Penelitian awal mulai menyoroti dampak psikologis dari ketergantungan pada ponsel pintar. Konsep kecemasan terhadap kehilangan ponsel atau ketidakmampuan untuk mengaksesnya secara reguler mulai muncul.
Munculnya Istilah "Nomophobia" (Awal 2010-an):
Istilah "Nomophobia" pertama kali muncul sebagai singkatan dari "No Mobile Phobia." Penyelidikan lebih lanjut tentang fenomena ini menunjukkan bahwa kecemasan terkait kehilangan atau ketidakmampuan mengakses ponsel pintar dapat memengaruhi kesejahteraan mental.Â
Kesadaran Publik dan Media (2010-an): Artikel, berita, dan laporan media mulai menyoroti masalah Nomophobia, membawa perhatian masyarakat terhadap dampak negatif ketergantungan pada ponsel pintar. Kampanye kesadaran juga mulai muncul untuk mengedukasi masyarakat tentang penggunaan yang sehat dan seimbang terhadap teknologi mobile.
Gejala dan Tanda-tanda Nomophobia (Mok et al., 2014)Â
Gejala Psikologis: Kecemasan: Kecemasan Terkait Kehilangan Koneksi, Orang yang mengalami Nomophobia cenderung merasa gelisah atau khawatir ketika mereka tidak memiliki ponsel mereka atau tidak dapat terhubung dengan internet.Â
FOMO (Fear of Missing Out): Rasa takut untuk melewatkan informasi atau pengalaman penting yang mungkin terjadi online dapat meningkatkan tingkat kecemasan.Â
Depresi Ringan: Perasaan Kehilangan dan Isolasi, Ketergantungan pada ponsel pintar yang berlebihan dapat menyebabkan perasaan terisolasi dan kesepian ketika tidak ada akses ke dunia maya.
Gangguan Mood: Beberapa individu mungkin mengalami perubahan mood dan merasa sedih atau lesu ketika terpisah dari ponsel pintar mereka.
Upaya Pencegahan dan Manajemen Nomophobia.
Edukasi Penggunaan yang Sehat: Workshop dan Seminar, Menyelenggarakan workshop dan seminar untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya pada kalangan pelajar dan orang tua, tentang pentingnya menggunakan teknologi secara bijak.