Smartphone adalah jenis telepon genggam atau ponsel pintar yang memiliki kemampuan lebih dari sekadar berfungsi sebagai alat komunikasi suara. Smartphone memiliki berbagai fitur yang memungkinkan pengguna untuk melakukan berbagai aktivitas, termasuk akses internet, pengiriman pesan teks, penggunaan aplikasi, dan pemutaran multimedia. Sejak di temukannya smartphone, Masyarakat mulai memasuki abad teknologi dan informasi, apapun dapat diketahui dengan sangat mudah melalui perangkat kecil yang kita sering sebut android atau iphone, terjadilah fenomena Nomophobia, Nomophobia adalah singkatan dari "no mobile phone phobia," yang secara harfiah berarti ketakutan atau kecemasan saat tidak memiliki akses atau tidak dapat menggunakan smartphone atau perangkat gadget lainnya (Dixit et al., 2010). Istilah ini pertama kali muncul pada awal tahun 2010 dan merujuk pada kecenderungan kecemasan atau stres yang dialami seseorang ketika terpisah dari ponselnya, kehilangan sinyal, kehabisan baterai, atau tidak memiliki ponsel sama sekali. Gejala nomophobia bisa bervariasi, tetapi umumnya mencakup kecemasan, rasa panik, dan ketidaknyamanan emosional ketika seseorang tidak dapat menggunakan atau tidak memiliki akses ke ponsel mereka. Fenomena ini sering dikaitkan dengan ketergantungan pada teknologi dan penggunaan ponsel yang berlebihan (Nagpal and Kaur, 2016). istilah "nomophobia" tidak diakui sebagai gangguan kesehatan mental secara resmi dalam klasifikasi diagnostik, tetapi konsep ini telah menjadi fokus penelitian dan perbincangan terutama terkait dengan dampak penggunaan ponsel terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan individu. (Nagpal and Kaur, 2016) dan (Dixit et al., 2010) Jelas disekitar kita terlihat orang orang diperbudak dengan smartphone mereka, menyebrang jalan dengan melihat layar smartphone, makan sambil menonton youtube di smartphone, dan bahkan saat pertemuan keluarga masih saja melihat layar smartphone, mengapa hal ini bisa terjadi? Ada beberapa alasan mengapa orang cenderung sangat suka melihat layar smartphone, yaitu:Â
1. Akses Cepat ke Informasi: Smartphone memberikan akses instan ke berbagai jenis informasi. Pengguna dapat dengan cepat mencari jawaban, membaca berita, dan mendapatkan informasi terkini dari berbagai sumber.Â
2. Media Sosial: Layar smartphone adalah pintu utama bagi banyak orang untuk berkomunikasi dan terhubung melalui media sosial. Melalui aplikasi seperti Facebook, Instagram, dan Twitter, orang dapat berbagi pengalaman, foto, dan berinteraksi dengan teman dan keluarga.Â
3. Aplikasi Hiburan: Smartphone berfungsi sebagai pusat hiburan pribadi. Dari menonton video dan mendengarkan musik hingga bermain game, layar smartphone menawarkan berbagai opsi hiburan yang dapat diakses dengan mudah.Â
4. Pekerjaan dan Produktivitas: Banyak orang menggunakan smartphone untuk tujuan produktivitas, seperti membaca email, mengakses dokumen, atau menggunakan aplikasi produktivitas. Layar smartphone memungkinkan pengguna untuk tetap terhubung dengan pekerjaan dan tugas sehari-hari mereka
Sejarah munculnya Nomophobia dapat diikuti seiring dengan berkembangnya teknologi mobile dan penetrasi yang semakin luas dari perangkat ponsel pintar di kehidupan sehari-hari. Meskipun istilah "Nomophobia" sendiri mungkin baru muncul pada awal tahun 2010-an, kecemasan terhadap ketidaktersediaan ponsel atau kehilangannya sudah menjadi fenomena yang dirasakan oleh banyak orang sejak awal 2000-an. (Nagpal and Kaur, 2016) Berikut adalah poin-poin kunci dalam sejarah munculnya Nomophobia:
Proliferasi Ponsel Pintar (Awal 2000-an):
Pada awal abad ke-21, perkembangan teknologi membawa munculnya ponsel pintar yang menyediakan akses internet, aplikasi, dan fungsi multimedia. Ponsel pintar semakin menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, memberikan kenyamanan dan konektivitas tanpa henti.
Ketergantungan pada Fungsi Ponsel (Akhir 2000-an):Â
Dengan munculnya layanan pesan instan, email mobile, dan media sosial, ponsel pintar menjadi alat utama untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara sosial. Fungsi-fungsi ini mulai menjadi bagian penting dari rutinitas harian, dan ketidaknyamanan muncul saat terjadi pemisahan dari perangkat tersebut.
Penelitian Awal tentang Kecemasan Ponsel (Awal 2010-an):