Dalam menghadapi tuntutan zaman yang semakin berkembang, dunia pendidikan tidak dapat lepas dari inovasi dan pembaruan. Salah satu upaya untuk menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan masa depan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan relevan. Salah satu contoh nyata adalah penggunaan metode Case-Based Learning (CBL) dalam pembelajaran mata kuliah Biomonitoring Kualitas Lingkungan di Prodi Teknik Lingkungan, Universitas Jambi.
Mata kuliah Biomonitoring Kualitas Lingkungan di Prodi Teknik Lingkungan, Universitas Jambi, tahun 2023 diampu oleh Febri Juita Anggraini, S.T., M.T. dan Zuli Rodhiyah, S.Si., M.T dengan mahasiswa yang terdiri dari berbagai angkatan mulai dari angkatan 2019, 2020 dan 2021. Metode CBL diterapkan dengan tujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang kontekstual dan mendalam kepada mahasiswa. Dalam konteks Biomonitoring Kualitas Lingkungan, metode ini membawa mahasiswa ke dalam situasi dunia nyata, memungkinkan mereka untuk menerapkan pengetahuan teoritis mereka dalam konteks kasus konkret.
Pendekatan Konkret pada Kasus Lingkungan
Mata kuliah Biomonitoring Kualitas Lingkungan adalah bagian integral dari kurikulum untuk memahami dampak aktivitas manusia terhadap ekosistem, serta bagaimana memonitor kualitas ataupun status Kesehatan lingkungan di suatu ekosistem. Dengan mengintegrasikan metode CBL, mahasiswa tidak hanya mempelajari teori dan konsep dasar, tetapi juga menghadapi studi kasus nyata. Studi kasus ini melibatkan situasi yang nyata di mana keterlibatan mahasiswa sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah terkait biomonitoring.
Langkah-langkah ImplementasiÂ
Langkah langkah implementasi Metode CBL dalam Mata kuliah Biomonitoring Kualitas Lingkungan dimulai dari identifikasi dan penyajian kasus yang terkait dengan lingkungan, analisa dan diskusi terkait kasus yang diberikan, dan penyajian solusi. Identifikasi Kasus Dalam pembelajaran CBL merupakan langkah awal yang perlu dilakukan. Kasus ini dipilih dengan cermat untuk mencakup berbagai aspek biomonitoring, dalam hal ini mahasiswa di perkenalkan dengan sebuah kasus pencemaran ekosistem air melalui suatu video. Langkah berikutnya kemudian mehasiswa membentuk kelompok diskusi untuk mengupas permasalahan tersebut. Hal tersebut dilanjutkan dengan menentukan jenis pemantauan kualitas air yang sesuai dengan karakteristik ekosistem tersebut, mengidentifikasi spesies bioindicator yang ingin digunakan, dan mempelajari cara analisis dampak lingkungan melalui literatur-literatur.
Manfaat Metode CBL
1. Pengalaman Praktis: Mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dalam menangani masalah lingkungan yang kompleks, meningkatkan keterampilan praktis mereka.
2. Kolaborasi dan Komunikasi: Sesi diskusi kelompok memperkuat kemampuan mahasiswa dalam berkolaborasi dan berkomunikasi, keterampilan yang sangat penting dalam lingkungan kerja.
3. Pemahaman Mendalam: Integrasi teori dengan aplikasi praktis membantu mahasiswa memahami konsep biomonitoring secara mendalam.
4. Kesiapan Kerja: Mahasiswa lebih siap menghadapi tantangan di lapangan kerja karena telah terlatih untuk menghadapi situasi nyata.
Melalui penerapan metode Case-Based Learning dalam mata kuliah Biomonitoring kualitas lingkungan, lembaga pendidikan memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan keterampilan mahasiswa dan mempersiapkan mereka untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dengan terus memperbarui metode pembelajaran, pendidikan tinggi dapat terus menjadi motor penggerak inovasi dan pengetahuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H