Mohon tunggu...
Zul Majjaga
Zul Majjaga Mohon Tunggu... Politisi - Kalolona Syamsul B Majjaga

Belajar itu menulis apapun yang memungkinkan untuk di sempurnakan oleh orang lain

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bagaimana Iklan Politik dan Platform Peliputan Media Bekerja dalam Berita Pemilu

3 April 2020   15:28 Diperbarui: 3 April 2020   15:28 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika kita semakin mendekati pemilu 2020, masalah iklan politik online menjadi sisi lain yang terasa semakin penting.

Seperti halnya berbagai pertanyaan seputar bagaimana  platform liputan media bekerja disaat penyelanggara pemilu telah memilih untuk melarang - membatasi iklan politik - tetapi bagaimana ia mendefinisikan istilah itu, dan apakah dengan melarangnya, politik akan terhindari dari cerita dan gambar berbahaya, lalu bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya. 

Efek  kebaikan dari iklan politik online malah yang berkurang., Terutama terkait dengan  publik yang semakin progresif di ruang digital? 

Di sisi lain, organisasi berita, lewat telah dewan pers memilih arah yang yang sedikit kompromis, surat edarannya mengatakan bahkan tidak di bolehkan berklan politik untuk organisasi berita yang ingin bekerja sama dengan instansi/badan yang berlatarbelakang milik negara selama organisasi berita tersebut tidak berlisensi izin dari dewan pers. Baik, dalam tinjauan semangat untuk meminimalisir semakin menjamur maedia berita tanpa kamar redaksi. 

Tetapi mungkin akan jauh lebih baik, jika seandainya penyampaian tersebut memberikan penjelasan code pemandu dan platform etika jurnalisme sebagai upaya untuk membedakan,  sustansi berita dari yang berlisensi terdaftar di dewan pers dengan tidak..

Menurut anda, Apakah itu pendekatan yang tepat, atau apakah semua itu menjadi penyebab akan lebih baiknya kualitas media berita atau apakah hanya itu tawaran solusi penyelesaian masalah dari gemelapnya organisasi berita saat ini? 

Haruskah semua pihak bersepakat untuk memperlakukan iklan politik online dengan cara kerja yang sama seperti iklan TV atau apakah dunia online memerlukan strategi regulasi yang berbeda?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dan lainnya, lewat ulasan singkat ini, kami menawarkan ruang panel digital bagi para pihak yang terlibat bertangung jawab dalam menciptakan dan menghadirkan pemilu ramah digital,  termasuk kami akan melibatkan ahli untuk turut serta dalam panel tersebut. 

Panel digital pada halaman FB @Syamsul Bahri Majjaga  yang dalam perencanaannya dipersiapkan  bertahan dalam sebulan untuk satu tema yang diskusi, dan bagi organisasi berita, penyelenggara pemilu, partai politik dan para calon kepala daerah: kami prioritaskan untuk berpartisipasi dengan membuka, link obrolan ynqg Aan dikirimkan. 

Untuk mendapatkan code sandi untuk dan mengisi pandangan dan pendapat dalam saluran digital . Tentu, Kami berterima kasih banyak kepada para pihak yang ingin terlibat dan turut serta untuk memfomulasi gagasan baru digital dan demokrasi kita ini. 

Mungkin Anda bisa mulai dengan memberi tahu kami di mana Anda berpihak pada pertanyaan kami seputar tentang bagaimana menangani iklan politik digital --apakah pendekatan yang tepat, atau yang berjalan sejauh ini sudah tepat? Atau apakah strategi yang tepat ada di antara keduanya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun