Mohon tunggu...
Zuragan Qripix™
Zuragan Qripix™ Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Setiap ketikan yg dibuat kelak menjadi prasasti saat kita wafat.. So, tuliskan hal2 yg baik dan bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jika Istriku Yang Berzina

10 Juli 2010   01:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:58 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ah, sebenarnya saya tak berani berandai-andai untuk masalah yang satu ini. Tetapi jika mencermati kasus Cut Tari yang dengan mudahnya dimaafkan oleh sang suami, mengapa banyak anggota masyarakat menjadi begitu heboh karena keputusan tersebut?

[caption id="attachment_189682" align="alignright" width="285" caption="google image"][/caption]

Tak sedikit yang sibuk menyalahkan dan mencaci si suami, entah dibilang mempunyai utang budi, bahkan tega memfitnah dengan menyebutnya sebagai HOMO alias gay dan fitnah keji lainnya..Padahal, langkah apapun yang diambil beliau tetap saja masyarakat hanya bisa mencibir dan memvonis buruk.

Saya tidak mengidolakan suami Cut Tari, dan juga tidak membenarkan perbuatan maksiat istrinya. Biarlah itu menjadi urusan mereka dengan Tuhan.

Namun, yang bisa saya petik dari sikap seorang Johannes Joesoef Subrata, sungguh sangat kagum dan langka bisa berjiwa legowo seperti itu. Rasanya, orang-orang yang menghujat beliau pun belum tentu mampu bersikap begitu.

Dia adalah seorang muallaf (baru masuk Islam), tentunya ilmu agama dia masih dalam tahap ‘penjajakan’. Kenapa kita yang sudah lebih ‘karatan’ dalam beragama bukan malah ikut menguatkan hatinya untuk tabah menghadapi musibah?

Intinya, jujur saya belum bisa ridho seperti pak Joesoef. Tak terbayangkan jika istri saya ataupun istri anda yang berzina, bagaimana reaksi kita? Bagaimana jika kita yang ada di posisi suami Cut Tari dan dicemooh habis-habisan oleh satu Negara?

Stop menggunjing orang lain. Hanya Allah yang berhak menghukum seseorang, kita cukup lebih mawas diri dalam membina anak dan keluarga agar tak terjerumus ke dalam lembah nista.

Salam Qripix

*Baca juga artikel lainnya…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun