Sungguh, saya ingin menghindari menjadi golput pada Pilpres mendatang. Jika saya memilih nanti, saya ingin pilihan saya benar-benar tepat. Karenanya, sudah beberapa waktu ini saya rajin mencari informasi tentang para calon presiden (capres), termasuk tokoh alternatif. Khusus figur alternatif, saya mencari informasi tentang pemimpin-pemimpin yang kinerjanya sudah terbukti dalam membangun negeri. Mumpung bursa capres masih terbuka lebar, barangkali mereka dapat diberi kesempatan menjadi capres.
Di antara tokoh yang saya cari informasinya adalah Professor Nurdin Abdullah, Bupati Bantaeng. Bupati Nurdin memimpin Bantaeng sejak tahun 2008. Nama beliau termasuk 19 tokoh yang ditantang oleh Komunike Bangsa Peduli Indonesia (KBPI) untuk menjadi capres alternatif. Di antara nama-nama lainnya adalah Jusuf Kalla, Tri Rismaharini, Ridwan Kamil, dan Sri Mulyani.
Dimanakah Bantaeng itu? Mungkin pembaca masih ada yang bertanya-tanya. Buat saya sendiri, nama kabupaten ini dulu cuma terdengar sayup-sayup. Saya tahu Bantaeng terletak di Sulawesi Selatan. Tapi tepatnya dimana, saya baru tahu kalau posisinya di sebelah selatan Makassar, berjarak 120 km. Saya juga baru tahu, Bantaeng di zaman Belanda ternyata menjadi pusat pemerintahan. Setelah itu Bantaeng tidak terurus dengan baik, bahkan kabupaten ini akhirnya dikategorikan sebagai daerah tertinggal.
Di bawah kepemimpinan Nurdin periode pertama (2008-2013), Bantaeng menjadi daerah dengan pembangunan pesat. Pada 2008, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,4 persen, pada 2010 naik menjadi 7,9 persen, dan di tahun 2012, mencapai 8,9 persen. Pendapatan perkapita naik dari 5,5 juta rupiah pada tahun 2008 menjadi 14,13 juta rupiah pada tahun 2012.
Angka pengangguran menurun drastis dari 12,09 persen di 2008 menjadi 3,75 persen di 2012. Begitu pula angka kemiskinan pada periode yang sama, turun dari 12,12 persen menjadi 5,89 persen. Angka kematian ibu melahirkan di Bantaeng juga berhasil dihapus, dimana sebelum kepemimpinannya angkanya adalah sebanyak 12 ibu per tahun.
Apa saja yang dilakukan Bupati Nurdin hingga Bantaeng menjadi begitu cemerlang? Ini beberapa hal yang sempat saya catat:
Di bawah kepemimpinannya dijalankan program pertanian berbasis desa. Dikucurkannya dana melalui dinas koperasi untuk memberikan kredit tanpa bunga kepada para petani. Dibentuknya badan usaha milik desa untuk menyerap produksi petani dan membantu berbagai keperluan petani. Dilakukannya transfer teknologi dengan mendatangkan ahli-ahli di bidang pertanian dari Jepang. Sejumlah wilayah berlahan kritis berubah menjadi subur dengan menerapkan pola pertanian organik. Diubahnya pola pikir petani agar tidak bergantung pada pestisida dan pupuk kimia.
Infrastruktur diperbaiki agar hasil produk petani dapat dipasarkan. Jalan-jalan diperbaiki, Cekdam (kawasan resapan air sekaligus objek wisata memancing) juga dibangun. Infrastruktur jalan dibangun hingga mencapai daerah daerah penghasil komoditas pertanian di dataran tinggi. Bupati Nurdin memang menaruh perhatian besar pada sektor pertanian yang menyumbang lebih dari 50 persen terhadap PDRB.
Untuk mewujudkan tekad menjadikan Bantaeng sebagai kabupaten berbasis buah dan benih, Pemkab Bantaeng mengembangkan agrowisata. Kawasan agrowisata berada di wilayah Kecamatan Uluere, sekitar 34 km dari Kota Bantaeng. Di sana terdapat perkebunan stroberi, apel, kopi, area hutan lindung, air terjun, dan wisata outbond. Kawasan ini menambah daftar objek wisata di Bantaeng, yang memang dikaruniai panorama alam yang indah.
Di bidang kesehatan, menurut saya ada pelayanan yang paling keren: Brigade Siaga Bencana (BSB) yang siap melayani masyarakat, khusus untuk kasus darurat, utamanya untuk masyarakat di pedesaan yang jauh dari pusat layanan kesehatan. BSB yang dibentuk sejak tahun 2009, menyiapkan layanan jemput bola dan siaga 24 jam. Bila ada kondisi darurat tinggal telpon 113, tim BSB akan segera datang ke lokasi maksimal dalam waktu 10 menit. Karena jarang terjadi bencana, BSB lebih banyak menangani kondisi sakit yang darurat. Pertolongan medis  diberikan di rumah warga atau di dalam ambulan. Pasien akan dibawa ke rumah sakit, bila harus ditangani lebih lanjut. Sejumlah warga yang pernah dilayani BSB mengaku puas akan layanan yang diberikan dan mereka tidak membayar sepeser pun.
Banyak lagi perubahan besar yang dilakukan Nurdin. Sebutlah reklamasi Pantai Seruni, penataan Pantai Lamalaka, kemunculan sejumlah industri, dan lain-lain. Saat ini sedang dibangun sebuah rumah sakit delapan lantai di Bantaeng.
Membangun Bantaeng, Nurdin tidak selalu mengandalkan APBD. Bantaeng mendapat kehormatan menjadi daerah binaan Toyota, perusahaan otomotif asal Jepang. Berkat kerjasama tersebut, salah satu bantuan yang diterima Bantaeng adalah mobil ambulans laik pakai yang dapat digunakan untuk menolong warga yang sakit. Nurdin mengatakan bahwa ambulan itu tidak berasal dari APBD, bahkan katanya hasil mulung :-D.
Bupati Nurdin dikenal sering blusukan untuk menemui masyarakat dan menyerap aspirasi mereka. Beliau dikenal sederhana. Selama menjadi bupati, ia tidak pernah membeli mobil dinas. Yang dipakai untuk kegiatan sehari-hari adalah mobil pribadinya. Pak Bupati berprinsip hidup harus dapat memberi manfaat kepada orang banyak. Lewat jabatan bupati harus ada manfaat yang dapat diberikan kepada rakyat. Niat yang tulus ini telah membuat beliau rela bekerja keras demi kesejahteraan rakyatnya.
Sikap anti korupsinya makin terlihat jelas dengan adanya kesepakatan antara para pejabat, wakil rakyat di DPRD dan tokoh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Kabupaten Bantaeng untuk membangun tanpa korupsi dan pungutan liar.
Selama kepemimpinannya, lebih dari lima puluh penghargaan diraih oleh Kabupaten Bantaeng. Di antaranya; piala Adipura empat kali berturut-turut, Otonomi Award tiga tahun berturut-turut, Kabupaten Sehat Tingkat Nasional pada 2011, dan Innovative Government Award pada 2013.
Wilayah Bantaeng yang dulunya namanya nyaris tidak terdengar, kini berkibar dan menjadi contoh bagi daerah lain. Bantaeng kini kerap menjadi daerah studi banding pemerintah daerah lain. Bantaeng telah menjelma menjadi salah satu daerah cantik dan menjadi magnet bagi wisatawan dan investor. Sampai saat ini modal asing masuk ke Bantaeng sudah mencapai puluhan triliun rupiah.
Wajar, bila rakyat Bantaeng meminta kembali Professor Nurdin menjadi Bupati untuk periode kedua. Delapan puluh persen suara berhasil beliau raih pada Pilkada tahun lalu. Sangat pantas pula, bila Professor Nurdin dilirik menjadi capres di tahun ini.
Referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H