Mohon tunggu...
zuliman Ikhsanuddin Rudyanto
zuliman Ikhsanuddin Rudyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka berimajinasi dan menuangkannya dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Pasar Hewan Kurban Menjelang Hari Raya Idul Adha 1444 H/2023 M Provinsi Jawa Timur

10 Juni 2023   17:00 Diperbarui: 10 Juni 2023   17:05 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menjelang momen hari raya Idul Adha masyarakat mulai berburu hewan ternak seperti kambing,domba, dan sapi untuk kepentingan kurban. Fenomena ini akan berdampak pada tingginya jumlah permintaan akan hewan kurban sehingga mengakibatkan perubahan equilibrium pada pasar hewan kurban. Equilibrium pada mekanisme pasar hewan kurban dapat tercapai apabila jumlah hewan kurban yang tersedia sama dengan jumlah permintaan pada kondisi harga tertentu. Tingginya permintaan hewan kurban menjelang Idul Adha tidak diimbangi dengan tingginya penawaran hewan kurban karena ancaman wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Menurut laporan Esti Widiyana dalam portal berita detik.com 2022, menyatakan bahwa penjualan sapi di Kota Surabaya mengalami penurunan omset sebesar 50% akibat wabah PMK. Hal tersebut menjadi tantangan bagi penjual hewan kurban untuk menyeimbangkan pasar menjelang Idul Adha 2023. Mengutip dari medcom.id pada bulan Mei 2023 harga sapi di pasar hewan kandangan, Ngawi mengalami lonjakan. Sapi yang awalnya seharga Rp15 juta menjadi Rp18 juta, dan sapi dengan harga Rp22 juta menjadi Rp25 juta.

Meskipun demikian, Institut for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memproyeksikan, potensi ekonomi dari kurban di Indonesia pada 2022 mencapai Rp24,3 triliun yang berasal dari 2,17 juta orang pekurban. Proyeksi tersebut naik dari Rp22,3 triliun atas 2,11 juta orang pekurban pada tahun 2021. Ditambah lagi,  provinsi Jawa Timur memiliki potensi penyedia hewan ternak untuk kurban terbesar di Indonesia. Menurut data BPS, populasi sapi potong provinsi Jawa Timur tahun 2022 sebesar 5.070.240 ekor. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2021 sebesar 4.928.987 ekor. Selain sapi, populasi kambing di Jawa Timur juga mengalami kenaikan dari tahun 2021 sebesar 3.741.903 ekor menjadi 3.897.185 ekor pada 2022. Data tersebut diperkirakan akan meningkat pada tahun 2023 sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan equilibrium pasar hewan kurban. Berdasarkan Penelitian (Najmi, 2023) menyatakan bahwa struktur pasar hewan kurban adalah pasar oligopoli. Menurut (Jaya, 2021) pasar oligopoli dapat dibedakan menjadi dua yaitu, oligopoli longgar yang memiliki konsentrasi pasar berkisar 40-60 persen, serta oligopoli ketat yang memiliki konsentrasi pasar sebesar 60-100 persen. Pada pasar hewan kurban di Jawa Timur memiliki konsentrasi pasar sekitar 80 persen sehingga termasuk ke dalam pasar oligopoli ketat. Oleh karena itu, pada pasar hewan kurban memiliki kurva permintaan patah akibat adanya perang harga. Jika penjual satu menurunkan harga, maka penjual lain akan mengikuti, tetapi jika penjual tersebut menaikkan harga maka penjual lain tidak mengikuti kecuali kondisi tertentu.

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan analisis pasar hewan kurban khususnya di Jawa Timur untuk mengetahui ketersediaan hewan kurban menjelang hari raya Idul Adha di  tengah ancaman wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Analisis dapat berupa kebijakan pemerintah dalam mengatur kelancaran mekanisme penjualan hewan kurban, analisis jumlah hewan kurban yang disembelih dan jumlah pekurban tahun sebelumnya, serta analisis strategi antisipasi pencegahan paparan PMK pada hewan kurban. Dengan demikian umat muslim akan menjadi lebih yakin untuk berkurban tanpa khawatir kehabisan hewan kurban atau terkait wabah PMK.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, melalui portal berita liputan6.com mengungkapkan, berdasarkan data Dinas Peternakan (Disnak) Jawa Timur, total jumlah pemotongan hewan kurban mencapai 439.974 ekor pada Idul Adha 1443H/2022M. Jumlah tersebut tergolong cukup besar karena awalnya dikhawatirkan minat umat muslim akan menurun akibat wabah PMK. Namun, jumlah tersebut masih jauh dibawah total populasi hewan kurban sapi dan kambing di Jawa Timur yaitu 8.967.425 ekor. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan hewan kurban masih sangat mencukupi permintaan masyarakat Jawa Timur bahkan masyarakat di Pulau Jawa. Sebab, pada tahun 2022, kurban di Pulau jawa diproyeksikan terdiri dari 396 ribu ekor sapi-kerbau dan 936 ribu kambing-domba senilai Rp18,3 triliun. Sebagai antisipasi lonjakan permintaan hewan kurban, di Pasar Hewan Pamolokan, Kota Sumerep, Jawa Timur mulai mengalami peningkatan aktivitas jual beli menjelang Idul Adha 1444H/2023M. Aksi borong sapi kurban oleh pedagang bahkan dari luar Madura. Muhamad Soleh, salah seorang pedagang di pasar tersebut, pada portal beritasatu.com menerangkan "Ya memang sudah ramai. Mayoritas yang borong pedagang besar dari Pulau Jawa, ada dari Surabaya, Madiun, hingga Situbondo. Biasanya mereka beli 100-an ekor sapi untuk dikirim ke luar Madura," terang Muhamad Soleh, Kamis (25/5/2023). Berdasarkan fenomena pasar tersebut, harga sapi kurban di Pasar Hewan Pamolokan mulai mengalami kenaikan antara Rp500 ribu hingga Rp1,5 juta dari kisaran harga normal. Dengan demikian, tingginya permintaan hewan kurban menjelang Idul Adha berpengaruh pada kenaikan tingkat harga.

