Bukan berarti mereka yang memposting tentang dirinya di media sosial ia adalah orang yang riya', hal tersebut hanya diketahui oleh dirinya sendiri, karena riya' ialah merupakan perbuatan hati yang berkaitan dengan niat seseorang dalam melakukan sebuah perbuatan, namun hal-hal di atas bisa menjadi pintu dari perbuatan riya' itu sendiri.
Ayat-ayat Al-Qur'an, hadis-hadis, serta para ulama sudah memberikan peringatan tentang bahaya perbuatan ini, diantaranya:
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan sholat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali."
(Qs. An-Nisa: 142).
Nabi bersabda,
: : : " ". ( )
Yang artinya, Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: "Aku Dzat yang paling tidak butuh kepada sekutu. Barangsiapa melakukan suatu amalan yang di dalamnya itu ia menyekutukan Aku dengan selain-Ku, niscaya Aku tinggalkan ia bersama sekutunya itu". (HR. Muslim).
: " . : : ". : " ". ( )
Yang artinya, Diriwayatkan dari Mahmud bin Labid bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh yang paling aku takuti atasmu adalah asy-syirk al-ashgar. Sahabat bertanya: Apa asy-syirk al-ashgar itu wahai Rasulullah? Beliau bersabda: Riya. Allah ketika membalas perbuatan manusia pada hari kiamat berfirman: "Pergilah kepada mereka yang engkau riya untuk mereka di dunia, dan lihatlah apakah engkau mendapatkan balasan pada mereka". (HR. Ahmad).
Media sosial sejatinya memiliki efek positif dan juga efek negatif bagi para penggunanya, dan hal tersebut kembali lagi kepada para penggunanya bgaimana mereka memanfaatkannya.
Terlepas dari itu semua, sekali lagi kita tidak bisa menyimpulkan tujuan atau niat apa yang dituju dari sebuah amal yang dilakukan oleh seseorang, namun kita bisa menilai diri kita, untuk apa kita melakukan sebuah amal?