Beberapa bulan setelah pertemuan dengan para pemuka daerah itu, ternyata belum menunjukkan kemajuan, bahkan makin sering berbunyi sendiri tidak peduli siang atau malam.
Kembali pertemuan digelar. Pertemuan kali ini lebih serius karena langkah pertama kemarin tidak membawa hasil. Berbagai usulan dan masukan muncul. Akhirnya pada akhir pertemuan Mbah Purwa berkenan  menyampaikan usulan.
Beliau menyampaikan usulan sederhana saja.
"Sekarang kita kembalikan pada fungsi kentongan pada awal mulanya. Jika dulu sebagai penanda waktu salat, mungkin saat ini kita perlu melihat fungsi itu sudah benar belum?"
Hadirin pun saling berpandangan. Ada satu hal yang tidak pernah terpikirkan lagi. Saat ini ketika ada panggilan salat, masyarakat kurang memperhatikan dan sibuk dengan urusan masing-masing. Apa yang dikatakan Mbah Purwa memang benar.
Satu minggu setelah Mbah Purwa mengatakan hal tersebut, tiba-tiba masyarakat mulai berubah. Kentongan itu pun sekarang jarang mengeluarkan suara. Masyarakat sekarang lebih memperhatikan saat ada panggilan salat. Masjid dan musala kini ramai lagi dengan jamaah.