Mohon tunggu...
Zumaroh
Zumaroh Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mengajar adalah panggilan hati bagaimana kita dapat berbagi kebaikan, mengajarkan kebaikan terhadap orang lain. "Sebaik-baiknya manusia adalah yang dapat memberikan manfaat kepada sesama'.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal ReFleksi Dwi Mingguan Modul 3.1

9 Agustus 2024   16:56 Diperbarui: 9 Agustus 2024   16:58 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 3.1

By : Zumaroh, S.Pd.Gr.

UPTD SDN KADEMANGAN 02 KOTA TANGERANG SELATAN

Pada kesempatan ini, saya akan berbagi pengalaman selama proses mempelajari Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Tulisan/jurnal pengalaman ini merupakan refleksi diri setelah saya mengikuti kegiatan Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10 kel.72.2 kelompok yang ditulis secara rutin setiap dua mingguan. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway yaitu model 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) dapat diterjemahkan menjadi 4P (Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan Penerapan).

Berikut jurnal refleksi Dwi Mingguan 3.1 Fact (Peristiwa) ini merupakan serangkain kejadian/kegiatan yang terjadi selama dua minggu dalam mempelajari Modul 3.1  tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Saya mempelajari modul 3.1 mulai pada Senin Tanggal 29 Juli 2024 dengan alur M-E-R-D-E-K-A, yakni:

1. Fact (Peristiwa)

Fact (Peristiwa) ini merupakan serangkain kejadian/kegiatan yang terjadi selama dua minggu dalam mempelajari Modul 3.1. Pada tahap "Mulai dari diri", saya melakukan kegiatan untuk meningkatakan pengetahuan awal yang dimulai dari Pre-tes pada tanggal 29 Juli 2024,  saya lanjutkan dengan belajar mandiri melalui literasi dan eksplorasi konsep, menganalisis peristiwa-peristiwa di sekolah yang berkaitan dengan proses keterampilan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan yang harus mempertimbangkan berbagai pihak yang terlibat, seperti murid, orang tua/wali murid, guru, pengawas, Dinas pendidikan dan semua ekosistem sekolah.  

Tahap eksplorasi konsep adalah saat saya melakukan eksplorasi mandiri untuk memahami konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin di sekolah, yang bertujuan untuk menjadikan institusi sekolah sebagai institusi moral. Saya juga menjelaskan pentingnya pemimpin dalam mengambil keputusan yang didasarkan pada tiga unsur, yaitu berpihak pada murid, bertanggung jawab, serta didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal. Selain itu, saya juga menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan yang menghadapi dilema etika.

Pada tahap ruang kolaborasi, saya berpartisipasi dalam kolaborasi di ruang virtual dengan rekan-rekan CGP kelompok 72.2 bersama ibu Rossa Vini Anggalia, dengan tujuan untuk saling berbagi pengalaman disekolah, penguatan pemahaman, berkolaborasi, dan menerapkan keterampilan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Selain Rukol dengan Fasilitaor saya juga mengikuti kegiatan Elaborasi pemahaman bersama Instruktur bapak Wandiyo, S.Pd,,M.S.i pada tanggal 7 Agustus 2024 pukul 13.00- 14.30WIB.

Setelah melakukan tahap demonstrasi kontekstual, saya melakukan analisis tentang bagaimana proses pengambilan keputusan diterapkan berdasarkan pengetahuan yang saya pelajari tentang paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal saya dan di sekolah/lingkungan lain. Saya melakukan wawancara dengan dua kepala sekolah yang berbeda untuk mengetahui praktik pengambilan keputusan yang biasa dilakukan oleh mereka. Kepala sekolah UPTD SDN Kademangan 02 Ibu Artiah, S.Pd.M.Pd dan Ibu Yulva Armadani, S.Pd. selaku kepala sekolah UPTD SDN Muncul 02.

Kemudian saya juga membuat rangkuman antar materi yang berkaitan dengan konsep pembelajaran dari awal sampai langkah-langkah bagaimana pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggungjawab berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan bisa diimplementasikan.Yang saya Share pada Media Kompasiana.com.

2. Perasaan (Feeling)

Sungguh luar biasa dan penuh rasa syukur saya menggali ilmu baru dalam perjalanan profesi sebagai seorang calon guru penggerak melalui Modul 3.1 saya belajar banyak hal  terkait membuat keputusan yang bertanggungjawab sebagai pemimpin. berkolaborasi  antar CGP dengan berbagi pengalaman dalam menyelesaikan kasus-kasusnya. Untuk menyelesaikan kasus tersebut harus memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai kebajikan. Ketika mengambil keputusan, seorang pemimpin harus mempertimbangkan tiga unsur penting, yaitu mendukung murid, bertanggung jawab, dan didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal. Dan bagaimana pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggungjawab berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan supaya dapat dilaksanakan dengan baik.

3. Pembelajaran (Findings)

Saya belajar dari modul 3.1 bahwa sebagai seorang pemimpin, pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan adalah suatu keterampilan yang sangat penting. Dalam pengambilan keputusan, terkadang terdapat banyak kepentingan yang saling bersinggungan dan dapat menyebabkan beberapa pihak merasa dirugikan atau tidak puas dengan keputusan yang diambil. Namun, semakin sering kita melakukan pengambilan keputusan, semakin terampil dan fokus dalam mengambil keputusan yang tepat. Meskipun sulit untuk memilih antara beberapa pilihan yang benar, sebagai pemimpin, kita harus mempertimbangkan tiga unsur penting dalam pengambilan keputusan, yaitu mendukung murid, didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari keputusan yang diambil.

Ketika kita berada dalam situasi dilema etika, terdapat nilai-nilai kebajikan mendasar yang saling bertentangan seperti rasa kasihan, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab, dan penghargaan akan hidup. Dalam paradigma situasi dilema etika, terdapat kategori seperti individu vs kelompok, keadilan vs kasihan, kebenaran vs kesetiaan, serta jangka pendek vs jangka panjang. Terdapat tiga prinsip pengambilan keputusan yang dapat digunakan dalam menghadapi dilema etika, yaitu berpikir berdasarkan hasil akhir, berpikir berdasarkan peraturan, dan berpikir berdasarkan rasa peduli.

Secara umum ada beberapa hal yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:

1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)

Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya.

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

Dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain.

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang.

Prinsip berfikir Penyelesaian dangan Dilema Etika.

Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) Suatu pengambilan keputusan, walaupun telah berlandaskan pada suatu prinsip atau nilai-nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Pada akhirnya kita perlu mengingat kembali hendaknya setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid.

Pengambilan Pengujian Keputusan

Terdapat 9 langkah yang harus dilakukan untuk pengambilan keputusan dan pengujian keputusan

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

2. menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

3. mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini

4. pengujian benar dan salah

  • uji legal adalah apakah ada pelanggaran hukum dalam situasi tersebut
  • uji regulasi atau standar profesional adakah pelanggaran kode etik atau peraturan etik di dalam situasi ini
  • uji intuisi yaitu mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi kita dalam merasakan apakah ada yang salah dalam situasi ini
  • uji publikasi yaitu apakah yang akan kita rasakan jika keputusan ini di publikasikan
  • uji panutan atau idola yaitu kita membayangkan apa yang dilakukan oleh seseorang yang kita idolakan

Dari ketiga prinsip pengujian ada yang memiliki korelasi dalam prinsip pengambilan keputusan yaitu :

  • uji intuisi berhubungan erat dengan berpikir berbasis peraturan yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam
  • uji publikasi sebaliknya berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir yang mementingkan hasil akhir
  • uji panutan atau idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta kita untuk meletakkan diri kita pada posisi orang lain

5. Pengujian paradigma benar lawan salah

  • Paradigma benar dan salah terdiri dari
  • Individu lawan kelompok
  • Rasa keadilan lawan rasa kasihan
  • Kebenaran lawan kesetiaan
  • Jangka pendek lawan jangka panjang

6. Melakukan prinsip resolusi

Yaitu menggunakan 3 prinsip penyelesaian dilema mana yang harus kita pakai apakah berpikir berbasis hasil ataukah, berpikir berbasis peraturan, ataukah berpikir berbasis rasa peduli.

7. Investigasi opsi trilema dalam pengambilan keputusan seringkali ada dua pilihan yang sudah kita pilih namun terkadang kita juga memerlukan opsi lain di luar dua pilihan tersebut kita bertanya pada diri kita apakah ada cara yang berkompromi dalam situasi ini sehingga memunculkan pilihan baru itulah yang dinamakan investigasi opsi trilema

8. Buat keputusan

9. Melihat lagi apakah keputusan itu sudah benar dan merefleksikannya.

4. Penerapan ( Future)

Saya akan mengaplikasikan konsep pengambilan keputusan yang telah dipelajari, termasuk empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah, untuk meningkatkan keterampilan saya dalam membuat keputusan. Selain itu, saya akan berbagi pengetahuan tentang materi baru yang telah dipelajari melalui berbagai media, baik secara langsung maupun melalui platform digital agar dapat diakses dengan mudah oleh rekan-rekan guru lainnya.

Demikian  hasil refleksi dari pengalaman dan pemahaman saya selama dua minggu belajar di modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Saya berharap tulisan ini dapat memberikan pencerahan dan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi saya sendiri.

Tetap Semangat  dan bahagia salam Guru Penggerak, Tergerak, Bergerak  dan Menggerakkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun