Mohon tunggu...
Zuraini Basyar
Zuraini Basyar Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

menulis untuk berbagi info dan pengalaman.\r\n\r\nmenulis juga di zurainibasyar.wordpress.com.\r\n\r\ntwitter: @zuraini_basyar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Adik YN, Dimanakah Kamu? (sepenggal kisah gadis kenshusei)

26 Desember 2012   03:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:02 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di penghujung musim dingin bertahun-tahun yang lalu, pertama kali saya mengenal dirinya. Sebut saja namanya YN. Ia seorang gadismuda yang merantau jauh meninggalkan kampungnya demi perbaikan nasib keluarga. Wajahnya manis, namun menyiratkan karakter yang kuat. Tubuh YN cukup tinggi untuk ukuran orang Indonesia.

Asal muasal perkenalan saya dengan YN dimulai dengan permintaan dari professor pembimbing (Sensei) kepada saya agar membantu temannya yang pengusaha untuk menjadi penerjemah bagi para pekerja magang (kenshusei) dari Indonesia. Para kenshusei ini baru saja datang di kota saya, sebuah kota kecil di Jepang Selatan. Saya mengiyakan tawaran Sensei. Di samping honor yang ditawarkan memang lumayan besar untuk ukuran kantong mahasiswa, saya juga ingin bertemu dengan orang-orang Indonesia. Maklum, saat itu sayalah satu-satunya mahasiswi Indonesia yang ada di kampus pusat. Seorang mahasiwa Indonesia lainnya ada di kampus cabang yang letaknya cukup jauh dari kampus pusat. Kami hanya sesekali bertemu pada acara-acara tertentu.

Kembali pada pertemuan dengan kenshusei. Pihak perusahaan menyelenggarakan acara pengenalan tata cara kehidupan masyarakat Jepang kepada para kenshusei. Pada kesempatan itu, saya diminta menerjemahkan maksud pembicara Jepang ke dalam bahasa Indonesia, dan sebaliknya bila ada pertanyaan dari kenshusei maka saya terjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Hal-hal mendasar sepertitata cara membuang sampah hingga peraturan berlalu lintas dijelaskan dalam pertemuan ini.

YN adalah salah seorang kenshusei. Tapi saya bertemu YN bukan pada pertemuan pengenalan tata cara kehidupan yang saya ceritakan di atas. Pengusaha teman Sensei yang sudah mengenal saya merekomendasikan saya untuk menjadi penerjemah kepada temannya yang ternyata adalah bos dari YN. Saat itu, YN dan seorang temannya RT yang juga dari Indonesia akan menghadapi ujian tertulis dan ujian praktek dalam rangka perpanjangan kontrak kerja. Masa kerja kenshusei biasanya 3 tahun. Saya diminta membantu menerjemahkan bila ada hal-hal yang kurang dimengerti oleh YN dan RT.

Dari sinilah saya mengenal YN.YN dan RT bekerja di perusahaan perkebunan bunga di kota tetangga, kota S. Mereka bekerja mulai dari menyemai benih, menanam, merawat hingga memanen bunga. Mereka tinggal di sebuah rumah yang disediakan perusahaan. Setiap bulan mereka menerima gaji 70 ribu yen (sekitar 7 juta rupiah).

Saya sangat senang bertemu YN dan RT. Saya tidak hanya bisa ngobrol dalam bahasa Indonesia tapi juga bahasa Minang. Karena YN dan RT berasal dari Sumatera Barat sama seperti saya. Mereka memanggil saya kakak. Wah, saya jadi punya dua adik perempuan di Jepang. Saya mengagumi ketangguhan mereka yang berani bekerja begitu jauh meninggalkan orang tua dan saudara di kampung. Mereka adalah tulang punggung keluarga. Mereka berharap hasil jerih payah mereka dapat memperbaiki perekonomian keluarga.

Selesai membantu YN dan RT melewati ujiannya, yang berhasil dengan baik, saya sering menjalin kontak dengan mereka lewat telepon atau sms. Bahkan pada suatu hari libur, RT pernah menginap di apartemen saya. RT bilang bosnya mengizinkan ia menginap karena sudah mengenal saya.

Biasanya kami bercerita seputar kampung halaman, pekerjaan mereka dan suasana kerjanya. Kesan yang saya tangkap, mereka senang dapat bekerja di Jepang. Mereka memang harus bekerja keras dengan kedisiplinan yang tinggi. Hubungan mereka dengan pemilik perusahaan cukup baik. Kedekatan hubungan itu tergambar dari cara mereka memanggil otosan (bapak) buat si pemilik. Yang pernah mereka keluhkan adalah cuaca pada musim dingin yang membuat kulit mereka mengelupas perih.

Begitulah pertemanan kami berjalan selama beberapa bulan. Tiba-tiba, pada suatu siang saya menerima telepon dari RT. Ia mengatakan bahwa YN melarikan diri. Saya sangat terkejut. Kenapa YN melarikan diri? Bagaimana caranya ia pergi? Dengan siapa ia pergi? Kemana ia pergi? Dan banyak lagi pertanyaan yang berkecamuk dalam diri saya.

RT cerita bahwa sehabis maghrib YN pamit keluar. Mau beli kue, katanya. Namun ditunggu hingga larut malam, YN tidak kembali. RT tidak menyangka YN akan pergi karena YN tidak membawa apa-apa. Pakaian dan perlengkapan lainnya ditinggal di rumah. RT melaporkan hal ini kepada otosan keesokan harinya.

Saya mengkhawatirkan YN. Setahu saya, paspor kenshusei disimpan oleh perusahaan, jadi YN pergi tanpa membawa paspor. Saya coba meneleponnya tapi tidak berhasil, sepertinya ponselnya sudah tidak aktif. Saya berharap YN baik-baik saja. Sebelumnya memang pernah terjadi beberapa orang kenshusei pergi begitu saja. Di antara alasan kepergian mereka adalah karena sudah mau habis masa kontrak yang tidak dapat diperpanjang lagi. Padahal mereka masih ingin bekerja di Jepang, sehingga ada yang memilih pergi diam-diam untuk bekerja di perusahaan lain. Mungkin juga gaji yang ditawarkan lebih tinggi. Biasanya memang ada yang menawarkan pekerjaan kepada mereka, dan mungkin juga “mengatur” kepergian mereka. Bila kenshusei memutuskan untuk kabur, maka jadilah ia pekerja illegal. Hidup sebagai pekerja illegal tentunya tidak tenang. Bertemu polisi di jalan jadi ketakutan. Mereka sewaktu-waktu bisa dideportasi bila tertangkap.

Cukup lama saya tidak tahu kabar YN sesudah kepergiannya. Suatu hari ada nomor yang tidak dikenal menelepon saya. Ternyata YN. Ia sudah tinggal di kota lain dan bekerja di suatu perusahaan. YN tidak mau menyebutkan secara jelas dimana ia tinggal dan nama perusahaan tempat ia bekerja. Ia hanya tertawa lirih saat saya menanyakan penyebab kepergiannya.Saya memakluminya, YN tentu berusaha menutupi keberadaannya. Saya sudah cukup senang mengetahui YN dalam keadaan baik-baik saja.

Namun, hal yang membuat saya mengelus dada adalah peristiwa yang terjadi pasca kaburnya YN. Setelah YN pergi, perusahaaan-perusahaan Jepang yang tergabung dalam satu kelompok di kota S mengultimatum bahwa bila ada kenshusei Indonesia yang kabur lagi, maka seluruh kenshusei lainnya akan dipulangkan ke Indonesia. Dan hal ini terjadi. Seorang kenshusei dari Indonesia kembali melarikan diri. Akibatnya, semua kenshusei yang masih ada dipulangkan ke Indonesia termasuk RT.

Pada hari kepulangan ke Indonesia, dari ruang tunggu bandara RT sempat menelepon saya. Suaranya bercampur tangis mohon pamit. Saya tertegun, nyaris tidak lagi dapat berkata-kata. Kasihan ia, masa kontraknya belum usai, ia sedang mengumpulkan uang untuk keluarganya, buat pengobatan adiknya yang sedang sakit. Sementara di Indonesia ia belum tahu mau bekerja apa. Saya hanya dapat berpesan agar ia selalu berhati-hati, dan berdo’a semoga Allah selalu melindungi dan memberkahi. Saya juga ingatkan agar jangan sungkan untuk mengontak saya bila diperlukan.

Akan halnya YN, selepas kepulangan RT, saya masih sempat kontak dengannya beberapa kali. Tetapi setelah saya kembali ke Indonesia selesai studi, saya tidak pernah mendengar kabarnya lagi. Dimanakah kamu YN? Apakah masih di Jepang atau sudah kembali ke Indonesia? Saya harap kamu baik-baik saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun