Mohon tunggu...
Zulham Hidayah Pardede
Zulham Hidayah Pardede Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelancong

Fastabiqul Khoirot

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Tuhan, Jangan Biarkan Aku Tak Bersyukur

9 November 2023   14:19 Diperbarui: 9 November 2023   14:30 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Afiza Amarida Pardede binti Zulham Pardede (foto: novita sari ginting)

Anakku, namanya Afiza, gadis cantik buah cintaku. Ia sangat mirip ibunya. Senyum tipis dan kedipan matanya menjelaskan semua kecantikan ibunya turun utuh padanya.

Usianya 1 tahun lebih. Larinya kian lincah, kakinya kian kuat. Terkadang, ia sudah mulai memanjat tangga rumah hendak ke lantai 2.

Genggaman tangannya kokoh, saat ini kekuatannya itu ia pergunakan untuk mempertahankan mainannya agar tidak diambil. 

Namun di masa depan, pasti genggaman kokohnya itu akan menjadi pegangan kuat saat menuntun orang tuanya yang mulai menua dan melemah.

Teriakannya juga semakin lantang, meski belum dengan pengucapan yang benar. Tapi aku yakin teriakan itu nanti akan menjadi teriakan sayang dan manja.

Lagi, sama seperti ibunya yang punya suara tegas namun lembut terdengar di kalbu. Afiza dan mamanya, istriku benar-benar sangat mirip.

"Kita akan membesarkan Afiza bersama sampai menua" kata mama Afiza satu hari. Persis dihadapan Afiza. Yang entah bagaimana Afiza senyum dan mencium ibunya saat itu juga. Seakan dia tahu kalau kasih sayang ayah-ibunya untuk dan akan selamanya utuh bersama-sama.

Istriku, ia selalu ingin aku hadir di sampingnya setiap saat melewati momentum indah. Terutama dalam pertumbuhan Afiza. Ya meski sering aku lewatkan.

Aku, selalu berharap istriku selalu hadir di sampingku setiap saat untuk melewati lorong waktu yang indah, terutama saat Afiza mulai menunjukkan pertumbuhan yang intensif. Ya meski tak diucap dan diminta selalu ia lakukan.

.......

Tuhan, aku bersyukur atas kehidupanku yang telah Engkau atur sedemikian mungkin dan sangat detail. SentuhanMu, menuntun langkah kami menjadi keluarga bahagia adalah berkah yang tak putus-putus ku syukuri.

Tuhan, aku bersyukur. Dalam do'a pun tulisan ini dibuat. Aku sangat merasakan dekapanmu dan betapa Engkau sayang pada keluarga kami.

Tuhan, saat ini aku bahagia. Biarlah tulisan ini menjadi saksi aku bahagia. Sampai suatu saat aku telah tiada, tulisan ini menjadi saksi betapa aku sangat bersyukur dan mencintai istri dan anakku yang telah Engkau titipkan.

Tuhan, terima kasih telah memilih istri yang cantik nan anggun, tabah, penyayang dan pemilik hati yang lapang untukku.

Aku akan membalas kebaikanMu, Tuhanku. Dengan berusaha dan bersungguh untuk menjadi lebih baik. Namun Tuhanku, jangan biarkan aku tidak bersyukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun