Saya mempunyai Opini tentang Media Populer pada masa ini, Â bahwa media populer telah menjadi kekuatan yang kuat dalam budaya kita. Dengan kemajuan teknologi dan penetrasi internet yang luas, media populer menjadi lebih mudah diakses dan memiliki dampak yang besar dalam kehidupan sehari-hari kita.
Satu aspek media populer yang mencolok adalah kehadiran platform media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan TikTok. Masyarakat sekarang dapat dengan mudah berbagi informasi, berinteraksi, dan mengungkapkan pendapat mereka kepada audiens yang lebih luas. Hal ini memungkinkan orang-orang dari berbagai latar belakang dan lokasi geografis berbeda untuk terhubung satu sama lain, mengikuti tren terbaru, dan memperluas wawasan mereka.
Namun, media sosial juga memiliki kekurangan. Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan penyebaran berita palsu (hoaks) dan informasi yang tidak diverifikasi dengan cepat di platform-media sosial. Apalagi kita ketahui bahwasanya sekarang-sekarang ini sedang dalam musim kampanye. Ini dapat menyebabkan konsekuensi yang serius, termasuk polarisasi masyarakat, penyebaran kebencian, dan penurunan kepercayaan pada sumber berita yang terpercaya.Â
Selain media sosial, platform streaming seperti Netflix, Spotify, dan YouTube telah mengubah cara kita mengakses hiburan. Kita sekarang dapat menonton film, mendengarkan musik, atau menonton video secara langsung melalui internet. Keuntungan utama dari platform streaming adalah kemampuannya untuk memberikan konten yang dipersonalisasi sesuai dengan minat dan preferensi individu. Namun, kelebihan ini juga dapat menghasilkan efek "filter bubble" di mana kita cenderung terpapar pada pandangan dan opini yang sejalan dengan pandangan kita sendiri, dan tidak terbuka terhadap sudut pandang alternatif.
Selain itu, media populer juga telah berperan dalam mempercepat perubahan sosial dan politik. Gerakan sosial seperti #MeToo dan Black Lives Matter telah mendapatkan perhatian yang luas melalui media populer, memicu diskusi, dan mendorong perubahan dalam masyarakat. Namun, dalam beberapa kasus, media populer juga dapat memperkuat stereotip dan menciptakan ekspektasi yang tidak realistis, terutama terkait dengan citra tubuh dan idealisasi tertentu.
Secara keseluruhan, media populer pada masa ini memiliki pengaruh yang besar dalam budaya dan kehidupan sehari-hari kita. Sementara ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dari akses mudah ke informasi dan hiburan, kita juga perlu berhati-hati terhadap dampak negatif seperti penyebaran informasi palsu, polarisasi, dan efek filter bubble. Penting bagi kita untuk menjadi konsumen media yang kritis dan bijaksana, serta mempromosikan penggunaan media yang bertanggung jawab.
Salah satu contoh kasus hoaks yang terjadi belum lama ini adalah penyebaran informasi palsu terkait pandemi COVID-19. Seperti yang kita ketahui bahwa pandemi COVID-19 ini sempat melanda negara kita yang belum lama sudah mereda bahkan sudah hilang. Contoh berita HOAKS pada pandemi ini adalah tentang vaksin COVID-19 yang mana ada segelintir orang mengklaim bahwa kandungan pada Vaksin tersebut palsu seperti yang sudah beredar terkait vaksin COVID-19, seperti vaksin menyebabkan kemandulan, mengubah DNA, atau mengandung mikrochip untuk pelacakan. Informasi ini tidak berdasar dan telah dibantah oleh otoritas kesehatan yang kompeten.Â
" Berita palsu tidak hanya mengelabui, tetapi juga merusak fondasi kepercayaan kita pada informasi yang benar "Â
Lalu bagaimana sih cara kita mengatasi terkait berita HOAKS tersebut ?
Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi berita HOAKS :
- Peningkatan literasi mediaÂ
Penting bagi masyarakat untuk memiliki pemahaman yang baik tentang cara memverifikasi informasi sebelum membagikannya. Kampanye literasi media dapat dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara mengenali berita palsu, memeriksa sumber informasi, dan membandingkan berita dari beberapa sumber yang berbeda sebelum mempercayainya.
- Peran media dalam mengedukasi
Media populer, seperti platform media sosial dan outlet berita, memiliki tanggung jawab untuk memverifikasi kebenaran informasi sebelum mempublikasikannya. Mereka dapat meningkatkan upaya verifikasi fakta dan menyediakan informasi yang akurat dan diverifikasi kepada pengguna. Selain itu, mereka juga dapat mengembangkan kampanye kesadaran terhadap hoaks dan konsekuensi negatifnya.
- Keterlibatan pengguna
Para pengguna media sosial dapat berperan dalam melawan penyebaran hoaks dengan melaporkan konten yang mencurigakan atau tidak benar kepada platform yang bersangkutan. Selain itu, mereka juga dapat membantu menyebarkan informasi yang benar dan terverifikasi kepada teman-teman dan keluarga mereka, serta mendorong mereka untuk melakukan verifikasi sendiri sebelum membagikan informasi.
- Kerjasama antara platform media sosial dan lembaga berita
Platform media sosial dapat bekerja sama dengan lembaga berita yang terpercaya untuk mengembangkan metode dan algoritma yang lebih efektif dalam mendeteksi dan membatasi penyebaran hoaks. Kolaborasi ini dapat melibatkan pemeriksaan fakta yang lebih ketat sebelum konten dapat dipublikasikan atau dibagikan secara massal.
- Pendidikan media di sekolah
Pendidikan media dapat menjadi bagian dari kurikulum sekolah untuk membekali generasi muda dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengatasi hoaks dan informasi palsu. Ini dapat melibatkan pembelajaran tentang pemahaman media, keterampilan verifikasi fakta, dan cara berpartisipasi secara positif di media sosial
Nah mungkin dari kamu ada solusi lain untuk mengatasi penyebaran berita hoaks? coba tulis dikolom komentar yaa !!!
TERIMAKASIH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H