Tak ada celah untuk bersembunyi dari bayangan.
bila malam larut, ini menjadi imajinasi panjang, entah sampai kapan.
Hati ini kosong, layu tak tersirami, apa itu mencintai dan dicintai?
Kupikir itu sebuah seremonial belaka. nyatanya tidak, ia membekas dan terukir dalam segunduk daging yang mempengaruhi hidup.
sampai kapan? Entahlah, hanya bisik bisik semilir angin yg terdengar, ku berharap tak ada lagi malam agar tak ada lagi rasa takut dan perih...
Beginikah rasa sakit mencintai? Entahlah,
Ku pikir, tak ada yg lebih sakit dari pada rindu dan mencintai tp tak bertuan.
Apa itu logika? Ia hanya tahu sebatas benar atau salah, tp ia tak tahu akan rasa.
Rasa? Iya, sebuah fenomena alami yg dialami manusia yg tak terjabah dan terurai dengan kalimat, ia hanya bisa dirasakan sedih, bahagia, perih dsb.
Padang, 6 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H