Di saat ini.
Tak ada embun menetes dari celah-celah dedaunan pagi.
Tak kala surya menyambut kabut pagi dengan hangatnya.
Kala itu aku terbangun dan mulai terjaga untuk mengingatmu,
Mengingat parasmu yang selalu dihiasi oleh lekukan senyum.Â
Mengingat senyummu yang selalu diiringi dengan tawa bahagia.
Di saat itu aku melangkah.
Menapakkan kaki menyusuri jejakmu.
Jejak langkahmu,
Kamu yang selalu luput melunturkan semua ego dan amarahku.
Dan menyemai padang gersangku dengan perumputan,Â
Menjadikannya oais ditengah gurun pasir kehidupanku.
Dan saat ini, aku telah menetapkkan hatiku.Â
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,Â
Dengan hati dan jiwaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H