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur tidak hanya harus mempersiapkan ketersediaan hewan kurban, tetapi juga perlu mengantisipasi paparan wabah PMK agar kualitas hewan kurban dapat terjaga sesuai syariat kurban. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya telah membentuk mekanisme pengawasan lalu lintas hewan ternak menjelang Hari Raya Idul Adha. "Mendatangkan hewan harus ada surat keterangan sehat dari pejabat veteriner daerah asal," kata Kepala DKPP Surabaya Antiek Sugiharti di Surabaya, Senin (6/6/2023). Upaya yang dilakukan DKPP Surabaya adalah arahan dari Dinas Peternakan Jawa Timur. Disnak Jatim mengatur terkait persyaratan teknis lalu lintas hewan kurban dengan adanya surat rekomendasi dari daerah tujuan. Selain itu, dalam kurun waktu 14 hari sebelum dijual, hewan dipastikan sehat tanpa gejala penyakit mulut dan kuku (PMK), Lumpy Skin Disease (LSD), serta Anthrax dibuktikan dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) atau Sertifikat Veteriner dari Pemprov Jatim. Jika hewan berasal dari daerah wabah PMK, harus mendapatkan vaksin minimal dua kali beserta bukti surat keterangan vaksinasi atau sertifikat dengan barcode. Sedangkan hewan yang berasal dari daerah rentan LSD harus mendapatkan vaksinasi minimal dalam kurun 21 hari. Selain Surabaya, Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi juga mengantisipasi adanya penyakit kulit (LSD) pada ternak dengan membagikan 700 dosis vaksin. "Bila ada tanda-tanda yang mengarah ke gejala klinis mirip seperti LSD, maka peternak diharapkan segera menghubungi petugas kesehatan hewan setempat," ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi Nanang Sugianto, Selasa (30/5/2023) pada portal berita suryakabar.com. Berdasarkan upaya tersebut, adanya wabah penyakit pada hewan kurban memengaruhi kualitas ketersediaan di pasar hewan kurban.

KESIMPULAN

Hari Raya Idul Adha menjadi momen utama yang memengaruhi equilibrium mekanisme pasar hewan kurban. Hal ini karena umat muslim hendak menjalankan ibadah berkurban dengan kambing atau sapi sebagai perintah agama. Beberapa tahun terakhir, terdapat tantangan bagi penyedia hewan kurban berupa penyakit yang serius pada ternak seperti PMK dan LSD. Kondisi tersebut mengakibatkan pemerintah harus mengintervensi pasar hewan kurban agar mekanisme pasar berjalan lancar. Kebijakan Pemprov Jatim seperti pengawasan dan pengecekan persyaratan teknis bagi setiap lalu lintas perdagangan hewan kurban yang masuk maupun keluar daerah menjadi upaya preventif untuk menjamin ketersediaan hewan kurban yang berkualitas. Ketersediaan hewan kurban yang berkualitas di pasar hewan kurban. Oleh sebab itu, harga hewan kurban di pasaran mengalami kenaikan yang signifikan menjelang Idul Adha. Meskipun secara data, total populasi hewan kurban di Jawa Timur sangat memadai untuk memenuhi permintaan pekurban, tetapi dengan adanya persyaratan Pemprov Jatim membuat kualifikasi hewan ternak layak kurban menjadi lebih ketat, sehingga untuk mendapatkannya memerlukan biaya ekstra. Namun, masyarakat muslim tidak perlu khawatir untuk niat berkurban pada Idul Adha 1444H/2023M. Masyarakat hanya harus lebih cermat dalam memilih hewan kurban, mencari tempat/penjual yang tepercaya, memahami gejala penyakit PMK dan LSD pada hewan, serta memerhatikan kualifikasi hewan kurban sesuai syariat Islam.

Referensi

Jaya, Wihana, K. 2001. Ekonomi Industri; Konsep Dasar, Struktur, Prilaku Dan Kinerja Pasar, Edisi 2, BPFE. Yogyakarta.

Najmi, A. (2023). JUMLAH DAN HARGA TERNAK SAPI YANG DI JUAL DAN STRUKTUR PASAR TERNAK SAPI SEBELUM DAN MASA PANDEMI COVID-19 . REPOSITORY Universitas Jambi, 27--31 KURBAN DI KOTA JAMBI PERIODE.

https://www.google.com/amp/s/www.medcom.id/amp/eN4L4O2N-jelang-iduladha-harga-sapi-di-ngawi-naik-tajam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun