Mohon tunggu...
Zulkarnain Wahab
Zulkarnain Wahab Mohon Tunggu... -

Saya adalah mahasiswa S1 PGSD UNS Semester 5

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gajah di Pelupuk Mata

11 November 2010   07:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:42 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang mudah bagi kita untuk menilai dan mengoreksi orang lain. Tiap jengkal kekurangan yang orang lain miliki begitu mudah kita lihat. Kekurangan orang lain seakan menjadi sebuah berita menarik untuk didengar dan akhirnya kita tak kuasa untuk menyebarkannya ke telinga lain.

Kita menganggap orang lain yang memiliki ciri fisik tak ideal , seperti misalnya : terlalu gemuk, terlalu kurus, bibirnya monyong, hidungnya pesek, kulitnya hitam dan lain sebagainya menjadi sebuah rangkaian alasan bagi kita untuk menganggap orang itu lebih rendah dari kita.

Alasan yang paling sering muncul di masyarakat adalah kelas sosial yang berbeda dan kecerdasan intelektual yang berbeda. Orang yang memiliki latar belakang sosial ekonomi kurang mampu sering menjadi objek paling awal kita rendahkan martabatnya. padahal anda dianggap kaya, karena ada yang lebih miskin , bukan begitu? Anda yang merasa cerdas biasanya akan lebih tenang jika anda memiliki banyak teman yang bodoh. Padahal perasaan itulah yang menyebabkan anda tak kunjung maju. Karena anda tak memiliki pesaing dalam kehidupan anda. saya pernah mendengar sebuah pepatah : Orang bodoh ,selalu merasa dirinya paling pintar . Maka semakin sering anda berfikir anda adalah orang paling pintar, semakin sering anda menjadi orang paling bodoh.

Namun, inti dari artikel yang saya tulis ini adalah saya ingin mengajak anda untuk belajar mengoreksi dan menilai diri sendiri sebelum menilai dan mengoreksi orang lain.

Carilah sebanyak mungkin kekurangan yang ada pada diri anda, lalu jadikan itu sebagai modal untuk belajar memperbaiki kekurangan anda.

Carilah “gajah-gajah” yang selama ini menutupi pandangan mata anda.

Belajarlah untuk memandang orang lain dari kelebihannya. Contoh dan amalkan kelebihan - kelebihan mereka agar anda dapat menjadi pribadi progresif.

Hargailah orang lain dengan setulus hati, agar mereka memiliki alasan kuat untuk menghargai anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun