Mohon tunggu...
fiimazayaki
fiimazayaki Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas airlangga

mahasiswa aktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wacana Pendidikan Nasional dalam Dinamika Kebudayaan Lokal dan Nasional

22 Agustus 2024   09:37 Diperbarui: 22 Agustus 2024   09:52 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wacana pendidikan nasional sering kali dibicarakan dalam konteks modernisasi dan globalisasi. Namun, penting untuk mengingat bahwa pendidikan tidak dapat dilepaskan dari dinamika kebudayaan lokal yang ada di masyarakat. Pendidikan nasional yang ideal adalah yang mampu mengakomodasi dan mengintegrasikan nilai-nilai kebudayaan lokal dalam kurikulumnya. Ini penting agar pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai sarana pengetahuan, tetapi juga sebagai alat untuk mempertahankan identitas budaya dan kearifan lokal.

Dalam praktiknya, seringkali terjadi ketegangan antara standar pendidikan nasional dan kebutuhan lokal. Misalnya, kurikulum nasional yang seragam terkadang tidak mempertimbangkan keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Padahal, setiap daerah memiliki kekayaan budaya yang unik dan seharusnya diakomodasi dalam sistem pendidikan. Pengabaian terhadap budaya lokal dalam pendidikan dapat menyebabkan alienasi budaya di kalangan generasi muda, yang pada akhirnya dapat mengikis identitas lokal.

Namun, di sisi lain, terlalu menekankan kebudayaan lokal dalam pendidikan juga berisiko mempersempit wawasan peserta didik terhadap dunia luar. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan antara pendidikan yang berbasis nilai-nilai lokal dan pendidikan yang menyiapkan generasi muda untuk bersaing di tingkat nasional dan internasional.

Pendidikan nasional harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menghargai dan memelihara kebudayaan lokal tanpa mengabaikan pentingnya pengetahuan global. Dengan demikian, peserta didik dapat tumbuh menjadi individu yang berakar pada budayanya sendiri, tetapi juga terbuka terhadap perkembangan global.

Masyarakat dan pemerintah perlu bekerja sama untuk mengembangkan kurikulum yang inklusif, yang mampu merangkul keberagaman budaya lokal sambil tetap mempertahankan standar pendidikan nasional yang tinggi. Dengan cara ini, pendidikan dapat menjadi sarana untuk memperkuat identitas nasional sekaligus memperkaya kebudayaan lokal.

Melalui pendekatan ini, pendidikan nasional tidak hanya berfungsi sebagai penggerak kemajuan, tetapi juga sebagai penjaga warisan budaya yang berharga bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun