. Semisal saat nonton televisi, saya selalu berusaha setia menemani mereka menonton film kartun atau animasi yang menjadi favorit mereka semisal Doraemon, Spongebob Squarepants, Larva Toons, Toy Story, sampai Finding Nemo. Tak jarang kami berdiskusi kecil di tengah-tengah keasyikan kami menonton, mulai dari menanggapi pesan yang hendak disampaikan film yang kami tonton sampai menertawakan adegan-adegan lucu yang tampak di layar kaca televisi kami. Menyenangkan!

Dan kemaren malam saat di salah satu stasiun televisi menayangkan ulang sebuah film animasi, untuk kesekian kalinya saya terperangah oleh penggalan cerita kehidupan seekor ikan clownfish mungil yang disuguhkan film animasi "Finding Nemo" kepada saya. Mungkin lebih sepuluh kali saya menontonnya di televisi dengan perasaan senang, berharap tidak melewati sedikitpun cerita di film itu, dengan tanpa rasa bosan, bahkan saya selalu berdecak kagum atas setiap detail cerita dan gambar animasinya.

Finding Nemo

Finding Nemo adalah salah satu dari film animasi yang dirilis oleh Walt Disney Pictures yang ratingnya cukup tinggi dan paling sering ditayangkan ulang di stasiun-stasiun televisi swasta sejak film unik ini pertama kali diluncurkan bulan maret 2003 (terlambat saya menefleksikannya). Film berlatar laut di Australia ini berhasil masuk box office (menandingi rating film The Lord of the Rings: The Return of the King) dan meraih beberapa penghargaan bergengsi karena di samping animasinya yang sangat baik, film ini juga syarat akan pesan moral yang berharga.

Dikisahkan dalam film ini seekor ikan Clownfish bernama Nemo tertangkap seorang penyelam akibat ia menyelinap jauh dari ayahnya (Marlin) menuju sebuah perahu setelah ia "dipermalukan" oleh ayahnya  di depan teman-teman sekolahnya karena siripnya yang pendek pasca musibah yang menimpa keluarganya beberapa waktu silam.

Seorang penyelam yang telah menangkap Nemo adalah seorang dokter gigi di Sidney Harbour. Ia menempatkan Nemo di sebuah akuarium yang di dalamnya berisi sekawanan ikan yang rupanya juga senasib dengan Nemo: ditangkap dari laut untuk dijadikan ikan hias! Rencananya, Nemo akan dijadikan hadiah untuk keponakan si dokter gigi yang mereka ketahui pernah membunuh ikan yang sebelumnya juga dihadiahkan kepadanya. Mengetahui akan hal itu, sekawanan ikan itu lalu mencari cara bagaimana Nemo dapat kabur dari "rencana jahat" si dokter... Dan endingnya, akhirnya Nemo dapat bersama kembali dengan Ayahnya yang  ternyata selama ini mencarinya sekuat tenaga dibantu oleh seekor ikan Blue Tang bernama Dory. Dan berkat pertemuan sekawanan ikan itu dengan Nemo, akhirnya mereka juga bisa kabur, kembali ke habitat asalnya, di laut yang luas.

Cukup Padat akan Pesan Moral

Sungguh film ini, menurut saya, mengandung beragam pesan moral yang sangat baik. Dari awal  film ini mengingatkan kita bahwa jauh di belahan bumi lain manapun dimana ada makhluk Allah disitu juga ada kehidupan yang tak kalah indah dan beragam yang sulit untuk dibahasakan oleh keterbatasan akal dan indera manusia, yang haknya harus dijaga oleh kita  manusia, sebagai Khalifah di muka bumi. Ini juga sangat membuktikan bahwa Allah sungguh telah Menjaga (Alhaafidh), Menjamin rezeki setiap makhluknya (Arrazzaaq), dan bahwa setiap makhluk selalu dalam pengawasan Allah.

Nemo yang merasa dipermalukan Ayahnya, sebenarnya sang Ayah tidak berniat demikian. Ia hanya memberitahu temannya bahwa Nemo tidak bisa berenang cepat karena siripnya pendek, khawatir teman-temannya akan meningalkan Nemo. Tetapi Nemo yang merasa tersinggung malah berburuk sangka kepada Ayahnya yang sangat menyayanginya. Ini pesan untuk kita, bahwa orangtua selalu menghendaki yang terbaik untuk anaknya, dan kita sebagai anak, harus berbakti kepada mereka.

Kita juga belajar tentang perjuangan yang harus dilalui demi tercapainya keinginan dan harapan, kendati rintangan yang menghalangi kita sangat besar dan menyadarkan kita bahwa orangtua kita sejatinya selalu berjuang demi kebaikan hidup kita, melalui perjuangan Marlin dan Dory yang hampir disantap ikan hiu di tengah perjalanan ketika hendak mencari Nemo.

Selain itu kita juga dinasehati agar bahu-membahu, saling tolong menolong dalam kebaikan tanpa mempedulikan jenis kelamin, suku, ras, dan budaya, ketika ikan-ikan lain dan burung-burung pelikan yang menunjuki arah pencarian Nemo yang hampir tuntas dilakukan Marlin dan Dory.

Lalu tentang loyalitas dalam persahabatan yang sekalipun singkat, sebagaimana yang telah digambarkan oleh ikan-ikan di akuarium si dokter dalam upaya menyelamatkan Nemo dari ancaman bahaya yang mengintainya, ini pun menggambarkan kepada kita, bahwa "barang siapa yang membebaskan seseorang dari kesusahan maka Allah juga akan membebaskannya dari kesusahan hidup yang menimpanya", buktinya, ikan-ikan di akuarium itu juga akhirnya bebas dari kungkungan si doter gigi.

Subhanallah...

Di dalam Alquran ada firman Allah yang menjelaskan bahwa seluruh jagat semesta telah Allah tundukkan kepada manusia:

"Dia (Allah) menciptakan untuk kamu apa yang ada di bumi seluruhnya." (QS Al-Baqarah [2]: 29)

"Dan Dia (Allah) yang telah menundukkan untuk kamu segala yang ada di langit dan di bumi semua bersumber dari-Nya" (QS Al-Jatsiyah [45]: 13).

Namun perlu diingat, bahwa kita juga diperintahkan oleh Allah agar menghindari perbuatan berlebih-lebihan dalam memanfaatkan anugerah alam raya, seperti pada firman Allah:

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS Al A'raf [7]: 31)

Ada satu pesan yang juga tidak kalah pentingnya, yaitu agar kita tidak menjadi manusia yang egois dan serakah, menangkap--mengeksploitasi--fauna laut hanya untuk kepentingan pribadi yang tidak jelas manfaatnya, bahkan menganiaya mereka yang sebenarnya adalah saudara kandung kita! Ya, seluruh fauna--danf lora--di dalam laut, di darat dan di udara adalah saudara kandung kita, yang harus kita lindungi, harus kita sayangi sebagaimana kita menyayangi diri kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun