Mohon tunggu...
Zuni Khusniyah
Zuni Khusniyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - peneliti

Zuni Khusniyah adalah seorang yang sedang belajar untuk menulis dengan baik. ia sangat menyukai hal" yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam dalam Upaya Menjaga Kesehatan Mental

29 Januari 2023   22:09 Diperbarui: 29 Januari 2023   22:21 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesehatan mental kerap kali dianggap suatu hal yang sepele. Akan tetapi, kesehatan mental merupakan suatu masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian. Banyak sekali individu yang secara lahiriah tampak sehat wal afiat, semua kebutuhan terpenuhi, akan tetapi jika kita telusuri lebih jauh tidak sedikit orang yang mengalami gangguan mental yang cukup parah. Sehingga dapat menggerogoti kesehatan fisiknya juga. Kesehatan mental adalah suatu kematangan emosional dan kematangan sosial yang dimiliki seseorang dalam upaya adaptasi dengan diri sendiri dan lingkungan serta tingkat kematangan seseorang dalam menghadapi segala problematika kehidupan. Dalam Islam Al-Quran dan Hadits memberikan petunjuk dan bimbingan bagi manusia dalam usaha untuk fitrahnya demi menggapai kebahagiaan yang hakiki. Istilah jiwa dalam Al-Quran biasa disebut sebagai an-nafsu al-muthmainnah, sementara di dalam Al-hadits istilah jiwa disebut dengan kata al-fithrah, keduanya merupakan syarat bagi kesehatan mental yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari,  hidup dalam ketenangan jiwa harus berdasarkan fitrah yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu Wata'ala yaitu akidah tauhiid. Semakin baik kondisi kesehatan mental seseorang, maka mereka dapat menjalani kehidupan dengan senang dan bahagia.

Beberapa indikator kualitas mental seseorang sehat adalah:

  • Kemampuan mengenal diri sendiri dengan baik
  • Pertumbuhan, perkembangan, dan perwujudan diri yang baik
  • Mampu menghadapi tekanan-tekanan kehidupan yang terjadi
  • Memiliki empati dan kepekaan sosial
  • Dapat menguasai lingkungan dan berintegrasi dengan baik

Sedangkan indikator dikatakannya mental seseorang itu baik secara umum adalah mereka yang benar-benar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan secara sadar berusaha untuk dapat merealisasikan nilai-nilai agama, sehingga dapat menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan agamanya. Selain itu juga secara sadar berusaha untuk dapat mengembangkan berbagai potensi dan kemampuan dirinya, seperti bakat, kemampuan, sifat, dan kualitas-kualitas pribadi lainnya yang positif. Sejalan dengan hal tersebut, mereka berusaha untuk menghambat dan mengurangi keadaan negatif yang ada pada dirinya, karena mereka sadar bahwa hal tersebut dapat menjadi sumber munculnya berbagai gangguan dan penyakit kejiwaan. Kesehatan mental lahir dari akhlak dan kepribadian diri yang baik. Semua indikator kepribadian yang baik tersebut ada pada kepribadian Rasulullah SAW. Sosok yang mampu menyeimbangkan antara dimensi kehidupan yang ada, sehingga Allah memujinya sebagai pribadi yang agung akhlaknya.

Allah berfirman: 

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

Artinya: "Dan Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung” (QS. Al-Qolam: 4).

Rasulullah merupakan suatu prototipe yang ideal untuk an nafsu al muthmainnah yang memiliki indikator kesehatan mental dengan level yang tinggi.  Sebagai sumber utama ajaran Islam, Al-Qur'an dan Sunnah memiliki metode yang khas dalam usaha merealisasikan kesehatan mental dengan memberi contoh yang nyata yaitu Rasulullah SAW panduan lengkap dan panutan bagi umat  Islam. Menurut Quraish Shihab Islam telah menetapkan tujuan utama kehadiran Rasulullah SAW yaitu untuk memelihara dan merawat agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan. Setidaknya dari beberapa hal yang disebut di atas berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa Islam amat kaya dengan tuntunan kesehatan. Sedangkan realisasi kesehatan mental dalam metode Al-Qur‟an dan Al-Hadits jika disimpulkan dari nash-nash secara umum maupun khusus mengenai kesehatan mental terdiri dari tiga metode yaitu metode penguatan dimensi spiritual, metode menguasai dimensi biologis dan metode mempelajari hal yang urgen untuk kesehatan mental. Secara umum macam-macam gangguan kesehatan mental adalah fobia, anxiety, obsesi, kompulsi, depresi, bipolar, dan lain-lain. Sedangkan menurut pandangan Islam penyakit mental dalam manusia adalah riya', hasad, dengki, rakus, was-was, dan lain-lain.

Dalam islam, terdapat berbagai metode perawatan kesehatan mental diantaranya:

  • Metode Imaniyah

Secara bahasa, iman diartikan sebagai rasa aman (al-aman) dan kepercayaan (al-amanah). Seseorang yang memiliki iman akan merasa bahwa jiwanya tenang dan sikapnya dipenuhi keyakinan dalam menghadapi semua masalah hidup yang dihadapi. Dengan iman maka seseorang memiliki tempat untuk bergantung, tempat untuk mengadu, dan tempat memohon jika ia mengalami cobaan ataupun kesulitan hidup, baik yang berkaitan dengan fisik maupun psikis. Ketika seseorang telah berupaya semaksimal mungkin mencapai satu tujuan, namun masih mengalami kegagalan, bukan berarti langkah selanjutnya ia putus asa atau bahkan bunuh diri. Akan tetapi dengan cara mendekatkan diri kepada Allah dan mengerjakan amal saleh. Dengan adanya iman, akan mengarahkan seseorang untuk muhasabah diri apakah usaha yang telah ia lakukan selama ini sudah maksimal atau belum. Jika mengalami kegagalan maka yang perlu diperhatikan adalah apa hikmah yang dapat diambil dari kegagalan tersebut. Mungkin saja  Allah SWT sedang menguji kualitas keimanan seseorang melalui kegagalan atau bahkan karena Dia mengasihi hamba-Nya. Keimanan sangat berpengaruh terhadap kualitas manusia. Terutama dapat memengaruhi tingkat percaya percaya diri pada seseorang. Dengan meningkatkan kemampuan untuk sabar dan kuat menanggung derita kehidupan, membangkitkan kembali rasa tenang dan tenteram dalam jiwa, dapat menimbulkan kedamaian hati dan memberi perasaan bahagia pada seseorang. Keimanan kepada Allah juga harus diikuti dengan tumbuhnya ketaqwaan kepadaNya.

  • Metode Islamiah

Secara etimologi islam memiliki tiga makna, yaitu penyerahan dan ketundukan (al-silm), perdamaian dan keamanan (al-salm), dan keselamatan (al-salamah). Realisasi dalam metode Islam ini dapat membentuk kepribadian muslim (syakhshiyah al-muslim) yang mendorong seseorang untuk selalu hidup bersih, suci dan mampu menyesuaikan diri dalam berbagai kondisi. Kondisi tersebut merupakan suatu syarat mutlak bagi terciptanya kesehatan mental seseorang. Seseorang yang tunduk, patuh dan tawakkal dengan sepenuh hati terhadap aturan-aturan yang Allah tetapkan niscaya kehidupannya akan selalu dalam kondisi aman dan damai, yang pada akhirnya menyelamatkan hidup di dunia dan akhirat. Sedangkan secara terminologi, Islam adalah suatu pengakuan dan penyerahan diri secara mutlak kepada Allah dengan segala peraturanNya. Pengakuan dan penyerahan ini diwujudkan dengan perilaku yang nyata baik ruhani maupun jasmani, seperti shalat, puasa, zakat dan haji.

  • Metode  Ihsaniyah

Ihsan secara etimologi memiliki arti baik. Orang baik merupakan orang yang mampu mengetahui hal-hal baik, mengimplementasikan dengan prosedur yang baik, dan dilakukan dengan niat yang baik. Terdapat berbagai cara dalam menempuh Metode Ihsaniah untuk membentuk kepribadian muhsin yaitu tahap permulaan dan kesungguhan. Tahap permulaan ini seseorang yang merasa rindu dengan Allah, ia akan sadar bahwa kerinduannya terdapat penghalang, sehingga ia akan berusaha menghilangkan penghalang tersebut. Penghalang tersebut diantaranya munculnya sifat-sifat kotor dan tercela. pada seseorang. Sedangkan tahapan kesungguhan ini merupakan tahapan seseorang dalam menempuh kebaikan, dalam hal ini kepribadian seseorang telah bersih dari sifat-sifat tercela dan maksiat, kemudian ia akan berusaha secara sungguh-sungguh untuk mengisi diri dengan tingkah laku yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun