Pada awal tahun 2020 Indonesia dilanda pandemi covid-19, perkuliahan pun sempat terhenti sejenak karena tidak memungkinkannya Mahasiswa dan dosen untuk bertemu untuk ber tatap muka. Virus pun bisa menyerang siapa saja dari segala kalangan umur hingga menyebabkan kematian. Lalu bagaimana cara mahasiswa arsitektur agar tetap bisa melaksanakan perkuliahan mata kuliah studio dan mengadakan pameran karya dari tugas tersebut?
Melaksanakan Perkuliahan Secara Daring
Pandemi telah mengubah sistem perkuliahan dari yang sebelumnya dilaksanakan dengan sistem luring (luar jaringan) menjadi daring (dalam jaringan), tentu saja membutuhkan adaptasi terutama untuk mata kuliah studio yang menjadi mata kuliah inti pada jurusan arsitektur dan sifatnya praktik. Dibutuhkannya interaksi secara langsung untuk asistensi adalah salah satu problem yang dialami oleh dosen dan mahasiswa arsitektur.
Solusi dari permasalahan tersebut yaitu semua perkuliahan dilaksanakan secara virtual menggunakan aplikasi video conference zoom meeting, google meet, atau aplikasi video conference lainnya agar perkuliahan lebih interaktif antara dosen dan mahasiswa atau sebaliknya. Kemudian mahasiswa meng-asistensi-kan karya nya dari tugas yang diberikan dengan menjelaskan hasil karya tersebut.
Membuka sesi tanya jawab antara mahasiswa dengan mahasiswa atau mahasiswa dengan dosen di akhir perkuliahan untuk memberikan materi tambahan, dan menjadikan mahasiswa arsitektur bisa mengeksplor dunia arsitektur lebih luas. Kemudian mengumpulkan hasil asistensi di website e-learning perguruan tinggi tersebut, google classroom, atau aplikasi yang lain.
Mengadakan Pameran Karya Secara Virtual
Mahasiswa Arsitektur kemudian memamerkan karya dan serangkaian acaranya secara virtual atau virtual art exhibition, dengan perkembangan teknologi menghadirkan alternatif supaya kita bisa tetap merasakan pengalaman tersebut.
Dengan cara ini pengunjung pameran tidak datang langsung ke galeri pameran, sehingga bisa mengurangi potensi adanya kerumunan dan mengurangi angka penularan covid-19.
Selain itu keuntungan mengadakan pameran secara virtual adalah pengunjung bisa mengakses web dimana saja dan kapan saja, meminimalisasi jumlah panitia untuk mengatur acara tersebut, peralatan yang digunakan pun tidak seperti yang digunakan dalam pameran secara offline yaitu panitia tidak perlu menyediakan peralatan pameran secara fisik melainkan hanya dengan animasi, tidak membutuhkan anggaran terlalu banyak, dan tentunya tidak perlu menyediakan tempat atau menyewa sebuah gedung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H