Palembang – Kritik tidak selalu harus disampaikan melalui aksi demonstrasi.
Aliansi Mahasiswa Palembang (AMP) menghadirkan pendekatan baru dengan menggelar diskusi publik bertema “Calon Pemimpin telah Menyampaikan Visi dan Misi, Saatnya Stake Holder dan Publik Menanggapi” pada Sabtu (16/11/2024) di Aula Dinas Perpustakaan Daerah Sumatera Selatan.Penanggung jawab kegiatan, Andi Wiradinata, S.Pi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa mahasiswa dan pemuda dapat memilih cara yang lebih elegan untuk menyampaikan kritik.
“Sebagai mahasiswa dan pemuda, mengkritik tidak hanya melalui demo. Melalui cara yang elegan seperti diskusi publik dengan calon-calon pemimpin, kita dapat memberikan masukan yang lebih konstruktif,” ujar Andi.
Kegiatan ini turut didukung berbagai pihak, seperti KPU Kota Palembang, Bawaslu, anggota DPD RI Sumatera Selatan dr. Ratu Tenny Leriva, M.M, dan anggota Komisi III DPRD Kota Palembang, Ruspanda Karibullah, S.T.
Koordinator kegiatan, Zulkifli Saputra Ependi, menjelaskan bahwa tujuan diskusi ini adalah untuk memberikan wawasan kepada pemuda mengenai kemampuan calon pemimpin yang akan bertarung dalam Pilkada 2024.
“Dengan kegiatan ini, kita bisa memahami kemampuan calon-calon pemimpin. Ini juga memberikan kesempatan bagi kita, generasi muda, untuk ikut menilai dan menyampaikan masukan dengan cara yang lebih santun,” ungkap Zulkifli.
Dalam sesi tanya jawab, Ketua JPPR Kota Palembang, Efran Martahan Hutapea, yang juga menjadi narasumber, menyoroti peran pemuda sebagai pemilih terbesar, namun masih jarang dilibatkan dalam proses penyelenggaraan Pilkada.
Menurut Efran, rendahnya partisipasi pemuda sering kali disebabkan oleh minimnya rasa ingin tahu terhadap Pilkada.
Menanggapi hal tersebut, Andi menegaskan pentingnya keberanian pemuda untuk mengambil peran aktif. “Kita sebagai pemuda harus berani mengambil kesempatan. Jangan hanya menunggu, tetapi jadilah bagian dari perubahan itu sendiri,” ujarnya.
Melalui diskusi publik ini, AMP memberikan contoh nyata bahwa kritik dapat disampaikan secara elegan dan produktif, membuka ruang dialog yang sehat antara masyarakat, pemuda, dan calon pemimpin. Ini menjadi langkah awal dalam membangun budaya demokrasi yang lebih matang di kalangan generasi muda.
(Figo)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H