Saat saya sedang asyik membaca materi untuk perkuliahan minggu depan, seorang teman saya dating tergopoh-gopoh. Dia dosen baru di kampus saya.
“Bu, saya dapat sms katanya saya terpilih untuk mengikuti seminar di Jakarta.”
“Ah, itu cuma penipu, saya sering dapat sms itu,” kata saya ringan karena saya bisa dapat sms seperti itu lebih dari satu kali dalam sebulan.
“Kalau ini sepertinya sms betulan dari Dikti bu, ini saya diberi no hp pejabat Dikti, katanya suruh telpon.”
“O gitu, telpon saja pakai telpon kantor. Nanti kalau diminta no rekening, jangan diberi. Kabarnya mereka bisa ambil uang dari rekening kita tapi saya tidak tahu bagaimana caranya.” Akhirnya saya mengiyakan saja tapi juga memberikan rambu ke teman saya itu.
Beberapa lama kemudian, teman saya kembali ke mejanya yang dekat dengan mejanya. Karena penasaran, saya tanya dia.
“Tadi jadi telpon? Bagaimana?”
“Jadi bu tapi tidak diangkat. Ya sudah, tidak apa-apa, itu hanya penipu kok.”
Modus penipuan melalui aksi sms itu sudah sering terjadi. Entah bagaimana caranya penipu itu bisa mendapatkan no hp dengan nama lengkap kami serta mereka tahu kalau kami dosen. Dan herannya lagi ada yang tahu kami di universitas mana. Saya pernah mendapat sms dari seseorang yang mengaku pejabat di universitas tempat saya bekerja. Kebetulan saya mengetahui no hpnya. Segera saya mengirim sms ke pejabat universitas tempat saya bekerja memforward sms yang baru saya terima dan menanyakan apakah informasi itu benar. Beberapa saat kemudian saya mendapatkan balasan sms dari pejabat tersebut, katanya bukan beliau yang mengirim sms itu. Satu hal yang saya heran kenapa pejabat saya itu mengirim dengan no yang berbeda. Mungkin hal ini yang dijadikan celah para penipu.
Saya sendiri, walaupun bukan siapa-siapa, setiap mengirim sms untuk urusan yang sangat penting saya selalu menggunakan no hp saya yang pasti. Rasanya tidak masalah boros sedikit asalkan penerima sms saya merasa nyaman dan yakin bahwa sms itu dari saya. Dikarenakan saya orang yang pelupa dan takut no hp saya hangus maka saya beralih ke program pascabayar. Dan ketika saya di luar negeri pun, saya aktifkan roaming internasionalnya. Sehingga ketika saya harus mengirim sms orang-orang yang tidak memiliki BB, whatsapp atau facebook, mereka tidak ragu-ragu lagi karena itu no hp yang selalu saya pakai selama ini.
Berita tentang penipuan seperti ini, bisa juga dibaca di :
atau googling dengan kata kunci Modus Penipuan Undangan Seminar DIKTI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H