Mohon tunggu...
Zulpina Pina
Zulpina Pina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya menulis dan membaca koran, artikel,berita dan lainnya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penggunaan Bahasa Gaul di kalangan remaja, Fenomena atau Masalah?

16 Desember 2024   19:39 Diperbarui: 16 Desember 2024   19:39 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo Sobat Mahasiswa!

Dalam perkembangan bahasa yang dinamis, munculnya kata-kata baru atau penggunaan kata yang tidak lazim bukanlah hal yang asing untuk sekarang ini . Salah satu fenomena menarik yang sering kita dengar adalah penggunaan kata gaul  di kalangan anak muda. Kata ini seringkali digunakan dalam berbagai konteks, baik sebagai ekspresi kejutan, kesal, atau bahkan sebagai pengganti kata sambung. Namun, penggunaan kata ini juga memicu berbagai pertanyaan dan perdebatan.

Salah satu ragam bahasa gaul yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah Bahasa Gaul "Ngab". Bahasa ini tentunya sudah tidak asing lagi dikalangan Milenial saat ini, bukan.?

Bahasa gaul suatu bentuk bahasa yang berkembang secara tidak resmi dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan remaja. Istilah-istilah baru dan ungkapan-ungkapan yang tidak baku sering kali muncul dari bahasa gaul, menjadikannya salah satu fenomena bahasa yang dinamis. Meskipun bahasa gaul dapat menciptakan rasa kebersamaan dan memudahkan komunikasi antar kelompok, penggunaan yang berlebihan dapat berdampak pada penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

bahasa gaul merupakan bahasa khas remaja, kata-katanya di ubah sedemikian rupa, sehingga hanya bisa dimengerti di kalangan mereka dan bisa dipahami oleh hampir seluruh remaja di tanah air yang terjangkau oleh media massa. Kemudian istilah- istilah itu berkembang,berubah dan bertambah hampir setiap hari.dengan media sosial, film, musik, dan tayangan televisi seringkali menampilkan penggunaan kata-kata non-standar, termasuk "Baper. Anak muda yang sering terpapar media tersebut cenderung meniru gaya bahasa yang mereka lihat dan dengar.dengan tekanan dari teman sebaya juga membuat Keinginan untuk diterima dalam kelompok teman sebaya membuat anak muda terdorong untuk menggunakan bahasa yang sama, termasuk kata-kata yang dianggap "gaul" atau "keren".

Interferensi bahasa terjadi ketika elemen-elemen bahasa gaul masuk ke dalam bahasa baku, sehingga menurunkan kualitas bahasa formal. Contohnya adalah penggunaan kata "nggak" sebagai pengganti "tidak" atau "ga" untuk "tidak," yang sering terdengar dalam percakapan sehari-hari maupun media sosial. Jika tidak disadari, interferensi ini dapat terbawa dalam situasi formal, yang seharusnya dihindari.Peran Orang tua, guru, dan tokoh masyarakat perlu menjadi contoh dalam penggunaan bahasa yang baik. dengan memperbanyak Membaca buku, menonton film berkualitas, dan mengikuti kegiatan literasi lainnya dapat memperkaya kosakata dan meningkatkan kemampuan berbahasa.

Meskipun bahasa gaul memiliki tempatnya sendiri dalam kehidupan sehari-hari, penting untuk tetap menjaga dan menghormati Bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah. Dengan demikian, kita tidak hanya dapat berkomunikasi dengan lebih baik, tetapi juga turut melestarikan identitas budaya bangsa yang dituangkan dalam bahasa nasional kita.Penting untuk memberikan edukasi kepada anak muda tentang pentingnya menggunakan bahasa yang baik dan santun.Ragam bahasa itu sendiri adalah bahasa Indonesia yang memiliki berbagai macam jenis yang dibedakan berdasarkan tiga hal yaitu: cara berkomunikasi, cara penuturan, dan topik pembicaraan. Sedangakan bahasa gaul sendiri merupakan ragam bentuk kata atau kalimat singkat, unik, dan bersifat sementara, serta bukan bahasa baku ataupun formal. seperti singkatan MLYT dari meleyot, yang baru saja trendi itu, juga muncul karena diperlukannya pengungkapan perasaan yang mungkin menurut kaum muda kurang cukup jika diekspresikan dengan kata yang sudah ada seperti kata kagum, yang mungkin dirasakan tidak secara lengkap merujuk pada perasaan yang sangat terpana sehingga seluruh tubuh menjadi lemas, tidak bisa bergerak.

"Anak muda juga dapat mempopulerkan kata dalam kamus yang sudah jarang dipakai, seperti kata cuak atau cuaks yang saat ini trendi untuk merujuk perasaan takut atau gentar,Seiring dengan perkembangan media sosial yang diakomodasi melalui sarana teknologi dan informasi, ciri-ciri bahasa gaul saat ini juga mengikuti karakteristik sarana komunikasi tulis yang menghendaki keringkasan berbahasa.

Akibat keterbatasan ruang tampilan gawai, muncul banyak bentuk bahasa gaul yang berupa singkatan atau akronim, seperti baper (bawa perasaan), bucin (budak cinta), gaje (gak jelas), gercep (gerak cepat), dan japri (jaringan pribadi).

Ciri khas dari tren bahasa gaul saat ini yang tidak pernah muncul pada masa lalu adalah adanya perpaduan moda komunikasi. Artinya, bahasa gaul tidak hanya menggunakan huruf saja, tetapi juga dapat dikombinasikan dengan angka, emoji, gambar, dan stiker.

Pendidikan dasar dan menengah menjadi kunci untuk mengembangkan kualitas berbahasa. Tantangan terbesar pembelajaran Bahasa Indonesia saat ini, terkait pemakaian bahasa gaul yang mungkin meresahkan sebagian masyarakat Indonesia, adalah secara aktif menanamkan pengetahuan dan kebiasaan berbahasa siswa untuk mengetahui dalam situasi apa ia menggunakan bentuk-bentuk kebahasaan yang tepat. Hal ini mendorong pemakaian bahasa Indonesia yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun