Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Doa Bapak

2 Agustus 2020   11:14 Diperbarui: 2 Agustus 2020   11:13 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Pak, idul adha tahun ini saya berniat untuk memberikan sunat qurban untuk Bapak," kataku sore itu ketika berkunjung ke rumah Bapak.

"Ngge anak-anakmu wae, Bapak rasah dipikirke," jawab Bapak yang membuatku harus lebih banyak merayunya.

"Pak, anak-anak mangkeh menawi tiyang sepuh sampun ngleksanaaken."

"Ya, wes karepmu wae, Nduk. Aku manut wae piye apike."

Akhirnya Bapak pun menyerah terhadap keputusanku untuk membiayai sunat qurban tahun itu. Ada sedikit rasa bahagia ketika dapat berbuat baik pada orang tua meskipun hanya sedikit atau tidak berarti. Selama hidup, Bapak belum pernah mengikuti sunat qurban seperti orang lain kebanyakan, karena kondisi perekonomian yang pas-pasan.

Beberapa waktu  yang lalu, aku dan suami sudah bermusyawarah untuk menggilir mengikutkan orang tua setiap tahun agar dapat mengikuti sunat qurban. Ya selain mengikuti ajaran agama, juga sebagai sarana berbakti pada orang tua yang tidak mungkin kubalas  jasanya.

Menjelang pelaksanaan  penyembelihan binatang qurban, Bapak memanggilku.

"Nduk, matur nuwun banget, ya, Bapak wes tok melokke sunat qurban, muga-muga Allah nampa amal ibadahmu."

Serasa air mataku mengalir deras, tetapi kutahan kuat agar tidak nampak cengeng di depan orang tuaku.

"Ya, Pak, aamiin."

"Doa yang tulus dari orang tua, pasti diijabah oleh Allah," batinku menggumam.

"Tak dongakke muga-muga kowe lan anak turunmu iso kaji, paringi panjang umur sing berkah manfaat."

"Nggih, Pak, aamiin matur nuwun donganipun."

Sore ini aku berkunjung, ke rumah teman teman yang baru saja melaksanakan ibadah haji. Suasana nampak menggembirakan sekali. Mbak Nur sebagai tuan rumah pun bercerita panjang lebar pelaksanaan haji di sana.

"Pokoknya langsung buka rekening saja, Dik. Nggak banyak juga nggak apa-apa, yang penting diniatkan untuk Allah, pasti nanti akan diberikan rezeki yang cukup," bujuknya ketika memberi saran padaku agar segera membuka tabungan haji.

Aku dan suami hanya manggut-manggut terbuai ceritanya.

Suami pun akhirnya setuju untuk segera membuka rekening haji. Sebagai awal menabung saya dan suami menabung dengan nominal sedikit sekali. Maklum saja, harus menyisihkan untuk biaya  empat anak-anak yang masih bersekolah. 

Waktu pun bergulir, meski sedikit aku dan suami tiap bulan selalu menyisihkan sedikit untuk tabungan hajiku. Seperti kata Mbak Nur tempo hari, ternyata benar, seakan rezeki dari Allah tidak pernah putus. Aku yang berdagang kecil-kecilan di rumah, tiba-tiba saja mendapatkan rezeki yang tidak terkira. Tabungan haji pun kutambah seiring rezeki yang terus mengalir.

Suatu hari, aku bertemu dengan Mbak Nur di pasar. Kusampaikan  nasihatnya dulu, dan telah kulaksanakan.

"Nah, sudah bagus itu teruskan, semoga Allah mensegerakan niat Dik Arum dan suami."

"Amiin."

Waktu begitu cepat bergulir. Kondisi Bapak pun kini sering sakit-sakitan. Usia yang sudah cukup renta tidak kuasa menahan sakitnya. Setelah tiga tahun sakit yang akhirnya menjalar ke  bagian tubuh lain, Bapak pun meninggal, tepat ketika aku dan suami  mengurus persyaratan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan keberangkatan haji.

Allah telah memanggil  Bapak dan belum sempat menyaksikan aku dan suami pulang dari ibadah haji.

"Semoga husnul khatimah, Pak." bisikku lirih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun