Mohon tunggu...
Zulham Efendi
Zulham Efendi Mohon Tunggu... -

Menulislah walaupun itu hanya titik dan koma

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Izinkanlah Saya untuk Jadi Madumu Uhkti

11 Mei 2013   22:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:43 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya terlahir dari sebuah keluarga sederhana yang jauh dari perasaan cukup apatah lagi yang namanya berkelebihan,sekalipun demikian saya terlahir sebagai seorang anak perempuan yang cerdas dan berpenampilan menarik.Kondisi ekonomi keluarga ku yang jauh dari kesan cukup terkadang membuat suasana keluarga sedikit tidak bersahabat yang artinya selalu terjadi keributan kecil antara ayah dan ibu,ibu selalu menuntut uang belanja yang lebih ke pada ayah tanpa memperhatikan jenis perkerjaan apa yang ayah lakoni yang dapat memberikan uang belanja yang lebih kepada ibu,ayah bekerja secara serabutan sebagai tukang las keliling,berkeliling dari kampung ke kampung sambil menyorong gerobak  usang berisi peralatan las yang kalau saya perhatikan gerobak beserta muatannya itu sangatlah berat.

Sekalipun demikian ayak selalu terlihat sabar dan tangguh,dan jika saya di tanya siapakah super hero itu,maka saya akan manjawab dia adalah ayah ku.

Ayah selalu mengajarkan nilai-nilai yang baik kepada kami,membimbing kami ke arah agama dan norma yang baik,saya juga tidak terlalu respek dengan sikap ibu kepada ayah akan tetapi saya juga menilai sekalipun demikian sikap ibu pada ayah,pada dasarnya ibu sangat mencintai ayah.

Singkat cerita,saya tumbuh menjadi gadis yang cantik di kampung saya kalau itu,sekalipun demikian saya tidak pernah merasa kalau karunia yang Allah berikan kepada saya itu dengan wajah yang menarik sebagai alat untuk membanggakan diri kepada teman-teman saya yang lain,bimbingan ayah semasa kecil dulu untuk selalu bersikap jujur dan bersyukur dengan apa yang Allah berikan membuat saya tidak pernah merasa bangga kepada orang lain.

Adalah sebuah karunia Allah yang di berikannya kembali pada saya dengan membukakan tabir kepada saya antara yang haq dan yang bathil,dimana saya menjadi seorang akhwat (wanita muslimah dengan jilbab besar sebagai pakaiannya dan identitasnya),sejak saya duduk di kelas 2 SMU saya di perkenalkan oleh teman sekolah saya dengan satu metode pelajaran agama yang menurut saya lebih baik dari metode pejaran agama yang saya terima di sekolah,selain itu materi yang saya dapatkan benar-benar sangat berbeda sekali dengan apa yang ada di bangku sekolah,nampak pembahasannya lebih khusus dan terperinci,selain itu mereka yang mengajarkan ilmu agama tersebut juga dari kalangan yang telah mengamalkan ilmu agama dengan baik,tidak seperti guru agama saya waktu di sekolah itu,mengajarkan tentang batasan aurat wanita tapi sang guru tersebut kurudungnya cuma dililit di leher dan kepalanya,benar-benar tidak menjiwai dari apa yang di ajarkannya.

Dari tempat belajar tersebutlah saya mengetahui dunia islam dengan lebih luas,kalau islam itu sendiri begitu banyak memiliki keaneka ragaman bahkan di keaneka ragaman tersebut sering terjadi benturan-benturan ide dan paham.

Tapi apa yang saya pelajari ini,Insya Allah adalah ilmu yang baik yang sesuai dengan apa yang di tuntunkan Allah dan Rasul-nya,teman-teman bilang apa yang saya pelajari ini adalah bagian dari Ahlul Sunnah Waljamaah(bukan islam jamaah),atau biasa di sebut golongan orang-orang yang selamat,dan ada hampir seluruh indonesia ini juga seperti itu,terkecuali beberapa kelompok seperti islam jamaah itu sendiri,ahmadiyah,syiah dan aliran-aliran kebathinan lainnya.

Itulah sedikit pandangan saya mengenai agama ini dan apa yang saya pelajari.

Kembali cerita ini saya singkat,...dan akhirnya saya tumbuh menjadi seorang wanita muslimah dewasa dengan jilbab besar sebagai identitasku,dan saat itu saya juga aktif di salah satu yayasan muslim di kota saya,aktif sebagai pencari ilmu sekaligus aktif dalam kegiatan-kegiatan dakwah dan aktifitas muslimah lainnya yang kami lakukan secara bersama-sama dengan rekan-rekan akhwat lainnnya di yayasan tersebut.

Seiring waktu akhirnya tiba masa di mana saya menjadi wanita yang juga membutuhkan kasih sayang dari seorang lelaki dalam hal ini kasih sayang dari seorang suami tercinta orang-orang biasa menyebutnya dengan sebutan pubertas,saya terkadang iri dengan beberapa teman akhwat yang lebih dulu membina rumah tangga dengan ikhwan,iri dengan kebahagian dan keromantisan mereka,ah,......hati ini selalu mendesah sembari berkata kapan datang waktuku.

Perasaan alamiah seperti ini,adalah wajar dan itu terjadi kepada semua orang yang normal termasuk aku kala itu.

Sekalipun demikian saya terus bersabar sembari berdoa akan datangnya seorang ikhwan pujaan yang mau membawakan cinta untuk ku,dan di waktu tersebut saya tetap dengan aktifitas ku seperti biasa aktif di yayasan muslim tersebut sekaligus bekerja sebagai staf pengajar di sekolah yang di kelolah oleh yayasan tersebut.

Dari begitu banyak materi agama yang sering saya dengar dan saya pelajari,ada satu pelajaran agama yang saya enggan untuk mengetahuinya kalu itu,yaitu persoalan Poligami.

Materi ini seakan alergi untuk saya ketahui,ada kesan acuh di dalamnya,itu di karenakan fitrah saya sebagai wanita yang berpegang pada prinsip tidak mau di madu kalau itu,dan kala itu ada banyak juga rekan akhwat lainnya yang memiliki prinsip yang sama,bahkan ustazdah saya sendiri berprinsip sama,sekalipun demikian pada akhirnya saya tertarik untuk mempelajari materi agama ini,yang kemudian secara perlahan-lahan saya pelajari dengan banyak membeli buku-buku karangan ulama-ulama besar yang mengulas seputar materi poligami,selain itu saya juga sering aktif di setiap ta'lim yang menjadikan Poligami sebagai materi ta'limnya.

Dan pada akhirnya saya tertegun dan terpana akan begitu besarnya nikmat dan karunia yang Allah dan Rasul-nya tuntun untuk kita,selama ini saya berpikiran negatif mengenai Poligami merasa riskan dan alergi,padahal Poligami adalah bagian dari materi agama yang mau tidak mau harus juga untuk di pelajari.

Saya menemukan manfaat yang besar dan tak terhingga dari Poligami,sebuah sunnah yang terlupakan menurut saya kala itu dan itu yang menjadi keyakinan saya sampai saat ini.

Poligami adalah sunnah yang Allah karuniakan kepada kita sebagai solusi mengatasi masalah dalam urusan pernikahan dan cinta.

Gelora kewanitaan saya yang fitrah ini,terus mendesak saya untuk sesegera mungkin mengambil keputusan yang tepat demi menyelematkan iman dan diri ini,dan pada akhirnya saya membuang jauh-jauh prinsip yang selama ini saya pegang yaitu "Tidak Mau Di Madu",dan saya mengambil prinsip Poligami sebagai landasan saya dalam menjalani sebuah pernikahan dengan menimbang bahwa itu adalah sunnah yang penuh dengan kebaikan dan manfaat di dalamnya,bukan sebuah keputusan yang tidak di perhitungkan kala itu,saya menimbang dan berkonsultasi dengan beberapa teman yang juga menjadikan Poligami sebagai landasan pernikahan mereka ada banyak alasan yang di dapatkan kenapa harus menjadikan Poligami sebagai bagian landasan pernikahan salah satunya adalah karena kurangnya pertumbuhan pria yang beradab dan berakhlak mulia yang kami menyebutnya ikhwan,dan hal ini memang di buktikan dengan jumlah akhwat yang lebih banyak dari jumlah ikhwan di yayasan muslim yang saya aktif di dalamnya,kalau pun ada sangat jarang di atara mereka yang sanggup menikah tepat waktu,karena kami meyakini kalau kami hanya mau menikah dengan mereka yang beradab dan berakhlak mulia seperti mereka,walaupun mereka tidak memiliki ketampanan dan materi yang berlimpah,karena bagi kami cukuplah agama yang menjadi modal dalam berumah tangga,karena dengan agama yang baik tanggung jawab seorang suami dan istri akan dengan mudah di pahami,dan seperti itulah kami di ajarkan di yayasan muslim tempat saya menimba ilmu agama.

Dengan apa yang saya pahami mengenai sejuta manfaat dan keberkahan dari sunnah ini,maka saya beri'tizam dalam hati dan lisan ini untuk memilih Poligami sebagai landasan pernikahan ku kelak,entah saya yang di madu atau saya yang menjadi madu.

Dan saya tak ingin membuang waktu saya yang begitu berharga dengan menunggu di lamar oleh seorang ikhwan yang entah kapan itu datangnya,maka saya memilih untuk menjadi madu saja dengan menawarkan diri ini pada seorang akhwat yang baik yang merupakan sahabat saya selama ta'lim di yayasan tersebut agar ikhlas untuk menikahkan saya dengan suaminya,kenapa saya memilih dia,itu karena saya melihat dia juga paham dengan persoalan Poligami dan suaminya juga adalah seorang ikhwan yang sangat sayang pada istri dan sangat bertanggung jawab,maka suatu ketika saat waktu yang tepat itu telah tiba saya mengutarakan apa yang menjadi niat ini padanya,dan dengan suara yang sedikit di paksakan dan terbata-bata karena takut membuat sahabat saya ini  tersinggung saya mengucapkan,..ya uhkti,..."Izinkanlah Saya Untuk Jadi Madu mu,..Uhkti",sejenak wajah saya langsung terduduk malu tak berani mengangkat wajah ini di hadapan sahabat saya,dan saya dengan jelas mendengar tarikan nafas yang cukup dalam dari dia,entah dia marah,kesal atau apa,dan sekilas itu juga saya langsung berpikir dan berkata dalam hati "ada apa dengan mu Sunarti,apakah kamu mau di sebut wanita yang merebut suami orang",duh,.....terbersit penyesalan yang teramat dalam di hati ini setelah saya mengucapkan kalimat itu di depan sahabat saya,.......

Sahabat saya itu masih terdengar menarik nafas yang cukup berat,dan diantara tarikan nafas itu sahabat saya memberikan jawaban yang cukup membuat saya terkejut juga bercampur rasa haru yang teramat dalam dan saya sangat meyakini kalau jawaban tersebut adalah buah dari tarbiyah ilmu syar'i yang selama ini di pelajarinya,di yakini dan di amalkannya.

Dengan suara yang mantab dan tak terdengar lagi tarikan nafas dia tadi,juga dari intonasi nada suara sahabat saya yang cukup teratur terdengar lah jawaban dari sahabat saya ini,yang membuat saya semakin bangga dengan sahabat saya yang satu ini,beliau menjawab "Sunarti,...dengan Bismilllah,...Saya Nikahkan Ukhti Dengan Suami Saya"

Dapatkan kisah-kisah menarik lainya di Live Simple

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun