Mohon tunggu...
Pendidikan Pilihan

Merasa Salah Jurusan? "Open Minded and Get Out from Comfort Zone"

25 Maret 2019   21:57 Diperbarui: 26 Maret 2019   03:09 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah jurusan? Hem saya sekali hehehe. Ini bukan bermaksud untuk curhat tapi disini saya hanya ingin sharing saja tentang apa yang saya rasakan.

Awalnya jurusan ini merupakan jurusan yang benar-benar tidak saya inginkan, bahkan tidak ada rencana untuk masuk ke jurusan ini. Tapi kenapa saya bisa masuk ke jurusan ini? This is long story. Tak perlu diceritakan disini. Kalau ada yang Tanya what do you fell about salah jurusan? Itu adalah pertanyaan yang sangat menjengkelkan sedunia. Padahal sudah jelas jelas tersurat kata-kata "Salah Jurusan".

Dan disini saya akan menjawab pertanyaan tersebut.

Bagaimana rasanya salah jurusan? Jawabanya Cuma satu. Sakit. Satu kata berbagai makna. Kita yang awalnya tak ada rencana secuil pun masuk kejurusan itu bahkan tak ada minat sama sekali dijurusan itu  harus dipaksa memahami, mengerti, bahkan mencintai. Hah berat guys. Tak semudah itu ferguso. Hehe.

And than? What is solution?

Tenang-tenang untuk kalian yang masih SMA yang sekarang sedang panas-panasnya memilih jurusan dan kampus saya sarankan untuk kalian memilih jurusan yang benar-benar sesuai dengan passion kalian, jangan asal pilih. Jangan memandang seberapa besar kampus itu jangan memandang kepopuleran jurusan itu, tapi pilihlah jurusan yang memang benar-benar kamu mampu bertahan dan bertanggung jawab di jurusan itu. dan yang tak kalah penting, rundingkan dengan baik apa jurusan yang kamu inginkan dengan orang tuamu. Usahakan keinginanmu dan keinginan kedua orang tuamu sejalan, supaya untuk setiap langkahnya selalu diberikan kemudahan.

So, bagaimana untuk yang sudah terlanjur basah di jurusan tersebut?

Sebenarnya harus ada yang diungkap tentang pertanyaan tersebut. Coba sekarang tanyakan pada dirimu sendiri apakah kamu ini benar-benar salah jurusan, atau sekedar bosan dan "kaget" aja? Sebenarnya nggak semua mereka, termasuk saya yang merasa salah jurusan ternyata memang benar-benar salah memilih bidang perkuliahan. Bisa jadi mereka kaget, panik karena merasa pelajaranya susah, atau perlu waktu buat adaptasi.

Ada sedikit cerita dari salah satu mahasiswi dari Universitas Trisakti jurusan Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut, dia juga sempat merasakan hal tersebut. "Waktu baru masuk kuliah, aku shock banget dengan materi kuliah FKG ini. Aku juga sempat merasa sulit beradaptasi dengan lingkungan kampus. How I dealt with it? Akhirnya aku coba keluar dari comfort zone, banyak berteman, bersikap open minded dan nggak malu bertanya. Setelah itu kuliahku lancer-lancar aja kok" akhirnya mahasiswi itu pun mantab dan bertahan pada pilihanya.

Tapi kalo ternyata kamu sudah mencoba bertahan namun masih merasakan hal hal yang masih menyakitkan istilahnya, bisa jadi kamu memang benar-benar salah jurusanL

Jika ditanya apa solusinya kak? Apa yang harus saya lakukan? Apakah saya harus bertahan dengan sakitnya salah jurusan sementara kuliah ini tak sebentar? Hehehe sudah-sudah. Menurut apa yang saya rasakan menurut apa yang sudah saya lakukan selama 2 semester ini, yang harus kamu lakukan yaitu :

1. Open minded.

Seperti cerita dari salah satu mahasiswa diatas kita harus belajar untuk open minded. Seseorang yang memiliki pikiran terbuka adalah orang yang dapat menerima ide-ide atau informasi terbaru. Keterbukaan pikiran kita untuk menerima sesuatu yang baru dari luar batas toleransi pengertian kita menandakan kalau kita mampu untuk membuka diri kita terhadap apapun yang bisa saja menggoyakan prinsip kita. 

Seperti yang kita ketahui, tidak gampang menerima suatu prinsip dari luar sana yang berbeda bahkan bertentangan dengan prinsip dasar berpikir yang sudah kita punya. Intinya bersifat terbukalah jangan hanya berdiam diri hanya karena ketidak mampuan atau kekuranganmu.

2. Keluar dari Comfort Zone

Ada banyak orang terlalu larut dengan istilah comfort zone. Padahal asal kalian tau comfort zone adalah istilah sederhana yang sangat menjebak bahkan bisa jadi sedikit menyesatkan. Karena apa comfort zone mengelabui kita untuk tidak terus bergerak kita dikelabui untuk hanya diam menikmati kenyamaan yang ada padahal itu adalah nyaman yang menyesatkan. 

Kita hanya berdiam tanpa bergerak tak menghasilkan apa-apa itu adalah hal terburuk bagi saya. Ada pepatah mengatakan bersakit-sakit dahulu bersenang senang kemudian. Pepatah itulah yang mengajarkan kita untuk keluar dari comfort zone itu.

3. Perbanyak relasi

Nah, untuk yang kali ini tidak kalah penting teman-teman. Maksud dari perbanyak relasi adalah perbanyak teman, perbanyak kenalan, dengan cara aktiflah di organisasi yang bisa membuat kamu terus bergerak dan bisa menyambung relasimu dengan banyak orang. 

Asal kalian tau tak sedikit orang yang bekerja atau pun orang yang sukses itu berkat skill yang diasahnya dalam organisasi itu. Tapi bukan berarti kita mengesampingkan kuliah karena organisasi ya teman-teman. Semuanya tetap kembali pada pribadi masing-masing.

Nah itu sih, sedikit solusi dari saya. Saya pun disini masih belajar untuk menarapkan semua itu. Sangat sulit memang, tak bisa dipaksakan. Tetapi kembali lagi pada istilah "Keluar dari comfort zone" kalau kita memang mau hanya stagnan dan tak mau berusaha yang lebih ekstra ya silahkan bertahan pada comfort zone yang menjebak itu.

Sekian J

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun