Mohon tunggu...
Zurri maulana fahmi
Zurri maulana fahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Merupakan mahasiswa program studi manajemen, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketika Hacker Membuat Nasabah BSI Menghelus Dada Serta Segudang Pelajaran Berharga Didalamnya

17 Mei 2023   16:30 Diperbarui: 17 Mei 2023   16:35 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam kasus ini Bank Syariah Indonesia (BSI) perlu memahami hal yang dapat dilakukan dengan menggunakan kerangka kerja dari W. Timothy Coombs, yang menguraikan tiga fase utama dalam manajemen krisis:

1.Fase pra-krisis perusahaan harus mampu mengenali potensi resiko dan membuat rencana yang mampu menangani situasi krisis, dalam kasus BSI ini memiliki kelemahan dalam keamanan siber mereka sehingga yang menjadi celah bagi peratasan akan tetapi, BSI telah menunjukan komitmennya dalam memperkuat untuk mempertkuat system keamanannya dengan mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk teknologi dan keamanan informasi.

2.Fase krisis terjadi hal yang sangat penting adalah komunikasi yang transparan merupakan hal yang penting pada kasus ini, BSI mengkonfirmasi kasus ini dengan memberikan penjelasan tentang Langkah-langkah yang sedang di ambil untuk mengatasinya, termasuk dengan melakukan audit forensik digital, meskipun begitu, ada beberapa nasabah yang merasa layanan perbankan BSI belum sepenuhnya pulih. hal ini merupakan sinyal penting tentang pentingnya komunikasi secara transparan yang berkelanjutan dengan nasabah selama proses pemulihan tersebut.

3.Pasca Krisis merupakan hal yang melibatkan evaluasi tindakan yang di ambil selama krisis dan juga membuat perubahan yang di perlukan untuk mencegah krisis serupa dimasa yang akan datang.

Pelajaran berharga bagi nasabah

Masyarakat khususnya nasabah BSI perlu belajar dari kasus yang di alami BSI, berikut upaya upaya yang bisa di lakukan nasabah dalam rangka melakukan tindakan pengamanan:

1. Nasabah lebih menyadari dengan pentingnya pembagian dana yang akan di simpan dalam bank. Jadi tidak hanya menyimpan dana disatu bank saja, tapi beberapa bank agar menghindari terjadinya kesulitan dalam bertransaksi.

2. Nasabah bisa mengganti semua kredensial M-banding,interner banking dan juga PIN ATM

3. Nasabah bisa memastikan bahwa dana yang disimpan di bank sudah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan.

Demikian merupakan fakta-fakta terkait tragedi kejahatan siber yang dialami oleh Bank Syariah Indonesia. Dari kejadian ini juga dapat menjadi pelajaran untuk seluruh pihak untuk lebih berhati-hati dengan kejahatan siber yang semakin canggih untuk mengamankan seluruh data pribadi kita maupun hal berharga lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun