Mohon tunggu...
Zuliyan M. Rizky
Zuliyan M. Rizky Mohon Tunggu... Penulis - Santri PP. Daarul Rahman, Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia.

Orang biasa yang #KebetulanMenulis. Menggeluti isu-isu Studi Agama, Hubungan Internasional, dan Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ingar Bingar Sepi Fourth of July

7 Juli 2020   07:06 Diperbarui: 7 Juli 2020   11:34 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Undangan Perayaan Fourth of July di Monumen Nasional Gunung Rushmore, South Dakota pada (3/7/2020). Sumber: twitter.com/realDonaldTrump

Memperhatikan apa yang sedang terjadi dan apa yang dilakukan Presiden Trump memang sangat kontras dan tidak selaras. Setidaknya ada tiga hal besar yang menjadi catatan sejarah Amerika Serikat di usianya ke-244 ini, yakni: Pandemi, Rasisme, & Konflik Bilateral.

Undangan Perayaan Fourth of July di Monumen Nasional Gunung Rushmore, South Dakota pada (3/7/2020). Sumber: twitter.com/realDonaldTrump
Undangan Perayaan Fourth of July di Monumen Nasional Gunung Rushmore, South Dakota pada (3/7/2020). Sumber: twitter.com/realDonaldTrump
Pandemi Covid-19 melumpuhkan Amerika. Siapa sangka virus yang berasal dari Wuhan, China akhir tahun silam ini justru berdampak besar bagi negeri Paman Sam. Tercatat sampai Sabtu (04/07) total infeksi mencapai 2,85 juta dengan angka sembuh sebesar 865 ribu dan angka kematian mencapai 132 ribu. 

Tren ini masih menunjukkan lonjakan saat kasus di beberapa negara lain perlahan menurun. Texas, Florida, dan Arizona menjelma sebagai episentrum penyebaran virus Covid-19 terbaru. Dari total infeksi 11 juta penduduk global, Amerika Serikat menjadi penyumbang angka infeksi virus Covid-19 terbesar di dunia.

Tabiat Gedung Putih serta sikap beberapa masyarakat Amerika Serikat dianggap menjadi dalang penyebab. Hal ini dibuktikan oleh fenomena dan kebijakan yang kontroversial. 

Dari respon Gedung Putih yang terlalu meremehkan penularan virus, memutuskan hubungan dengan WHO, mengusulkan cairan disinfektan sebagai obat, menghimbau angka tes Covid-19 dikurangi, tidak mematuhi protokol kesehatan, hingga tetap menggelar kegiatan dan kampanye yang melibatkan massa yang besar. 

Selain itu, aksi unjuk rasa menolak lockdown dengan dalih kebebasan justru mengancam dan menambah beban penanggulangan Covid-19 di Amerika Serikat. Atas apa yang sudah terjadi, Amerika Serikat tidak layak menjadi rujukan bagi negara-negara dunia dalam menyelesaikan pandemi Covid-19.

Warga Kulit Hitam Banyak Terpapar Covid-19 di Amerika Serikat. Sumber: bbc.com
Warga Kulit Hitam Banyak Terpapar Covid-19 di Amerika Serikat. Sumber: bbc.com
Di usia ke-244, itikad kebangsaan Amerika mendapat pukulan keras. Kematian George Floyd, warga Amerika Serikat berkulit hitam yang meninggal pada 25 Mei 2020 oleh aparat kepolisian Minneapolis, Minnesota menjadi pemantiknya. Kasus ini memicu aksi massa yang besar dengan agenda utama menolak diskriminasi antara kulit putih dan hitam di Amerika Serikat. 

Gerakan ini kemudian dikenal sebagai Blcak Lives Matter. Mobilisasi massa dimulai dari Minneapolis sehari setelah kejadian. Kemudian meluas ke Atlanta, Detroit, New York, Washington D.C, dan 140 kota lain di Amerika Serikat.

Kasus George Floyd adalah gambaran diskriminasi rasial  sistemik yang terjadi di Amerika. Tidak heran peristiwa ini mengundang perhatian besar warga dunia. 

Gelombang demonstrasi ikut bermunculan di Kanada, Inggris, Jerman, Belanda, Spanyol, Italia, Belgia, Brasil, Tunisia, Afrika Selatan, Australia, Jepang, Korea Selatan, Hongkong, dan beberapa negara lainnya. 

Amerika Serikat sebagai negara multilateral yang beraneka ragam etnis dan ras serta ramah imigran menjadi role model negara-negara dunia dalam menyikapi kemajemukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun