Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Hilangnya Emas Satu Ons

21 Maret 2021   09:49 Diperbarui: 21 Maret 2021   10:11 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore hari, aku baru sampai di rumah. Kulihat Ibu berwajah begitu murung. Saat itu Mbak Semi belum datang, jadi aku dan Ibu dapat lebih leluasa saat berbicara.

Ibu menggandeng lenganku, mengajak  ke kamar berdua, dan pintu pun segera ditutup rapat serta dikunci.

Dengan mata berkaca-kaca, perempuan itu memulai berbicara. Ada gurat sedih di hatinya, sesekali kalimatnya terputus, mungkin menahan gejolak rasa yang begitu berat.

"Din, kau tahu, kan perhiasan Ibu yang berada di lemari pakaian? Yang aku bungkus dengan plastik kresek warna hitam, itu. Nah, sekarang hilang. Ibu juga nggak tahu keberadaannya."

"Ah, yang bener saja, Bu. Masa, sih? Mungkin Ibu lupa naruhnya di mana, atau tertindih pakaian Ibu?"

"Nggaklah, Din. Semalam Ibu nggak tidur, membolak-balik pakaian di lemari, membersihkan dan merapikan kembali. Semua sudut sudah kulihat, sampai ke kolong tempat tidur, tapi tetap nggak ketemu."

Aku dan Ibu terdiam dalam angan masing-masing. Sejurus kemudian, aku pun memberikan masukan pada Ibu.

"Bu, nanti aku bantu mencari lagi ya. Itu jika dikurs dengan rupiah, kira-kira berapa, Bu?"

"Hah, banyaklah, Din. Mungkin lima puluh juta-an. Semua perhiasan Ibu kan ada di situ. Ibu juga hanya memakai cincin ini saja," kata Ibu sambil menunjukkan cincin bermotif flora di jari manisnya.

"Ya Allah, Bu. Aku jadi ikut bersedih dengarnya. Baru saja Bapak meninggal, eh, kok Ibu kehilangan yang lain. Kita juga nggak bisa menuduh sembarang orang, kan, Bu? Ibu yakin benda itu benar-benar hilang?"

"Sangat yakin, Din. Selama Bapak sakit, benda itu masih di tempat semula, tidak pernah bergeser. Nah, setelah Bapak meninggal, kenapa tiba-tiba Ibu kepikiran, dan ... benar saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun