Mohon tunggu...
Zulkifli Maulana Royani
Zulkifli Maulana Royani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember departemen Teknik Kelautan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Aquaculture Kerang Mutiara Indonesia: Kenapa Tidak Populer?

12 Desember 2024   20:35 Diperbarui: 12 Desember 2024   20:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Meskipun potensinya besar, budidaya kerang mutiara di Indonesia tidak bebas dari adanya tantangan, antara lain.

  • Kurangnya Pengetahuan dan Kesadaran : Banyak masyarakat pesisir yang masih belum menyadari nilai ekonomi dari budidaya kerang mutiara. Budidaya ini seringkali dianggap tidak sebanding dengan investasi awal yang dibutuhkan.
  • Persaingan Global : Produsen mutiara besar seperti Australia dan Jepang telah lebih dulu menguasai pasar internasional dengan teknologi budidaya yang lebih canggih dan jaringan distribusi yang kuat. Sehingga persaingan pasar bagi produsen Indonesia kesulitan dalam memasuki pasar.
  • Kurangnya Infrastruktur dan Teknologi : Budidaya kerang mutiara membutuhkan fasilitas khusus seperti area pembesaran, teknologi pengendalian kualitas air, dan laboratorium untuk implantasi inti mutiara. Sayangnya, fasilitas ini belum banyak tersedia di Indonesia.
  • Isu Lingkungan : Perubahan iklim dan polusi laut juga menjadi ancaman besar bagi keberlanjutan budidaya kerang mutiara. Selain itu, daerah dengan kualitas perairan yang tidak memadai dapat menurunkan produktivitas.

Teknologi Pendukung untuk Pengembangan

Budidaya kerang mutiara sama seperti budidaya laut lainnya tidak lepas dari perlunya teknologi modern untuk mengembangkan dan meningkatkan produksi lebih efisien dan efektif. Teknologi selalu menjadi tolok ukur dalam keberhasilan dalam bisnis budidaya. Negara maju yang menguasai pasar mutiara internasional seperti jepang dan australia memiliki teknologi yang lebih maju daripada Indonesia. Maka perlu menyadarkan masyarakat, pemerintah, dan investor untuk lebih melek terhadap bisnis budidaya kerang mutiara ini. Berikut adalah beberapa teknologi yang dapat mendukung perkembangan budidaya kerang mutiara di Indonesia:

  • Pemantauan Kualitas Air : Teknologi sensor modern dapat digunakan untuk memantau parameter lingkungan seperti salinitas, suhu, dan kadar oksigen di lokasi budidaya secara real-time. Data ini memungkinkan pengelolaan lingkungan budidaya yang lebih efektif dan membantu petani memastikan kondisi lingkungan tetap optimal untuk pertumbuhan kerang
  • Implantasi Inti Berteknologi Tinggi : Proses implantasi inti adalah tahap kritis dalam pembentukan mutiara. Dengan bantuan teknologi mikroskop dan peralatan canggih dapat meningkatkan keberhasilan implantasi dan pembentukan mutiara berkualitas tinggi.
  • Akuakultur Multitrofik Terintegrasi (IMTA) : Penerapan sistem budidaya yang ramah lingkungan, seperti akuakultur multitrofik terintegrasi (IMTA), Sistem ini mengintegrasikan berbagai organisme laut dalam satu ekosistem untuk mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan produktivitas.
  • Blockchain untuk Transparansi Rantai Pasok : Dengan teknologi blockchain, asal-usul mutiara dari lokasi budidaya hingga ke konsumen akhir dapat dilacak. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk mutiara Indonesia.
  • Inovasi Metode Pembenihan : Metode kejut suhu (Thermal Shock) terbukti efektif dalam meningkatkan produksi benih. Teknik thermal shock memungkinkan produksi larva kerang mutiara secara lebih efisien dan ramah lingkungan. Dengan teknologi ini pembenihan lebih efisien dan mengurangi ketergantungan pada benih dari alam.
  • Pemetaan Lokasi dengan Teknologi Satelit : Pemanfaatan citra satelit untuk menganalisis parameter hidrometeorologi, seperti kecepatan arus dan suhu permukaan laut dapat membantu menentukan lokasi budidaya yang optimal. Dengan lokasi yang optimal produksi budidaya akan lebih efektif dan menghasilkan kualitas mutiara yang berkualitas tinggi. Lokasi yang tepat ini juga dapat mengurangi risiko risiko yang mungkin merugikan dan menurunkan kualitas produksi.

Untuk menjadikan budidaya kerang mutiara lebih populer, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Pemerintah dapat memberikan insentif berupa subsidi atau pelatihan kepada petani. Selain itu, kampanye edukasi tentang nilai ekonomi dan lingkungan dari budidaya kerang mutiara perlu digalakkan. Kerjasama dengan lembaga riset dan universitas juga penting untuk mengembangkan teknologi lokal yang sesuai dengan kondisi Indonesia. Di sisi lain, promosi internasional melalui pameran dan sertifikasi mutu dapat membantu memperluas pasar mutiara Indonesia. Penelitian lebih lanjut tentang lokasi potensial berdasarkan parameter hidrometeorologi, seperti yang dilakukan di Lombok dan Palabusa, harus terus dilakukan. Dengan data ini, strategi pengelolaan kawasan budidaya dapat lebih terarah.

Indonesia memiliki semua syarat untuk menjadi negara produsen kerang mutiara terkemuka di dunia. Dengan potensi alam yang melimpah, kualitas mutiara yang unggul, dan dukungan teknologi, sektor ini dapat memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional. Namun, tantangan seperti kurangnya pengetahuan, infrastruktur, dan teknologi harus segera diatasi. Dengan langkah yang tepat, budidaya kerang mutiara Indonesia tidak hanya akan populer, tetapi juga menjadi salah satu kebanggaan nasional di pasar global. Akhir kata semoga tulisan ini dapat memberi wawasan dan meningkatkan semangat masyarakat dalam memajukan Aquaculture di Indonesia.

Refrensi

  • Al Habib, A. H. et al. (2018). Pemetaan Daerah Potensial Budidaya Tiram Mutiara (Pinctada Maxima) Menggunakan Citra Satelit Berdasarkan Parameter Hidrometeorologi Terhadap Pola Musiman Di Perairan Lombok, Nusa Tenggara Barat. Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya).
  • Bahrudin, L. et al.  (2023). Studi Pemijahan Kerang Mutiara dengan Metode Kejut Suhu. JVIP 4(1): 29-35.
  • Baso, H. S., & Syarifuddin, M. (2021). Analisis Pertumbuhan Kerang Mutiara (Pinctada maxima) Berdasarkan Kedalaman di Perairan Kupa, Kabupaten Barru. Fisheries of Wallacea Journal, 2(1), 34-43.
  • Iyen, H. et al. (2021). Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Lokasi Budidaya Kerang Mutiara Mab di Palabusa. Journal of Indonesian Tropical Fisheries 4(2): 180-197.
  • Mukhlis, A., et al. (2021). Percepatan Pertumbuhan Benih Kerang Mutiara (Pinctada maxima) Menggunakan Metoda Perendaman dalam Bak Pakan Alami. Jurnal Perikanan, 11(1), 1-12.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun