Mohon tunggu...
Zulkarnain Zul
Zulkarnain Zul Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Suara Fatwa

Menulis dan Mendengarkan Lagu

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Diskusi Publik Alternatif Elegan dalam Menyampaikan Kritik

16 November 2024   21:47 Diperbarui: 16 November 2024   22:52 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Perserta yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Palembang berfoto bersama/dokpri

Palembang – Kritik tidak selalu harus disampaikan melalui aksi demonstrasi. 

Aliansi Mahasiswa Palembang (AMP) menghadirkan pendekatan baru dengan menggelar diskusi publik bertema “Calon Pemimpin telah Menyampaikan Visi dan Misi, Saatnya Stake Holder dan Publik Menanggapi” pada Sabtu (16/11/2024) di Aula Dinas Perpustakaan Daerah Sumatera Selatan.Penanggung jawab kegiatan, Andi Wiradinata, S.Pi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa mahasiswa dan pemuda dapat memilih cara yang lebih elegan untuk menyampaikan kritik.

“Sebagai mahasiswa dan pemuda, mengkritik tidak hanya melalui demo. Melalui cara yang elegan seperti diskusi publik dengan calon-calon pemimpin, kita dapat memberikan masukan yang lebih konstruktif,” ujar Andi.

Kegiatan ini turut didukung berbagai pihak, seperti KPU Kota Palembang, Bawaslu, anggota DPD RI Sumatera Selatan dr. Ratu Tenny Leriva, M.M, dan anggota Komisi III DPRD Kota Palembang, Ruspanda Karibullah, S.T.

Koordinator kegiatan, Zulkifli Saputra Ependi, menjelaskan bahwa tujuan diskusi ini adalah untuk memberikan wawasan kepada pemuda mengenai kemampuan calon pemimpin yang akan bertarung dalam Pilkada 2024.

“Dengan kegiatan ini, kita bisa memahami kemampuan calon-calon pemimpin. Ini juga memberikan kesempatan bagi kita, generasi muda, untuk ikut menilai dan menyampaikan masukan dengan cara yang lebih santun,” ungkap Zulkifli.

Dalam sesi tanya jawab, Ketua JPPR Kota Palembang, Efran Martahan Hutapea, yang juga menjadi narasumber, menyoroti peran pemuda sebagai pemilih terbesar, namun masih jarang dilibatkan dalam proses penyelenggaraan Pilkada.

 Menurut Efran, rendahnya partisipasi pemuda sering kali disebabkan oleh minimnya rasa ingin tahu terhadap Pilkada.

Menanggapi hal tersebut, Andi menegaskan pentingnya keberanian pemuda untuk mengambil peran aktif. “Kita sebagai pemuda harus berani mengambil kesempatan. Jangan hanya menunggu, tetapi jadilah bagian dari perubahan itu sendiri,” ujarnya.

Melalui diskusi publik ini, AMP memberikan contoh nyata bahwa kritik dapat disampaikan secara elegan dan produktif, membuka ruang dialog yang sehat antara masyarakat, pemuda, dan calon pemimpin. Ini menjadi langkah awal dalam membangun budaya demokrasi yang lebih matang di kalangan generasi muda.
(Figo)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun