Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Rumah Kosong

20 Oktober 2020   08:22 Diperbarui: 20 Oktober 2020   08:38 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rumah tua bercat putih yang tetap berdiri kokoh, tetapi kini mulai memudar warnanya karena dimakan usia itu menjadi sorotan masyarakat. Hampir di tiap warung, atau ketika ada kerumunan tema pembicaraan selalu berkisar rumah tua yang berada di tengah perkampungan.

Tidak hanya satu atau dua orang yang telah mengalami kejadian aneh dan tidak masuk akal. Kejadian aneh itu biasanya terjadi pada malam atau hari Jumat Kliwon. Menurut cerita beberapa orang yang dapat dipercaya, rumah itu sebenarnya milik suatu keluarga yang sudah lama meninggal secara massal.

Peristiwa persisnya tidak begitu diketahui, hanya cerita dari mulut ke mulut ada kisah tragis yang terjadi di rumah berukuran cukup besar itu.

Dikisahkan, keluarga tersebut memiliki dua anak laki-laki dan satu anak perempuan. Orang tua mereka bekerja sebagai petani yang sering juga menggarap tanah milik tetangga. Sedangkan istrinya, seorang ibu rumah tangga biasa.

Keluarga itu memiliki paras yang elok menawan, baik kedua orang tuanya maupun ketiga putra putrinya.

Putrinya tumbuh menjadi seorang perempuan dewasa yang cukup  cantik rupawan menarik hati. Karena kecantikannya, nama gadis itu  sangat terkenal di daerah tersebut, bahkan sampai keluar daerah, sehingga banyak pemuda yang ingin mempersuntingnya. Meski demikian, sang gadis pun tidak pernah merasa dirinya cantik dan menarik bagi lawan jenis. Penampilan yang menawan, serta budi pekertinya yang luhur sungguh sangat menjadi dambaan siapa pun.

Ada beberapa pemuda anak orang kaya maupun biasa yang berusaha melamarnya. Sesungguhnya kedua orang tuanya tidak mematok kriteria calon menantu bagi putrinya. Namun sang gadis belum mau menentukan siapa yang bakal menjadi calon suaminya.

Banyak pemuda anak orang kaya berasal dari daerah sekitar maupun luar daerah yang merasa sakit hati telah ditolak lamarannya. Beberapa saat, ibu gadis tersebut  merenung. Sebagai seorang ibu, dia memiliki firasat yang kuat.

Suatu pagi yang cerah, ibu gadis itu pun mencoba mengajak anaknya berbicara dari hati ke hati.

"Nduk, Ibu sebenarnya agak malu pada para tamu yang ingin melamarmu tetapi kenyataannya kau tolak. Apa kamu tidak merasa takut jika terjadi sesuatu terhadapmu?"

"Bu, yang akan menikah kan saya, dan mereka semua saya lihat kurang sreg di hati. Bukan karena tidak kaya atau kurang kaya, tetapi namanya hati kan tidak dapat dibohongi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun