"Piye Teng? Aku sing menang. Saiki warahen aku piye carane ngentukne Sayem," ucap Saitil sambil memangku kelapa yang baru dia kupas dengan giginya.
Merasa kasoran dengan kekuatan gigi adik tingkatnya asal Lamongan itu. Ndhas Teng belum mau menerima kekalahannya.Â
"Perlombaan belum rampung. Pemenang dari perlombaan ini adalah siapa yang bisa memecahkan kelapa dengan keningnya," sanggah Ndhas Teng sembari memukul-mukulkan kelapa yang baru dia kupas ke keningnya.
Karena tidak mau kalah. Saitil pun melakukan hal serupa seperti yang dilakukan Ndhas Teng. Hampir sepuluh menit dua pemuda itu memukulkan kelapa kekeningnya. Namun, entah karena didorong keinginan yang kuat atau memang punya ilmu kanuragan yang mumpuni.
Cucu Ranggalawe berhasil mengalahkan Cucu Menak Sopal. Saitil bisa tersenyum bangga dengan kemenangannya. Sementara itu Ndhas Teng ngglepar kepalanya pusing seusai dijenus-jentuskan ke kelapa.
"Saiki aku sing dadi pemenange ya?"
"Iya, Til. Aku ngaku kalah."
"Terus carane piye?"
"Hamboh... Mikira dhewe."
Merasa kesal karena dipermainkan Ndhas Teng. Usai membuang kelapa yang baru dijentuskan ke kepalanya. Saitil mendekatkan mulutnya ke telinga Ndhas Teng yang masih glosaran.
"Teng," kata Saitil pelan.