Sepatutnya Generasi sekarang mengingat kembali betapa besarnya kontribusi Pahlawan kemerdekaan pada Bangsa ini, sedang dunia pun mengakui bahwa sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia merupakan Upaya membangun peradaban dunia baru. Amat memprihantikan jika merefleksikan keadaan sekarang, nampaknya mengalami kekeringan gagasan dan harapan akibat kegagalan menghormati dan memahami bangsa Indonesia. Pembahasan tentang kemunduran bangsa Indonesia tiada hentinya menjadi peninjauan terus menerus disebabkan generasi sekarang berjarak dengan tradisi literasi dan juga diskursus filosofis mengenai bangsa Indonesia.
Sejarah runtuhnya Uni Soviet sebagai Pemenang Perang Dunia II pada tahun 1991, merupakan fakta sejarah bahwa negara adidaya pun dimungkinkan mengalami keruntuhan, penyebab utamanya disebabkan kegagalan Uni Soviet dalam mengatasi permasalahan sosial budaya Warganya. Sulit Memastikan Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat mempertahankan kedaulatannya dari sabang sampai mauruke, dari Pulau Rote sampai Pulau Miangas, Â jikalau embrio keterbelahan tidak dapat diatasi dengan menumbuhkan kesadaran kebangsaan yang filosfis dan dibekali fakta sejarah baik yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri guna menjawab tantangan zaman bangsa Indonesia.
Olehnya melalui tulisan ini saya hendak mendorong teman -- teman genersasi muda, wabilkhusus saudara seperjuangan saya di Forum Persaudaraan Antar Etnis Nusantara, agar senantiasa lebih kiat dan tekun belajar dalam mengaktifkan serta Merealisasikan wacana tentang Peradaban Bangsa Indonesia di masa jauh mendatang, layaknya Perkataan Indira Gandhi dalam film bell Bottom, Ketika Pesawat Air India dibajak pada tahun 1980 dan akan berdampak pada elektabilitas Indira Gandhi pada pemilu India 1984, jikalau kebijakannya gagal dalam menyelamatkan para korban dari pembajakan, maka Indira Gandhi Berkata kepada salah satu Menterinya karena lebih mementingkan Pemilu India 1984 "Saya Melakukan ini untuk India Seratus Tahun kedepan, Bukan Untuk Memenangkan Pemilu 4 tahun akan datang". Â Keteguhan Hati Indira Gandhi dapat menginspirasi kita untuk memetingkan masa depan bangsanya ketimbang terjebak pada kepentingan sectoral semata.
Perbedaan Geografis dan Etnis Bangsa Indonesia, Merupakan Anugerah Tuhan Yang Maha Esa kepada Manusia Indonesia dan Generasi Muda acap kali Menyepelehkan, Perihal Rasisme, Sikap Intoleran, dan prilaku deskriminasi kepada yang berbeda kerap mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara, tak perlu lah menampilkan kasus per kasus, teramat sering kita menyaksikan penolakan atau penghinaan terhadap masyarakat tertentu dikarenakan perbedaan pandangan politik, suku, agama dan ras dan kadang berdampak pada konflik horizontal.
Permasalahan SARA di Negara tercinta ini, seraya penyakit lama yang sering kambuh, bayangkan jika penyakit sering kumat tentu akan mengakibatkan kritis dan bagi orang yang mengidapnya akan menyebabkan kematian, sedangkan bagi Sebuah Negara akan berpotensi besar mengalami kehancuran, bahkan lebih ekstremnya akan bernasib sama seperti Uni Soviet. Tentu sebagai anak bangsa, kita tidak menginginkan ini terjadi pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai bersama.
Oleh Karena itu, Â menyadari generasi muda pembawa harapan perubahan, marilah senantiasa memahami Indonesia secara mengakar tentang berbagai kerumitan masalah bangsa Indonesia. Lebih dari itu, saya yakin Anak Muda adalah Nyawa Kebhinekaan bangsa Indonesia, Kongres Pemuda 1928 merupakan saksi sejarah dan simbol generasi muda Indonsia Bersatu dalam keberagaman demi mewujudkan Indonesia Merdeka. Tentu zaman sekarang tantangannya sudah berbeda namun secara ensensial tidak mungkin terhindarkan peran serta generasi muda dalam membangun bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H