Mohon tunggu...
Haris Danial
Haris Danial Mohon Tunggu... Lainnya - Dosen

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Suksesnya Mahasiswa KKN Tematik UNG, Eduliterasi Digital UMKM Ilomata

4 Desember 2022   07:23 Diperbarui: 4 Desember 2022   07:22 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menuju era reformasi 4.0 dan e-learning 5.0 sekarang ini, sektor usaha kecil menengah UMKM senantiasa tampil sebagai penyelamat peran dan kontribusinya bagi perekonomian daerah. Peran strategis UMKM di kalangan masyarakat dapat dilihat dari angka 99.9%-unit bisnis di Indonesia mampu menyerap hamper 97% tenaga kerja di Indonesia (UMKM Outlook 2017, http://fokus-umkm.com/umkm-outlook-2017/

Data di atas menunjukkan bahwa pentingnya keberadaan UMKM mampu menjadi penopang terhadap perekonomian sekitar dan mampu menghidupkan usaha-usaha local pendukung lainnya. Namun sayangnya, beberapa permasalahan dalam pengembangan perekonomian di desa, khususnya bagi UMKM terjadi pada kompetensi SDM yang masih kurang dalam bidang pendidikan

Dalam aspek Pendidikan telah menyoroti beberapa masalah diantaranya masalah angka putus sekolah yang berimbas pada angka pengangguran yang terus bertambah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya literasi peserta didik di dalam kelas. Literasi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam memahami informasi ketika melakukan proses membaca dan menulis serta menggunakan potensi dan keterampilan. Arti dari literasi bukan sekedar kemampuan membaca dan menulis tetapi juga menambah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dapat menjadikan seseorang memiliki kemampuan berpikir kritis, mampu mengembangkan potensi dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat (Alberta:2009). Cordon (2003) menambahkan bahwa literasi diartikan sebagai imajinasi ilmuwan lain untuk menjelajahi dunia dan ilmu pengetahuan secara luas berdasarkan referensi yang bermakna.

Irene and Gay (2001) mengatakan nilai-nilai literasi yang berkualitas tercermin dari ketika siswa berhasil menerapkan apa yang mereka telah belajar dan menuangkannya ke dalam tulisan mereka sendiri. Ketika diintegrasikan dengan literasi digital, bentuk literasi digital adalah kemampuan untuk menciptakan informasi menggunakan berbagai digital teknologi. Karena penggunaan digital, untuk mengubah media digital, untuk dengan mudah beradaptasi dengan yang baru formulir. Literasi digital mencakup perangkat keras, perangkat lunak, internet, dan telepon seluler. David & Shaw (2011), literasi digital adalah kemampuan untuk terhubung dengan hypertextual informasi dalam arti membaca tidak berurutan dengan bantuan komputer.

               Hal-hal penting yang perlu diketahui masyarakat dalam mengembangkan usahanya di desa. Ada pendekatan lain literasi digital seperti yang dijelaskan oleh Jones dan Hafner (2012) yang menyatakan secara umum Literasi digital juga berkaitan dengan bagaimana seseorang menggunakan media (seperti internet) untuk kebutuhannya. Para pengusaha UMKM mengetahui tentang literasi digital karena mengingat data dan informasi akan terus berkembang tanpa kendali. Jika setiap individu tidak melengkapi dirinya dengan literasi digital, maka akan semakin sulit mencari informasi yang benar-benar berharga. Literasi digital adalah kemampuan untuk membuat dan berbagi dalam berbagai mode dan bentuk, untuk membuat, berkolaborasi dan berkomunikasi secara lebih efektif dan untuk memahami bagaimana dan kapan menggunakan teknologi digital yang baik untuk mendukung proses tersebut (Hague, 2010:2).

               Terkait dengan literasi digital, karakter memiliki peranan penting dalam menunjang pola pikir siswa dalam belajar, dan hal ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam belajar. Apabila dikaitkan dengan pendapat Widyahening & Wardhani (2016), pendidikan karakter memiliki peranan penting terhadap kehidupan manusia, khususnya dalam melindungi diri sendiri, membentuk kepribadian seseorang berdasarkan kepercayaan diri setiap individu, dan bahkan memiliki perilaku yang baik untuk saling menghargai terhadap perbedaan. Untuk itu, pendidikan karakter dalam wujud digitalisasi perlu diterapkan kepada siswa untuk membantu mereka dalam meningkatkan prestasi belajar.

Pentingnya literasi digital tidak hanya dapat dilakukan pada pendidikan formal tetapi juga dapat diberlakukan kepada masyarakat yang  memiliki usaha. Seperti halnya kondisi saat ini yang menuntut setiap lembaga pendidikan mampu mengntegrasikan teknologi dalam kegiatan usaha. Sebelum pandemi, kegiatan usaha masih dilakukan secara normal dengan menjual di pasar atau tempat jualan pada umumnya. Akan tetapi, pola pembiasaan marketing seperti ini yang akhirnya dirubah berdasarkan konteks marketing berbasis digital yang menggunakan teknologi sebagai perantara penjualan.

Sayangnya, proses marketing berbasis literasi digital seperti halnya diterapkan di pendidikan formal tidak selayaknya diterapkan di dunia usaha. Sebagian besar usaha kecil menengah di Desa Ilomata hanya terbiasa memberlakukan usaha marketing secara manual yang hanya sebatas menjual hasil produksi kepada masyarakat secara door to door. Hal ini terjadi di Desa Ilomata berdasarkan hasil observasi, sebagian masyarakat hanya melakukan marketing secara manual, bahkan penyusunan proposal pembiayaan, administrasi pembukuan dan pencatatan keuangan masih tradisional. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun