Mohon tunggu...
Penggemar Rahasia
Penggemar Rahasia Mohon Tunggu... Auditor - Seorang ayah

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Roman

And The Reason Is You

4 Desember 2024   01:06 Diperbarui: 4 Desember 2024   01:29 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku harus jujur, 2 tahun lalu di gedung kampus yang mewah itu, aku menemukan percikan kecil api harapan lewat anggunnya wajahmu. Dan percikan itu selalu aku pelihara setiap waktu agar tak padam, bahkan api kecil itu aku lempari dengan dedaunan agar kian besar dari waktu ke waktu.

Percikan api yang terlempar dari senyummu saat itu secara diam aku tangkap dan pelihara sehingga besar dan menjadi modal sukma dalam meretas segala gundah, aku biarkan api itu membesar dan membakar diriku yang lemah agar bisa tumbuh kembali dan hadir sebagai orang yang lebih kuat.

Kau tau, meski tak kau sadari. Percikan kecil apu i yang kau lempar dari sapaan sederhanamu itu lah yang akhirnya membuatku melangkah dan berani menantang kesakitan luar biasa.

Aku harus jujur, sebelum api itu muncul. Tak ku miliki yang namanya keberanian, tak muncul dalam hatiku ketabahan. Aku hanya melalui hai-hari dengan kepasrahan tanpa harga diri.

Karena itu, kau adalah alasan sesungguhnya.

Kau adalah alasan yang menguatkan bibir ini untuk protes dan mempertanyakan realitas yang tak logis. Kau adalah alasan kenapa tangan ini berani mencoret kertas pembuktian sebagai langkah maju menuju masa depan.

Lewat percikan api kecil darimu itu, aku melaluinya. Aku menemukan jawaban do'a dari anggun wajah, senyum dan juga sapaanmu, yang semua itu terjadi sepintas, aku yakin kau pun sudah lupa.

Benar, kau adalah alasanku. Dan kau adalah alasan dibalik semua keberanian dan kenekatan ini. Kau tau, disaat tak sadar dan tak kau liik sedikitpun ke arahku. Kau sudah tumbuh dan menyala sejadi-jadinya di hatiku. Kau sudah membakar semua luka-luka itu, meski kau tak sadar.

Jangan bertanyan kenapa bisa? Aku tak tau pasti. Tapi aku sadar. Aku telah berubah sesaat setalah menatapmu, melihat dan mendengar suaramu. Yang kau sendiri tak sadar, namun pastinya, kau pun tak akan percaya.

Hai, wanita anggun pemilik wajah teduh, yamg sering membuat bidadari cemburu. Kau adalah alasan atas semuanya. Karena itu, terima kasih atas api yang kau lemparkan itu.

Hai, wanita pemilik wajah kemerahan saat tersenyum malu. Kau adalah alasannya. Kau, terima kasih. Izinkan aku membakar hatiku dengan api yang tak sengaja kau lemparkan, 2 tahun lalu. Kau saksikan sendiri, api itu akan menyala dan mengantarkan aku pada level hifup yang jauh lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun