Mohon tunggu...
zunilidza
zunilidza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tugas

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengalaman Menarik di Balik Semester Dua

2 Juni 2022   21:15 Diperbarui: 2 Juni 2022   21:24 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haii gais kali ini saya akan menceritakan pengalaman selama setengah tahun mengikuti mata kuliah kewarganegaraan disemester dua ini. pada pembelajaran disemester dua ini banyak pengalaman yang bisa dibilang cukup berkesan tanpa diduga sebelumnya. Saat semester dua ini saya mendapatkan tugas mewawancarai sembilan narasumber dengan topik yang berbeda. Awal mendapatkan tugas ini memang ada rasa mengeluh karena saya beerpikir wawancara tampak sedikit ribet dan sulit dari tugas-tugas sebelumnya. Setelah waktu berjalan dan diakhir semester dua ini saya menyadari bahwa tugas yang diberikan oleh dosen saya cukup menarik sehingga saya memiliki beberapa pengalaman serta pelajaran yang bisa dipetik dari wawancara tersebut. Dosen saya ini bisa dibilang dosen yang keren, mengapa saya menyebut keren.. ya karena dosen ini mampu memberikan tugas yang unik yang tidak hanya terpacu pada buku yang telihat monoton dan terlihat biasa saja sama seperti yang diakukan dosen lain. Kegiatan wawancara ini telah memberikan wawasan dan pengetahuan yang luas terhadap kehidupan diluar perkuliahan.

Wawancara pertama yang saya lakukan yaitu mewawancarai teman kampus sekaligus teman kelas saya. Wawancara pertama ini saya lakukan dengan menggunakan metode videocall karena narasumber atau teman saya ini berbeda kota dari tempat tinggal saya. Dalam wawancara ini teman saya telah menceritakan banyak tentang pengalaman berharganya selama mengikuti PKL (praktik kerja langsung) yang dia jalankan selama duduk dibangku SMK. Sekilas cerita mengenai pengalaman pKL teman saya, dia bercerita bahwa selama mengikuti kegiatan PKL dia melihat banyak anak-anak balita ditelantarkan oleh kedua orang tuanya dan dikirim ke tempat perlindungan dan pelayanan sosial asuhan balita. Kalo kalian bertanya mengapa orang tua anak tersebut menelantarkannya dan mengirim mereka ke tempat tersebut? Ya seperti yang kalian tahu dikota besar sering terjadi penelantaran anak karena beberapa faktor seperti yang kita sering lihat faktor ekonomi menjadi salah satu alasan orang tua mengirim anak mereka ketempat tersebut selain itu KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) juga menjadi faktor yang menjadi alasan tersebut. Dari cerita teman saya ini kita dapat mengambil hikmahnya bahwa kita harus selalu bersyukur atas nikmat dan kehidupan yang diberikan Allah kepada kita karena diluar sana banyak anak yang ditelantarkan orang tuanya berharap mereka bisa bertemu dengan orang tua mereka dan berharap memiliki kehidupan yang layak bersama keluarganya.

Pengalaman wawancara yang kedua dan ketiga adalah mewawancarai ibu serta ayah saya mengenai kehidupannya dimasa lalu saat masih muda. Saat mewawancarai mereka saya dapat mengetahui kehidupan mereka saat berusia remaja hingga akhirnya mereka bertemu di negara Malaysia.

Wawancara yang keempat saya mencari narasumber yang berbeda keyakinan agama dengan saya. Setelah saya berpikir kemudian saya memutuskan memilih narasumber yang Bergama Kristen. Dalam wawancara ini meskipun kita berbeda keyakinan tetapi narasumber sangat senang diwawancarai mengenai agama Kristen. Dalam wawancara ini saya mendapat banyak informasi mengenai agama Kristen dari mulai kitabnya, hari besar agama Kristen, hingga pemimpin doa pada agama Kristen, serta tolerensi agama Kristen terhadap agama lain.

Wawancara yang kelima masih satu versi dengan wawancara sebelumnya hanya saja kali ini saya mencari narasumber yang berbeda dari agama sebelumnya. Kali ini saya mewawancarai narasumber yang berdarah tionghoa yang memiliki keyakinan agama konghucu. Dalam wawancara ini saya mendatangi salah satu klenteng terdekat yang ada didaerah saya. Didalam klentang saya bertemu dengan pemilik klenteng tersebut dan pemimpin doa dalam agama konghucu. Dalam wawancara ini pihak narasumber sangat terbuka dan menceritakan asal-usul berdirinya klenteng tersebut, cara penyebaran agama konghucu di wilayah tersebut, nama kitab agama konghucu, acara penting dan pertunjukan penting pada agama konghucu , dewa kepercayaan yang mereka puja, hingga cara agama konghucu dan klenteng tersebut dapat hidup berdampingan ditengah masyarakat yang beragama islam diwilayah itu. Pengalaman yang dapat diambil dari wawancara bertemu tokoh agama konghucu dalam kegiatan tersebut adalah agama konghucu sangat menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama, agama konghucu mampu hidup berdampingan dengan masyarakat sekitar yang mayoritas beragama islam, antara agama konghucu dengan agama islam saling gotong royong dan tolong menolong dalam kehidupan.

Wawancara yang keenam yaitu wawancara bersama tokoh masyarakat yang merupakan tetua dari wilayah setempat dalam wawancara ini saya mendapat informasi bahawa tradisi yang dilakukan setiap tahun menjelang bulan ramadhan adalah tradisi megengan atau tradisi dimana kita membawa makanan ke masjid atau mushola yang terdekat dari rumah. Saat dimasjid orang-orang berkumpul dan berdoa setelah itu bertukar makanan yang mereka bawa. Tentunya dibeberapadaerah juga melaksanakan tradisi ini hanya saja kemungkin berbeda cara dalam melakukannya. Selain tradisi megengan ada tradisi lain yang biasa dilakukan didaerah saya setiap menjelang bulan ramadhan yaitu acara kirab yang dilakukan anak sekolah dasar dengan berjalan-jalan atau bersepeda keliling desa dengan diiringi lagu sholawat atau lagu religi disepanjang jalan.

Wawancara yang ketujuh yaitu saya mendatangi tokoh yang berperan dalam terlaksannya kegiatan pemilu setiap tahun didaerah saya. Dalam kunjungan tersebut saya menggali informasi mengenai pelaksanaan pemilu, hingga badan yang mengawasi pemilu.

Wawancara yang kedelapan yaitu kunjungan kerumah ustadz yang mengajarkan saya dalam membaca huruf hijaiyah hingga saya mampu membaca al-qur'an. Dalam wawancara ini saya bertanya mengenai kesulitan yang dihadapi ustdaz dalam mengajarkan anak-anak yang belajar mengaji hingga cara atau trik ustdaz dalam menuntun anak-anak yang belajar mengaji agar tidak tampak membosankan sehingga anak kecil cepat memahami apa yang diajarkan ustadz dan dapat mengulanginya sesampai dirumah.

Wawancara yang terakhir atau yang kesembilan adalah wawancara terhadap orang yang minoritas. Dalam wawancara ini saya mendatangi seorang nenek yang hidup bersama anak laki-lakinya. Nenek ini memiliki kehidupan yang kurang mampu dalam finansial dan ekonomi. Dalam wawancara ini nenek tersebut menceritakan kehidupannya yang dahulu dan sekarang. Nenek ini juga berkata bahwa kehidupan seperti roda yang berputar kadang kita berada pada kehidupan diatas dan kadang kala kita juga berada pada posisi kehidupan diwabah yaitu posisi dimana kita akan mengalami sedikit kesulitan. Hikamah yang dapat diambil dalam wawancara ini yaitu kita harus tetap bersyukur dengan rejeki kehidupan yang kita terima sekarang, dalam hidup tingkat kepuasan manusia memang tidak ada ujungnya sehingga kita harus senantiasa berterimakasih atas nikmat yang diberikan Allah kepada kita ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun