Mohon tunggu...
Zul Hendri Nov
Zul Hendri Nov Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar Menjadi Penulis

Belajar Menulis... Akun lama saya : https://www.kompasiana.com/zul_hendri_nov

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam Kelabu

6 Juni 2020   02:26 Diperbarui: 6 Juni 2020   02:40 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada celah untuk bersembunyi dari bayangan.
bila malam larut, ini menjadi imajinasi panjang, entah sampai kapan.

Hati ini kosong, layu tak tersirami, apa itu mencintai dan dicintai?
Kupikir itu sebuah seremonial belaka. nyatanya tidak, ia membekas dan terukir dalam segunduk daging yang mempengaruhi hidup.

sampai kapan? Entahlah, hanya bisik bisik semilir angin yg terdengar, ku berharap tak ada lagi malam agar tak ada lagi rasa takut dan perih...

Beginikah rasa sakit mencintai? Entahlah,

Ku pikir, tak ada yg lebih sakit dari pada rindu dan mencintai tp tak bertuan.
Apa itu logika? Ia hanya tahu sebatas benar atau salah, tp ia tak tahu akan rasa.

Rasa? Iya, sebuah fenomena alami yg dialami manusia yg tak terjabah dan terurai dengan kalimat, ia hanya bisa dirasakan sedih, bahagia, perih dsb.

Padang, 6 Juni 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun