Berita yang diangkat kompas.com hari ini tentang kisah sepatu robek Jokowi kembali menyempurnakan ketepatan harapan massa rakyat atas keinginan untuk mendudukkan Jokowi sebagai Presiden Indonesia ketujuh. http://megapolitan.kompas.com/read/2013/09/11/1438016/Jokowi.Kenakan.Sepatu.Robek Sudah 8 tahun Jokowi menjalani hidupnya sebagai pejabat dengan penuh kesederhanaan. Sejak menjadi pejabat no 1 di Solo kemudian pejabat no 1 di DKI Jakarta Jokowi tetap sama. Dia selalu sibuk mengurus orang lain, sampai seperti lupa untuk mengurus diri sendiri. [caption id="attachment_265318" align="alignnone" width="300" caption="(foto: forumkeadilan.com)"][/caption] Jokowi pun tidur hanya 2 jam sehari, selebihnya digunakan untuk berpikir dan berbuat untuk rakyat. Seperi yang diberitakan dalam: http://megapolitan.kompas.com/read/2013/09/08/1342209/Jokowi.Ngaku.Tidur.Hanya.2.Jam.Sehari Tubuhnya yang kurus krempeng seolah mempertegas dugaan tersebut. Ya' itulah ciri manusia yang jiwanya sudah terbang dilangit. Sehingga dunia yang sifatnya materi sulit untuk menggodanya. Kemewahan materi yang menjadi penyakit akut pejabat di negeri ini tidak menimpa Jokowi.
Jokowi juga baru diganjar oleh Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) sebagai calon presiden yang paling jujur dibandingkan capres lainnya. http://nasional.inilah.com/read/detail/2027289/jokowi-capres-paling-jujur-fair-ikhlas#.UjBnSn9nbIU
Kisah Jokowi mengingatkan kita tentang kisah kesederhanaan Mahatmah Gandhi, Imam Khomeini, Mandela, Soekarno, Hatta, dll. Perjuangan serta keberpihakan mereka kepada rakyat bukan lagi pada iklan politik, bukan pada besarnya baliho, bukan pidato-pidato yang membosankan, tapi pada aksi nyata di lapangan.
Mereka semua berpolitik dengan keagungan yang tinggi, mereka tenang menghadapi resiko apapun. Mereka difitnah, mereka diserang pihak kapitalis yang angkuh, mereka ditekan oleh para politisi busuk yang terpinggirkan, mereka siap dipenjara, bahkan siap terbunuh demi mewujudkan idealitas menjadi realitas. Jokowi pun menghadapi hal yang sama, dilaporkan ke Polisi karena dianggap melanggar HAM, kemudian disalah satu account twitter (yang diduga bayaran) juga begitu bersemangat menyerang Jokowi.
Tapi rakyat sudah semakin cerdas, bahwa memang Jokowi bukan nabi yang disucikan dari dosa, tapi Jokowi harus dibandingkan dengan seluruh politisi yang ada di negeri ini.
Disaat dominan politisi negeri identik dengan kemewahan, korupsi, elitis, arogan, pendendam, takut transparan, tukang janji, emosional, pro asing, maka Jokowi hadir dengan perilaku yang sebaliknya.
Jokowipun menerima resiko laksana nabi-nabi yang dipuji seperti dewa dan juga dikutuk seperti bandit. http://www.republikmanusia.com/more.php?id=9
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H