Mohon tunggu...
Zulvasary Azza
Zulvasary Azza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa di salah satu universitas di kediri, saya ingin mengisi waktu luang saya dengan menulis sebuah berita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pesona Tradisi Larung Sesajen Gunung Kelud

30 Juli 2023   10:45 Diperbarui: 30 Juli 2023   10:50 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto barongan/Dokumentasi pribadi

Kediri, 29/07/2023. Tradisi larung sesaji gunung kelud merupakan upacara adat yang rutin dilakukan satu tahun sekali setiap bulan suro. Acara yang diselenggarakan di Desa Sugihwaras (area gunung kelud) ini diikuti oleh seluruh desa di kecamatan Ngancar. 

Tradisi ini merupakan simbol dari masyarakat Ngancar terhadap kepedulian lingkungan dan juga wujud syukur atas hasil bumi yang tumbuh subur di daerah Kecamatan Ngancar. 

Selain itu, masyarakat juga berharap agar diberikan keselamatan, kesehatan, keberkahan, dan keberuntungan di tahun ini. Dalam kepercayaan setempat, upacara larung sesaji Gunung Kelud erat kaitannya dengan kisah Dewi Kilisuci dan Lembu Suro. 

Diceritakan,Lembu Suro sangat mencinai Dewi Kilisuci, tetapi tidak sebaliknya. Singkat cerita, Dewi Kilisuci melakukan tipu muslihat agar tidak jaddi menikah dengan Lembu Suro dan berhasil. Konon, Lembu Suro bersumpah bahwa wilayah Kediri akan menjadi sungai (kali). Dari situlah tradisi larung sesaji dilakukan setiap tahun sekali pada Bulan Suro.

Pada kesempatan ini, Desa Jagul yang merupakan basis kelompok 114 Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAIN Kediri mendapat tugas untuk menampilkan pertunjukkan seni reog dan gamelan pada acara larung sesaji. Sedangkan desa-desa lain, seperti Sempu, Ngancar, dan Sugihwaras membawakan tumpeng yang berisi hasil bumi. Hasil bumi yang dijadikan tumpeng antara lain terong, tomat, jeruk, salak, kacang panjang, apel, bengkoang, cabai merah panjang, ubi ungu, dan tak lupa primadona wilayah Ngancar, yaitu nanas.

Masyarakat sangat antusias menonton pertunjukkan yang disajikan, diantaranya seni jaranan yang diiringi oleh penari-penari jathilan, bujang ganong, reog, dan terakhir adalah acara lelarung yang dilakukan oleh sesepuh wilayah Ngancar yang diikuti oleh seluruh kepala Desa Kecamatan Ngancar. 

Adapun acara terakhir dari tradisi larung sesaji Gunung Kelud tahun 2023 adalah doa bersama yang dipimpin oleh beberapa tokoh agama di Kecamatan Ngancar, diantaranya adalah tokoh Agama Islam, Kristen , Hindu, dan kepercayaan lokal. 

Setelah berdoa bersama, tumpeng yang berisi hasil bumi masyarakat Ngancar dibagi-bagikan. Kami dari kelopok 114 KKN IAIN Kediri banyak mendapatkan hasil bumi dan rencananya akan dibuat rujak saat sudah kembali di Desa Jagul.   

Gambar proses ritual/Dokumentasi pribadi
Gambar proses ritual/Dokumentasi pribadi

Foto Doa Bersama/Dokumentasi pribadi
Foto Doa Bersama/Dokumentasi pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun