Mohon tunggu...
ZULHENDRI
ZULHENDRI Mohon Tunggu... Guru - PNS GURU

Seorang Ayah kebanggan keluarga, Suami dari istri sholehah, Guru Agama Islam, Penceramah, Konten Kreator, Sang Pencari Ilmu yang Fakir Ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Berhenti Membaca Ya?

3 November 2022   21:17 Diperbarui: 3 November 2022   21:22 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jangan pernah bosan, ya. 

Untuk terus membaca tulisan-tulisan ini. Meski abjad yang sama kueja berkali-kali, meski kata yang sama sering aku ulang, dan meski susunan kalimat serupa selalu kubongkar pasang.

Membaca tidak hanya diterjemahkan secara harfiah, membaca tulisan. Tetapi satu yang lebih penting dari itu, membaca kehidupan.

Misalnya membaca betapa bersahajanya pedagang somay keliling itu yang menepikan dagangannya ketika azan berkumandang. 

Membasahi wajah, tangan, dan kakinya, lalu bersujud dan bersyukur kepada Tuhannya, sambil berucap betapa menenangkannya hidup ini. 

Dengan kesederhanaan dan hati lapang yang ia miliki, ia telah mencukupkan dunia dalam hatinya.

Mari beralih ke halaman lain. Membaca seseorang bermobil mewah itu yang tak pernah sekali pun memakirkan mobilnya di halaman masjid. Waktunya ia habiskan untuk pertemuan-pertemuan penting dengan mitra bisnisnya. 

Sedang mengingat Tuhan, menjadi prioritas ke sekian dalam hidupnya. Dengan ketiadaan rasa syukur dalam hatinya, dunia terasa sempit dan tak pernah memberi kata cukup.

Di halaman lain ada seseorang yang tersibukkan dengan pekerjaannya, sampai tak punya waktu untuk membersamai ayah ibunya. pun ia tak pernah merasa cukup dengan 'dunia'nya. 

Di sampingnya ada yang kerja serabutannya justru membuatnya selalu bisa membersamai ayah ibunya, dan mencukupkan dunia dalam hatinya.

Dengan membaca, kamu akan mengetahui sudut pandang orang lain dalam memandang hidup dan kehidupan. Kamu dapat mengambil sedikit makna tulisan itu, lalu mewujudkannya dalam dunia nyata.

Kumohon, Tetaplah membaca meski melelahkan.

Tetaplah membaca meski menjemukan. Tetaplah membaca meski untuk paham maknanya, harus diulang-ulang.

Meski lambat, jangan pernah berhenti, membaca.

Ya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun