Mohon tunggu...
Zulkarnain Hamson
Zulkarnain Hamson Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Komunikasi

Saya adalah dosen dengan latar belakang jurnalis selama 27 tahun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perang

7 Agustus 2024   09:30 Diperbarui: 7 Agustus 2024   09:34 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

KEPUNAHAN umat manusia dicatat paling cepat dan efektif adalah terjadinya bencana alam. Namun selain itu tak kalah pentingnya adalah 'Perang' lihat saja Perang Dunia I (PD-I: 1914-1918). Sekitar 16 juta orang tewas, termasuk sekitar 9 juta tentara dan 7 juta warga sipil. Disusul Perang Dunia II (PD-II: 1939-1945). Diperkirakan 70-85 juta orang tewas, termasuk sekitar 25-30 juta tentara dan 40-55 juta warga sipil.

- - - - - - - - - - - - -

Beberapa bulan terakhir ini, Dunia menyerukan damai. Seruan yang sama pernah disampaikan  musikus John Lennon. Lima puluh dua tahun silam, tepatnya pada 11 Oktober 1971, Lennon sang musisi legendaris itu, meluncurkan lagu berjudul "Imagine". Lewat lagu itu, ia mengajak orang-orang untuk membayangkan umat manusia dapat bersatu dan hidup bersama dalam damai (tanpa perang). Lagu itu diciptakan Lennon bersama Yoko Ono istrinya sebagai spirit gerakan perdamaian dan anti perang. Nasib Lennon si pejuang kemanusiaan itu, tak beruntung, ia akhirnya meregang nyawa dibunuh pada 1980, tepat saat baru saja berusia 40 tahun. Dalam Al Qur'an "Manusia hanya menciptakan kerusakan di muka bumi", itu pasti.

Data statistik badan dunia saat ini, ada sekira 8,2 miliar manusia yang hidup di seluruh negara, dan itu pada tengah 2024. Jumlah ini diprediksi akan terus naik hingga hingga mencapai sekira 10,2 miliar pada 2080, dengan puncak populasi 10,3 miliar jiwa pada tengah 2080-an. Pertumbuhan ras manusia diikuti tumbuhnya predator (pemusnah), mungkin saja mereka bukan dari spesies manusia, hanya bentuknya saja mirip manusia (rupa tau) dalam budaya Bugis Makassar (berwajah manusia). Mengapa demikian karena mereka tidak pernah ada dalam kamus hidup Lennon dan istrinya, seakan diciptakan hanya untuk membuat kerusakan, juga menciptakan kepunahan, dan kehancuran. Jika dulu ada ratusan nyawa bisa mereka matikan, maka saat ini tentu akan ada miliaran yang bisa dalam sekejap mereka punahkan, dan itu Perang Dunia ke-III.

Perang adalah jalan, tetapi tentu saja bukanlah satu-satunya jalan, Carl von Clausewitz, dalam buku "On War" yang ditulisnya pada 1832, membahas perang sebagai kelanjutan politik dengan cara lain dan mengeksplorasi faktor-faktor penting yang dapat menyebabkan konflik (perang). Perang sebagai kelanjutan politik dengan cara lain, ujar Clausewitz, tetapi sebagian besar orang dalam dunia militer, membenarkan pernyataannya yang terkenal dengan pernyataannya bahwa "perang adalah kelanjutan dari politik dengan cara lain." Ini berarti bahwa perang bukanlah tujuan akhir, tetapi alat untuk mencapai tujuan politik. Dalam banyak berita, tombol-tombol mesin pemusnah sudah dalam posisi siap untuk diaktifkan. Ini melibatkan beberapa negara adi daya.

Trias perang juga disebutkan Clausewitz, yakni mengidentifikasi tiga elemen utama dalam perang: pemerintah, militer, dan rakyat. Ketiganya harus selaras untuk mencapai kemenangan. Akan tetapi sejalan waktu, saat konflik memuncak, tidak semua manusia memiliki prinsip-prinsip hidup sama, hal itu juga sama pada pemerintah, militer juga rakyat. Sebagian besar dari 125 negara bersikap menolak, hanya 9-25 negara di forum sidang Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) menyetujui perang sebagai jalan. Semata mengandalkan kekuatan militer dan persenjataan canggih, kumandang perang hanya akan jadi cara paling cepat melebihi bencana alam, untuk menarik keluar nyawa dari tubuh orang-orang yang masih hidup dengan harapan kedamaian.

Kita memiliki dokumen sejarah Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (1948), setumpuk dokumen penting yang diadopsi Majelis Umum PBB yang menguraikan hak-hak dasar yang seharusnya dimiliki oleh setiap individu. Ada juga dokumen Konferensi Wina tentang; Hak Asasi Manusia (1993). Sebuah konferensi internasional yang memperkuat komitmen global terhadap hak asasi manusia, di dalamnya berisi uraian detail tentang konsensus bagaimana perang itu tetap memiliki aturan. Tetapi perang Irak dan Afghanistan, konflik yang dimulai pada awal abad ke-21 melibatkan Amerika Serikat dan sekutunya melawan rezim Saddam Hussein di Irak dan kelompok Taliban di Afghanistan, lebih tepat disebutkan sebagai penindasan yang kuat pada yang lemah. Perang itu berdampak besar pada stabilitas regional dan menyebabkan krisis kemanusiaan signifikan hingga hari ini.

Adakah PBB bisa mencegahnya? Jawabannya TIDAK, hal itu memulangkan saya pada sikap kuat Presiden Soekarno, saat beliau pidato di sana, dan dengan geram mengatakan "Pindahkan kantor PBB ke Indonesia." Karena proklamator itu berfikir, semua kemunafikan Barat tidak bisa dibiarkan, apa yang mereka sebutkan sebagai pengatur dunia tidak lebih dari semangat menjajah. Kemunafikan Barat terlihat ketika mulut mereka mengatakan cinta damai dan demokrasi beradab, tetapi disisi lain mereka memakai cara bar-bar (tak beradab) menindas anak-anak dan perempuan, juga masyarakat sipil yang tak berdaya. Kini kita bisa lihat sebagian rakyatnya berdemo menolak perang, ada negara-negara Eropa yang kuat berjuang agar kekuatan senjata dan militer tidak dipakai sewenang-wenang.

Suatu ketika Albert Einstein, fisikawan terkenal yang itu mengatakan; "I know not with what weapons World War III will be fought, but World War IV will be fought with sticks and stones." Kutipan ini memberi kita gambaran kekhawatirannya bahwa nanti pada Perang Dunia Ke-III, akan sangat menghancurkan sehingga akan mengembalikan peradaban manusia ke zaman prasejarah (jaman batu). Carl Sagan, ahli astrofisika dan penulis terkenal berbicara tentang bahaya senjata nuklir dan potensi terjadinya musim dingin nuklir, yang bisa menyebabkan kehancuran global. Hampir tak ada tumbuhan yang bisa hidup, kehancuran masif akibat senjata nuklir, kimia, dan biologi, kehancuran infrastruktur, kota, dan negara bisa terjadi dalam skala yang sangat besar. Akibat langsungnya kematian jutaan orang dalam waktu sangat singkat.

Makassar, 7 Agustus 2024
Zulkarnain Hamson

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun