Akhir Bulan September 2017 lalu, Xiaomi menggebrak pasar Indonesia dengan meluncurkan seri smartphone "baru" mereka yaitu Xiaomi Mi A1, dengan android polos alias pure stock android sebagai sistim operasi sekaligus user interface-nya, loh lalu kemana MIUI..?
Tenang, Mi A1 punya saudara kembar bertajuk Mi 5X, namun menurut pihak Xiaomi, yang akan mengarungi ketatnya pertarungan antar smartphone secara resmi di tanah air adalah Mi A1 saja, tidak dengan Mi 5X, maka para penggemar Xiaomi yang bergelar MiFans yang terkenal akan fanatisme-nya harus legawa dengan Mi A1 saja yang polos tanpa MIUI,
Pada awal kiprahnya di tanah air, sejatinya Xiaomi sempat memasuki pasar melalui Redmi 1S yang menurut klaim pihak Xiaomi terbilang sukses, namun dengan berjalannya hari saat pemerintah mengeluarkan aturan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) bagi seluruh vendor yang ingin berdagang di Indonesia, maka pihak Xiaomi seperti sedikit tersentak dan kesulitan, bahkan jajaran produknya cukup lama tidak ditemui lagi di retail-retail penjualan resmi,
Atas dasar itulah para penjaja handphone lokal meraup untung dengan barang dagangan mereka yang bertemakan barang BM (Black Market), tentu saja pemerintah serta distributor resmi tanah air dibuat meradang olehnya,
Pada bilangan tahun 2016, Xiaomi ingin kembali meneguhkan pengaruhnya di pasar ponsel tanah air dengan menggandeng beberapa manufaktur lokal Indonesia agar dapat memenuhi TKDN, dikutip dari tekno.liputan6.com mitra Xiaomi tersebut diantaranya meliputi Erajaya Group, PT Sat Nusapersada, serta PT Tata Sarana Mandiri,
Kerjasama mutualisme tersebut nampaknya menunjukkan hasil yang dapat membuat pihak Xiaomi tersenyum sumringah, jajaran produk mereka yang terkenal seperti Redmi 3S, Redmi Note 3, Redmi Note 4, dan Redmi 4X dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah melalui gerai-gerai Erafone milik Erajaya Group,
Dan kini di tahun 2017, secara global maupun lokal, Xiaomi nampaknya mulai menancapkan taringnya semakin dalam, berdasarkan tabel "GLOBAL SMARTPHONE VENDOR SHIPMENT & MARKETSHARE IN Q2 2017" yang dilansir oleh Strategy Analitics dan dikutip oleh Engadget, Xiaomi kembali masuk ke posisi 5 top marketshare sebesar 6,4% dengan pengapalan 23,2 juta unit, posisi pertama dan kedua dipuncaki oleh Samsung dan Huawei yang secara mengejutkan menyalip posisi Apple yang kini menempati urutan ketiga, Oppo masih menguntit dan berada di posisi keempat diatas Xiaomi.
Sedangkan di Republik Garuda Pancasila, hal tersebut ditunjukkan dengan naiknya kembali Xiaomi ke posisi 3 klasemen Liga Smartphone Indonesia, hal tersebut dituturkan sendiri di sela-sela peluncuran Xiaomi Mi A1 di Jakarta September lalu oleh Djohan Sutanto selaku Direktur PT Erajaya Swasembada Tbk yang merupakan salah satu distributor ponsel-ponsel resmi dan memiliki jaringan penjualan yang banyak tersebar di Indonesia,
Bahkan di acara launching tersebut, pihak Xiaomi melalui Donovan Sung selaku Director Of Product Management & Marketing Xiaomi Global beserta Steven Shi yang merupakan Head Of Xiaomi South Pacific Region mengikrarkan bahwa hingga akhir tahun 2017 ini Xiaomi akan mengejar target pembukaan 15 Authorised Mi Home dan 56 Xiaomi Authorised Service Center di Indonesia,
Kesimpulannya, jika Xiaomi dapat tetap *stay on track* seperti ini, bukan hal yang mustahil untuk melegitimasi posisi mereka di pasar gadget Indonesia dalam setahun hingga 3 tahun mendatang, mengingat kultur pasar Indonesia yang tidak jauh berbeda dengan pasar India yang sudah lebih dulu dapat dinetralisir oleh Xiaomi belakangan ini, maka sejatinya pasar tanah air-pun bukan pasar yang menyulitkan bagi Xiaomi,
Namun tentu saja para pesaing kawakan layaknya Samsung, Oppo, Vivo, serta Asus yang telah dikenal sebagai "senior" di kancah pasar Indonesia tidak akan tinggal diam, mereka sepatutnya sudah mewaspadai gerakan liar dari Xiaomi & MiFans-nya akhir-akhir ini,